Wednesday, April 16, 2014

MENULIS KISAH INSPIRATIF YANG MENGINSPIRASI

#1 MATERI DIARY DAY (14 APRIL 2014)
MENULIS KISAH INSPIRATIF YANG MENGINSPIRASI
By : Elita Duatnofa

Permisi, kali ini saya kebagian memberikan materi tentang menulis kisah inspiratif, tentunya tanpa bermaksud mendaulat diri saya lebih tahu dari teman-teman yang ada di sini. ^^

Menulis kisah inspiratif itu memang gampang-gampang susah ya, awalnya kita pikir gampang karena toh kisah yang diambil juga berdasarkan kisah nyata baik kisah sendiri maupun kisah orang lain yang kita tulis. Tidak harus mengarang dan menyambung-nyambungkan konflik demi konflik sebagaimana yang biasa dilakukan saat menulis karya fiksi. Tapi kenyataannya banyak kisah inspiratif yang kita duga sudah bagus dan sesuai, ternyata gagal lolos audisi, atau tak memenuhi selera media dan penerbit, kalaupun kemudian lolos audisi dan dibukukan ternyata tak cukup menyentuh sehingga tak memberi kesan yang lama pada pembaca. Jadi, bagaimana sih caranya menulis kisah inspiratif yang baik dan berkesan?

1.      Tentukan pesan apa yang ingin disampaikan

Sebelum menulis, pastikan kita sudah tahu pesan atau amanat yang ingin kita sampaikan pada pembaca. Setiap kisah inspiratif bertujuan untuk berbagi kekuatan dan hikmah, nah tentukanlah hikmah seperti apa yang ingin kita ungkapkan. Misalnya hikmah dibalik kesulitan, hikmah setelah putus cinta, atau hikmah dari penyakit yang diderita. Dari beberapa jenis hikmah yang saya sebutkan tadi juga masih bisa diruncingkan lagi, misalnya hikmah setelah putus cinta ya, nah dari putus cinta itu apakah hikmahnya adalah menjadi lebih dekat dengan keluarga, bisa mengenali siapa saja orang yang tulus dan peduli, atau mungkin putus cinta sebagai titik balik untuk menggapai prestasi, dan lain sebagainya.


Menentukan pesan sebelum menulis akan memperkuat kisah tersebut, dan jalan cerita tidak akan melenceng kemana-mana.

2.      Gunakan bahasa yang ringan dan mengalir

Menulis kisah inspiratif tidak sama dengan kita menulis karya sastra yang bisa menggunakan bahasa-bahasa “tingkat dewa”. Usahakan bahasanya sederhana, namun tetap bisa menyentuh. Hal ini dilakukan agar kisah inspiratif yang kita tulis berhasil pada tujuannya, yaitu berbagi hikmah dan kekuatan. Usahakan penuturan kita juga mudah dicerna pembaca, namun hindari penuturan yang bertele-tele.   

3.      Libatkan emosi secukupnya

Kisah inspiratif yang terlalu melibatkan emosi biasanya jadi terkesan seperti curhatan saja dan terlalu subyektif. Sementara kisah yang tak melibatkan emosi sama sekali juga jadi datar dan gagal menyentuh hati pembaca.

Perlu saya ulangi lagi, bahwa tujuan dari kisah inspiratif adalah berbagi kekuatan dan hikmah, intinya ya kisah harus bisa menginspirasi pembaca. Sekarang coba kita ingat lagi kisah inspiratif yang pernah kita baca, manakah yang berhasil meninggalkan “bekas”? yang menyentuh, atau yang datar? Coba ingat kembali memoar-memoar inspiratif yang beredar di toko buku, apakah memoar itu hanya menyajikan data semata tanpa adanya unsur perasaan di dalamnya? Ini sama seperti saat kita mendengarkan cerita dari seorang teman, teman yang bercerita dengan kelewat emosional akan terdengar seperti merengek dan mengeluh, sementara teman yang bercerita tanpa emosi membuat kita sulit untuk berempati kepadanya. Jadi, lakukanlah seperlunya.

4.      Gunakan “aku”

Ini bukan berarti menggunakan kata “saya” menjadi haram hukumnya. Tapi penggunaan kata “aku” cenderung lebih enak dan akrab untuk dibaca. Beberapa kisah inspiratif yang terdapat dalam buku saya misalnya, awalnya menggunakan “saya”, tapi kemudian editor meminta untuk menggantinya dengan kata “aku”.

Demikianlah empat hal yang perlu diperhatikan dalam menulis kisah inspiratif, semoga bisa bermanfaat. Untuk melengkapi materi ini, saya lampirkan juga salah satu kisah inspiratif yang menjadi salah satu kisah di dalam buku saya yang berjudul “Move On! Sebab Kecewa Berarti Kalah”. Sebagai catatan, buku Move On ini adalah buku motivasi dengan tema mengubah luka menjadi prestasi, terdapat 8 kisah nyata dari 8 perempuan yang berbeda, yang berhasil mencuat prestasinya justru setelah mengalami kecewa.

