Monday, February 11, 2013

[Cathar] "Semoga Menang Ya"




 "SEMOGA MENANG YA"

Senang berburu lomba menulis, mulai lomba kecil-kecil sampai yang besar-besar, termasuk mengirim tulisan ke media lumayan mengasah sportifitas.

Mulanya pernah terpikir untuk tak menyebarluaskan info lomba yang saya ketahui kepada mereka yangbisa menjadi rival tapi kemudian saya mencoba melawan pikiran itu. Mencoba mengajak teman-teman lain untuk ikut lomba yang sama, dengan dalil: setiap orang punya pos rezekinya masing-masing, tak mungkin bertukar.

Wednesday, February 6, 2013

SC# 15 Karena Kalian Istimewa



Dear friends,
Aku bingung harus memuji siapa. Jika menulis nama aku takut terlihat seolah satu orang lebih baik dari lainnya. Sebab bagiku semua istimewa. Kalian semua dengan cara dan porsi masing-masing mengajariku berbagai hal. Pada saat tertentu saat aku diamuk kemarahan, ingin mengumpat, dan menumpahkan semua dalam keluhan, kalian mengajarkanku untuk menahan perasaan. Tahu kenapa? Sebab disaat yang sama aku membaca curhat yang membuatku berpikir apa yang kualami tak ada apa-apanya. Penderitaanku tak lebih buruk dari itu, jadi jika aku melontarkan keluhanku, betapa tidak pantasnya aku.

Dua, bagaimana memberi  dan menerima kritikan. Mudah saja memberi kritikan, tinggal katakan saja apa yang ada dalam kepalamu. Tetapi kritikan membangun yang tidak sekedar keras itu tidak gampang. Kau harus tahu, masing-masing orang punya karakternya sendiri. Tidak semua tahan pada kritikan, bahkan bisa langsung ambruk jika tidak bisa menahannya. Kritikan yang baik tidak hanya berisi makian, kelemahan-kelemahan, tetapi juga menunjukkan jalan.  Dan aku sendiri masih jauh dari label kritikus yang baik. Toh, kau bisa membaca komentarku yang cenderung gokil dan tidak berkelas itu.

SC# 14 Sejumput Kata untuk BaW



Jakarta sepertinya masih betah beraut wajah suram. Sama halnya dengan hari ini, saya menulis beberapa kalimat ini saat langit Jakarta mulai mendung lagi, pertanda hujan bakal turun dengan derasnya, biasanya aroma petrichor mampu membuat saya mengingat-ingat awal-awal bergabungnya saya dalam Rumah bernama BaW (Hadoohhh…Kenapa awalannya jadi serius begeneee.. heuheuheu)

            ******* (Berubahhhhhh….berhubung emak2 BaW pada heboh-heboh semua, ganti cara bertutur xixixixi..)

Okeee…Saya sadar bener, kalau masuk ke sebuah rumah, apalagi kemudian menjadi anggota keluarga dalam rumah itu paling engga saya kudu punya kunci, punya kualifikasi lah jadi anak bawang dalam rumah ini, dengan segala tingkah saya yang kadang suka pulang, atau kadang ga nongol-nongol karena seribu alesan ada hal-hal yang menarik di luar sana (hayahhhh…).

Saya cerita saja, saya punya kunci masuk ke rumah ini karena dua naskah antologi ini “Anak Nakal atau Banyak Akal dan Mertua Phobia” sempat menjadi golongan awwalul Bawers,  saya ingat bener  postingan pertama saya di sini  resensi buku tentang psikologi, saya inget bener itu judul buku The Enneagram, yang komen cuma dua orang salah satunya saya ingetnya Nyi Penengah Dewanti (hehehe..) malah pada nanya Enneagram iki opo? Nama permainan itu ya mba…oallaaahhh itu kan Egram (wkwkwkkw…sumpah sayah ngakak) setelah postingan pertama itu saya cukup lama tidak posting di sini lagi, karena memang kebanyakan di sini seneng baca buku fiksi, sementara saya lebih senang buku nonfiksi (heheheh..)

SC# 12 Tentangku dan BAW


[SURAT UNTUK BAW] 
By Nda Syahdu 

Assalamu'alaykum warahamatullahi wabarakaatuh ....

Alhamdulillah saya bisa menulis note disini yang artinya saya masih berada di dalam Rumah BAW yang penuh pelangi dan cinta (seperti judul surat mba Binta). Disini juga saya ingin memohon maaf karena rasanya intensitas saya mengunjungi BAW mulai berkurang sejak Juli lalu. Alasannya, klasik lah ..

Saya merasa beruntung bisa masuk ke dalam rumah yang ternyata berisi banyak penulis produktif, penulis yang mengusung idealisme dan yang terutama para penulis yang baik-baik :) Saya merasa beruntung pada saat mba Leyla menawarkan di grup sebelah, saya termasuk yang menaruh komen di awal. Sehingga saya boleh merasa bangga juga karena termasuk murid yang masuk sejak awal sekolah ini dibuka.

SC# 11 Semoga Semakin ke Hati

 [Surat Untuk Sahabat BAW]

Dear keluarga besar BAW yang saya kagumi, 

Assalaamu’alaykum…            
Lama sekali rasanya tidak pernah menulis surat yang panjang, mungkin hampir tiga tahunan, padahal dulu ngakunya hobi surat-menyurat.Apa kabar kawan-kawan?  
          
Setelah membaca banyak sekali surat cinta untuk BAW, saya merasa semakin dekat dengan keluarga ini. Mempunyai satu komunitas dan keluarga besar yang isinya para pecinta sastra tentunya seperti memiliki dunia sendiri. Dunia di mana hanya ada orang-orang yang cerdas, aktif dan selalu bersemangat, seakan memecut passion saya selama ini yang suka malas dan mengulur waktu. Apalagi setiap melihat kawan-kawan melahirkan buku baru dan menang dalam berbagai lomba, rasanya seperti didorong-dorong juga untuk kecemplung dan berkarya lebih wow lagi.