Saturday, September 7, 2013

Review Day: Sunshines Becomes You

 
Penulis: Ilana Tan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman:432 halaman
Pereview: Tuti Adhayati

Rasanya pernah ada yg meriview novel ini ya? ah tapi saya ingin saja berceloteh ria.

Saya mencoba membuat review geje di tengah mikir ingin mengajukan cerita apa ya sama bu kepsek untuk novel berantai kita, sementara cerita teman teman sudah sedemikian luar biasa kerennya.
Sudahlah ... nanti saja itu dipikirkan.


Saya akhirnya merampungkan membaca novel Sunshine Becomes You milik Ilana Tan, karena terpengaruh bahasan tentangnya minggu lalu. Dan untuk menggali, seberapa “nendang” nya sih novel ini sampai ada banyak teman yang jatuh cinta sama karya-karya wanita misterius ini.
Menurut saya novel ini lebih bagus dan lebih matang dari tetralogi musim beliau, (sebenarnya saya hanya baca 1 saja sih, enggak keempatnya. itu juga gak beres pula)

Memang jangan bicara diksi yang rumit untuk menikmati novel ini. susunan bahasanya terdiri dari bahasa ‘resmi’ yang biasa digunakan ibu dan bapak guru B. Indonesia di sekolah. mengapa saya bilang begitu? Karena penggunaan bahasanya memang benar-benar mengikuti EYD dan SPOK bahkan untuk Dialog. Barangkali ini alasan ketika ada orang bilang Ilana Tan itu karyanya santun-santun.

“Jika tanganmu sudah sembuh. Aku tidak harus menyiapkan kopi lagi, bukan?”  santun kan? Resmi maksudnya. Tapi percaya deh membacanya tidak terkesan kaku, nyaman aja. Seperti membaca novel terjemahan ...

Tentang tema/ide ... ya... sudah berapa puluh cerita yang kita baca seorang wanita yang hampir mati bertemu lelaki yang ia cinta dan ... mati. Banyak kan? Pakai banget lagi.

Sebel-sebelan – mulai suka – marahan – cinta – mati (sudah bisa diperkirakan) Hal ini yang bikin saya berhenti baca di tengah jalan, dulu.

Tetapi ternyata Ilana Tan membungkus kerangka yang ia buat itu dengan daging yang pejal dan berotot #ngawur ... daging pejal nan berotot yang saya maksud yaitu (memang korea banget sih, tapi ya sudahlah kita nikmatin aja)

Menghadirkan karakter Mia Clark penari berbakat yang harus berhenti menari karena jantungnya melemah dari ke hari, dengan gaya yang pas. Tidak terlalu melow karena akan mati, tidak juga terlalu ceria karena merasa mumpung masih hidup. Ya, gadis itu mencoba menjalani hari-harinya dengan pasrah tetapi juga berjuang untuk bertahan.

Kekutan karakter mungkin ada di Alex Hirano, pianis handal yang tangannya terluka akibat tertubruk Mia. –kejadiannya biasa bangetkan? tertubruk. #halah.- karakter Alex itu terus berkembang dari awal sampai akhir, dan ilana tan berhasil menggambarkan setiap perubahan emosi dan dialog batinnya.  Bagaimana ia awalnya sebel luar biasa sama Mia si malaikat kegelapannya, lalu beranjak simpati, iba lalu bingung bagaimana menampilkan kekhawatiran juga perasaannya. Dan bagaimana ia mencinta seseorang yang ... nyaris mati.

Ilana Tan menghadirkan adegan-adegan yang ya... romantis. Bikin ge er dan pengen melompat lagi ke masa remaja. Main piano di rumah sakit, hadiah boneka raksasa, Alex yang mendatangi Mia ketika mencoba terus menghindar. Dialog-dialog yang tepat. Yah ... yang bikin mesem mesem geje deh.
Penggambaran emosi dalam dialog, raut wajah, gestur dan hal-hal pendukung lainnya ... sejauh aku baca sih itu yang bisa kupelajari.

Novel 432 halaman ini, cukup menghibur. Selain mempelajari karya orang lain, itu juga bukan tujuan kita membaca, refreshing dan menghibur diri sendiri.

Ya paling tidak, ada yang bisa kita pelajari ... yaitu silahkan menulis mimpi dengan gaya yang berbeda. Karena ternyata mimpi masih laku dijual sodara-sodara.
Selamat bermimpi
Cheers

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung ke blog BaW. Mohon kritik dan komentar yang membangun untuk setiap postingan ;)