#1 MATERI DIARY DAY (14 APRIL 2014)
MENULIS
KISAH INSPIRATIF YANG MENGINSPIRASI
By : Elita Duatnofa
Permisi,
kali ini saya kebagian memberikan materi tentang menulis kisah inspiratif,
tentunya tanpa bermaksud mendaulat diri saya lebih tahu dari teman-teman yang
ada di sini. ^^
Menulis
kisah inspiratif itu memang gampang-gampang susah ya, awalnya kita pikir
gampang karena toh kisah yang diambil juga berdasarkan kisah nyata baik kisah
sendiri maupun kisah orang lain yang kita tulis. Tidak harus mengarang dan
menyambung-nyambungkan konflik demi konflik sebagaimana yang biasa dilakukan
saat menulis karya fiksi. Tapi kenyataannya banyak kisah inspiratif yang kita
duga sudah bagus dan sesuai, ternyata gagal lolos audisi, atau tak memenuhi
selera media dan penerbit, kalaupun kemudian lolos audisi dan dibukukan
ternyata tak cukup menyentuh sehingga tak memberi kesan yang lama pada pembaca.
Jadi, bagaimana sih caranya menulis kisah inspiratif yang baik dan berkesan?
1. Tentukan
pesan apa yang ingin disampaikan
Sebelum menulis, pastikan kita sudah tahu pesan atau
amanat yang ingin kita sampaikan pada pembaca. Setiap kisah inspiratif
bertujuan untuk berbagi kekuatan dan hikmah, nah tentukanlah hikmah seperti apa
yang ingin kita ungkapkan. Misalnya hikmah dibalik kesulitan, hikmah setelah
putus cinta, atau hikmah dari penyakit yang diderita. Dari beberapa jenis
hikmah yang saya sebutkan tadi juga masih bisa diruncingkan lagi, misalnya
hikmah setelah putus cinta ya, nah dari putus cinta itu apakah hikmahnya adalah
menjadi lebih dekat dengan keluarga, bisa mengenali siapa saja orang yang tulus
dan peduli, atau mungkin putus cinta sebagai titik balik untuk menggapai
prestasi, dan lain sebagainya.
Menentukan pesan sebelum menulis akan memperkuat
kisah tersebut, dan jalan cerita tidak akan melenceng kemana-mana.
2. Gunakan
bahasa yang ringan dan mengalir
Menulis kisah inspiratif tidak sama dengan kita
menulis karya sastra yang bisa menggunakan bahasa-bahasa “tingkat dewa”.
Usahakan bahasanya sederhana, namun tetap bisa menyentuh. Hal ini dilakukan
agar kisah inspiratif yang kita tulis berhasil pada tujuannya, yaitu berbagi
hikmah dan kekuatan. Usahakan penuturan kita juga mudah dicerna pembaca, namun
hindari penuturan yang bertele-tele.
3. Libatkan
emosi secukupnya
Kisah inspiratif yang terlalu melibatkan emosi
biasanya jadi terkesan seperti curhatan saja dan terlalu subyektif. Sementara
kisah yang tak melibatkan emosi sama sekali juga jadi datar dan gagal menyentuh
hati pembaca.
Perlu saya ulangi lagi, bahwa tujuan dari kisah
inspiratif adalah berbagi kekuatan dan hikmah, intinya ya kisah harus bisa
menginspirasi pembaca. Sekarang coba kita ingat lagi kisah inspiratif yang
pernah kita baca, manakah yang berhasil meninggalkan “bekas”? yang menyentuh,
atau yang datar? Coba ingat kembali memoar-memoar inspiratif yang beredar di toko
buku, apakah memoar itu hanya menyajikan data semata tanpa adanya unsur
perasaan di dalamnya? Ini sama seperti saat kita mendengarkan cerita dari
seorang teman, teman yang bercerita dengan kelewat emosional akan terdengar
seperti merengek dan mengeluh, sementara teman yang bercerita tanpa emosi
membuat kita sulit untuk berempati kepadanya. Jadi, lakukanlah seperlunya.