T : Mbak, tanya ya, jika menulis kisah inspiratif tentang orang tapi orang tersebut sudah meninggal, apakah harus izin pada pihak tertentu?
J :  ya tergantung. Kalau semua tokoh dituliskan dengan nama asli, saya rasa meminta izin diperlukan, apalagi kalau tokohnya itu sudah dikenal banyak orang. Tapi saya rasa untuk hal ini arul lebih paham dari saya

T :  kisah inspiratif lebih bagus dengan percakapan di dalamnya atau gak pake'? kayak di atas itu mbak....lebih efektif yang mana ya mbak ?? terima kasih
J :  tergantung kebutuhan, tapi kalau pun ada percakapan diusahakan tidak terlalu banyak supaya tidak mirip cerpen. Soal mana yang lebih efektif, tidak ditentukan dari adanya percakapan atau tidak, tapi pesan dan kekuatan yang bisa ditangkap. Percakapan biasanya diperlukan untuk menghindari kebosanan pembaca.

T  : Ada batasan tdk hrs brp karakter dlm menulis kisah inspiratif?
J  : kisah inspiratif biasanya berkisar 3-8 halaman, atau setara dengan 900-2400 kata. Tergantung medianya, atau kalau dikirim ke penerbit ya tergantung kebutuhan penerbitnya. Untuk audisi antologi kisah inspiratif biasanya kan sudah ditentukan berapa halaman yang mereka butuhkan untuk setiap kisah.

T : Ada beberapa editor menyarankan menyelipkan dialog dalam naskah, agar tak membosankan. Berapa byk dialog dibutuhkan? Apa bisa menggunakan patokan cerpen fiksi?
Bagaimana membedakan kisah inspiratif, dengan kisah travelling yg jg menginspirasi? Atau travelling menginspirasi masuk dlm kisah Inspiratif juga?
Terima ksh atas sharingnya....
J  : waaah ini ikan paus nanya sama ikan teri, xixixi. Jadi malu saya jawabnya. Sepengetahuan saya, penggunaan dialog dalam kisah inspiratif tidak terlalu banyak, karena jumlah halaman yang biasa jadi patokannya juga terbatas. Kalau percakapannya diakumulasi, tidak lebih dari 1 halaman. kecuali untuk kisah inspiratif yang panjang sampai jadi 1 buku.
Pada dasarnya semua kisah nyata yang menginspirasi itu adalah kisah inspiratif, baik itu travelling maupun kejadian sehari-hari. Buku travelling biasa dengan travelling inspiratif tentu bisa dibedakan, buku travelling biasa hanya meyajikan informasi-informasi yang diperlukan untuk melakukan travelling, seperti transportasinya, penginapan, rute, restoran, dan budget. Sementara kisah travelling inspiratif memiliki kelebihan, tak hanya menyajikan info tapi juga nilai-nilai lain yang ingin disampaikan, apakah itu budaya yang menakjubkan, atau bisa juga intisari yang bisa didapat dari sebuah perjalanan.

T : Mba, bagaimana caranya agar kisah inspiratif yg menyangkut pengalaman pribadi tidak membuat marah orang-orang yg disebut dalam kisah tersebut?
J :  caranya, jangan gunakan nama asli orang-orang yang bersangkutan.

T  : Biasanya jenis kisah inspiratif seperti apa yang bisa tembus media? apakah label 'true story' bisa berpengaruh pada kelayakan terbit sebuah kisah?
J  :  Yang disebut kisah inspiratif biasanya memang berdasarkan true story mbak. Biasanya juga audisi-audisi antologi kisah inspiratif itu memiliki salah satu syarat seperti ini: “kisah harus berdasarkan kisah nyata, boleh pengalaman pribadi atau orang lain.”
Walaupun begitu, embel-embel inspiratif tidak serta-merta hanya jadi hak milik true story, karena novel pun ada yang disebut novel inspiratif. Tapi gaya penulisan kisah inspiratif dengan fiksi (novel/cerpen) yang menginspirasi tentu berbeda. Misalnya, kisah inspiratif tidak memerlukan detail setting, sementara kisah fiktif sangat memerlukannya.

T :  Aku sering menemukan ide menulis kalau di kamar mandi. Tapi, waktu udah di depan laptop, aku bingung mau nulis darimana. Bagaimana caranya untuk mengatasi masalah tersebut?
J : Cara yang pertama: perkuat keinginan. Kedua: menulis saja, tidak usah pikir menulis dari mana. Bisa ala biasa. Nanti lama-lama tahu sendiri bagian mana perlu ditambah atau dikurangi. Sebagai info, beberapa senior yang saya kenal bahkan menulis dari tengah, baru awalnya ditulis, kemudian akhir. Kalau saya sendiri, menulis dari apa yang saya pikirkan saat itu, atau kalimat yang muncul di benak pada saat itu juga. Tulis saja, nanti akan mengalir sendiri.


Profil Penulis :
Elita Duatnofa. Lahir di Depok, 23 Nov 1982. Beberapa karyanya antara lain novel Love Asset (WSC, 2011), buku motivasi Ketika Cinta Harus Pegi (Elexmedia, 2013), dan buku Kusebut Namamu dalam Ijab Kabul (Elexmedia, 2013). Saat ini, ia mengasuh rubrik Renungan di Samara E-Magazine, dan aktif di grup menulis Rumah Pena. 

12 comments:

Terima kasih telah berkunjung ke blog BaW. Mohon kritik dan komentar yang membangun untuk setiap postingan ;)