4. Gunakan
“aku”
Ini bukan berarti menggunakan kata “saya” menjadi
haram hukumnya. Tapi penggunaan kata “aku” cenderung lebih enak dan akrab untuk
dibaca. Beberapa kisah inspiratif yang terdapat dalam buku saya misalnya,
awalnya menggunakan “saya”, tapi kemudian editor meminta untuk menggantinya
dengan kata “aku”.
Demikianlah
empat hal yang perlu diperhatikan dalam menulis kisah inspiratif, semoga bisa
bermanfaat. Untuk melengkapi materi ini, saya lampirkan juga salah satu kisah
inspiratif yang menjadi salah satu kisah di dalam buku saya yang berjudul “Move
On! Sebab Kecewa Berarti Kalah”. Sebagai catatan, buku Move On ini adalah buku
motivasi dengan tema mengubah luka menjadi prestasi, terdapat 8 kisah nyata
dari 8 perempuan yang berbeda, yang berhasil mencuat prestasinya justru setelah
mengalami kecewa.
T : Mbak, tanya ya, jika menulis kisah inspiratif tentang orang tapi orang
tersebut sudah meninggal, apakah harus izin pada pihak tertentu?
J
: ya tergantung.
Kalau semua tokoh dituliskan dengan nama asli, saya rasa meminta izin
diperlukan, apalagi kalau tokohnya itu sudah dikenal banyak orang. Tapi saya
rasa untuk hal ini arul lebih paham dari saya
T
: kisah
inspiratif lebih bagus dengan percakapan di dalamnya atau gak pake'? kayak di
atas itu mbak....lebih efektif yang mana ya mbak ?? terima kasih
J : tergantung kebutuhan, tapi kalau pun ada percakapan
diusahakan tidak terlalu banyak supaya tidak mirip cerpen. Soal mana yang lebih
efektif, tidak ditentukan dari adanya percakapan atau tidak, tapi pesan dan
kekuatan yang bisa ditangkap. Percakapan biasanya diperlukan untuk menghindari
kebosanan pembaca.
T
: Ada batasan tdk hrs brp karakter dlm menulis kisah inspiratif?
J
: kisah inspiratif biasanya berkisar 3-8 halaman, atau setara dengan
900-2400 kata. Tergantung medianya, atau kalau dikirim ke penerbit ya
tergantung kebutuhan penerbitnya. Untuk audisi antologi kisah inspiratif
biasanya kan sudah ditentukan berapa halaman yang mereka butuhkan untuk setiap
kisah.
T : Ada beberapa editor menyarankan menyelipkan dialog dalam naskah, agar tak membosankan. Berapa byk dialog dibutuhkan? Apa bisa menggunakan patokan cerpen fiksi?
Bagaimana membedakan kisah inspiratif, dengan kisah travelling yg jg menginspirasi? Atau travelling menginspirasi masuk
dlm kisah Inspiratif juga?
Terima ksh atas sharingnya....
J
: waaah ini ikan paus nanya sama ikan teri, xixixi. Jadi malu saya
jawabnya. Sepengetahuan saya, penggunaan dialog dalam kisah inspiratif tidak
terlalu banyak, karena jumlah halaman yang biasa jadi patokannya juga terbatas.
Kalau percakapannya diakumulasi, tidak lebih dari 1 halaman. kecuali untuk
kisah inspiratif yang panjang sampai jadi 1 buku.
Pada dasarnya semua kisah nyata yang menginspirasi itu adalah kisah inspiratif, baik itu travelling maupun kejadian sehari-hari. Buku travelling biasa dengan travelling inspiratif tentu bisa dibedakan, buku travelling biasa hanya meyajikan informasi-informasi yang diperlukan untuk melakukan travelling, seperti transportasinya, penginapan, rute, restoran, dan budget. Sementara kisah travelling inspiratif memiliki kelebihan, tak hanya menyajikan info tapi juga nilai-nilai lain yang ingin disampaikan, apakah itu budaya yang menakjubkan, atau bisa juga intisari yang bisa didapat dari sebuah perjalanan.
Pada dasarnya semua kisah nyata yang menginspirasi itu adalah kisah inspiratif, baik itu travelling maupun kejadian sehari-hari. Buku travelling biasa dengan travelling inspiratif tentu bisa dibedakan, buku travelling biasa hanya meyajikan informasi-informasi yang diperlukan untuk melakukan travelling, seperti transportasinya, penginapan, rute, restoran, dan budget. Sementara kisah travelling inspiratif memiliki kelebihan, tak hanya menyajikan info tapi juga nilai-nilai lain yang ingin disampaikan, apakah itu budaya yang menakjubkan, atau bisa juga intisari yang bisa didapat dari sebuah perjalanan.
T : Mba, bagaimana caranya agar
kisah inspiratif yg menyangkut pengalaman pribadi tidak membuat marah orang-orang yg disebut dalam kisah tersebut?
J : caranya, jangan gunakan nama asli orang-orang
yang bersangkutan.
T
: Biasanya jenis kisah inspiratif seperti apa yang
bisa tembus media? apakah label 'true story' bisa berpengaruh pada kelayakan
terbit sebuah kisah?
J
: Yang disebut kisah inspiratif biasanya memang
berdasarkan true story mbak. Biasanya
juga audisi-audisi antologi kisah inspiratif itu memiliki salah satu syarat
seperti ini: “kisah harus berdasarkan kisah nyata, boleh pengalaman pribadi
atau orang lain.”
Walaupun begitu, embel-embel inspiratif tidak serta-merta hanya jadi hak milik true story, karena novel pun ada yang disebut novel inspiratif. Tapi gaya penulisan kisah inspiratif dengan fiksi (novel/cerpen) yang menginspirasi tentu berbeda. Misalnya, kisah inspiratif tidak memerlukan detail setting, sementara kisah fiktif sangat memerlukannya.
Walaupun begitu, embel-embel inspiratif tidak serta-merta hanya jadi hak milik true story, karena novel pun ada yang disebut novel inspiratif. Tapi gaya penulisan kisah inspiratif dengan fiksi (novel/cerpen) yang menginspirasi tentu berbeda. Misalnya, kisah inspiratif tidak memerlukan detail setting, sementara kisah fiktif sangat memerlukannya.
T : Aku sering menemukan ide menulis kalau di
kamar mandi. Tapi, waktu udah di depan laptop, aku bingung mau nulis darimana.
Bagaimana caranya untuk mengatasi masalah tersebut?
J : Cara yang pertama: perkuat keinginan. Kedua: menulis saja, tidak usah pikir
menulis dari mana. Bisa ala biasa. Nanti lama-lama tahu sendiri bagian mana
perlu ditambah atau dikurangi. Sebagai info, beberapa senior yang saya kenal
bahkan menulis dari tengah, baru awalnya ditulis, kemudian akhir. Kalau saya
sendiri, menulis dari apa yang saya pikirkan saat itu, atau kalimat yang muncul
di benak pada saat itu juga. Tulis saja, nanti akan mengalir sendiri.
Profil Penulis :
Elita Duatnofa. Lahir di Depok, 23 Nov 1982. Beberapa
karyanya antara lain novel Love Asset (WSC, 2011), buku motivasi Ketika Cinta
Harus Pegi (Elexmedia, 2013), dan buku Kusebut Namamu dalam Ijab Kabul
(Elexmedia, 2013). Saat ini, ia mengasuh rubrik Renungan di Samara E-Magazine,
dan aktif di grup menulis Rumah Pena.
kereeen ^___^
ReplyDeleteMantapp, pelajaran hari ini buat penulis pemula..
ReplyDeleteWah terimakasih,,, sangat bermanfaat untuk saya yang ingin belajar menulis
ReplyDeleteSuubhanallaahh...moga berkah Ilmunya...and yang membaca bisa secepatnya take action...aamiin
ReplyDeleteBermanfaat sekali tulisannya.. sangat membantu.. terima kasih
ReplyDeletecara menjadi dosen
dosen yang menginspirasi
jual sepatu safety surabaya
tempat pembuatan website di medan
izn copas
ReplyDeleteThx ya sdh share
ReplyDeletemenulis kisah pakai referensi atau tidak??
ReplyDeleteTerang sekali penjelasannya Mb,terimakasih :)
ReplyDeleteAlhamdullilah illmunya bs sy jdkn pljaran.... tks mbak
ReplyDeletemantap
ReplyDeleteThanks for the information, please visit:
ReplyDelete