By Mugniar
"SEMOGA
MENANG YA"
Senang
berburu lomba menulis, mulai lomba kecil-kecil sampai yang besar-besar,
termasuk mengirim tulisan ke media lumayan mengasah sportifitas.
Mulanya
pernah terpikir untuk tak menyebarluaskan info lomba yang saya ketahui kepada
mereka yangbisa menjadi rival tapi kemudian saya mencoba melawan pikiran itu.
Mencoba mengajak teman-teman lain untuk ikut lomba yang sama, dengan dalil: setiap
orang punya pos rezekinya masing-masing, tak mungkin bertukar.
Malah seru
kalau makin banyak yang ikut, tingkat persaingan tentu makin ketat. Kalau
menang, merupakan pencapaian yang cukup luar biasa karena sudah melalui
kompetisi yang bukan ala kadarnya. Hal ini tentunya bisa mengasah mental
menjadi mental petarung tangguh.
Butuhkah
mental seperti itu? Ya butuh, karena hidup ini kan perjuangan yang penuh
pertarungan. Yang tidak tangguh pasti akan tumbang dan tergilas.
Saya
mengamati, teman-teman penulis ataupun blogger, saling mengucapkan, “Semoga
menang ya” atau “Sukses ya”, ketika mengomentari tulisan yang sedang diikutkan
lomba. Mendo’akan penulisnya padahal ia pun peserta dalam lomba yang sama.
Mulanya terasa agak janggal mencoba menuliskan komentar seperti itu. “Lha pinginnya
diri sendiri yang menang, ini mendo’akan lawan?” pikir saya.
Tapi saya
coba juga menuliskan pesan seperti itu ketika berkomentar di bawah tulisan
“lawan main” saya, soalnya kelihatan elegan dan berjiwa satria. Satu, dua, tiga
kali masih terasa aneh. Tapi makin lama rasanya makin ringan. Sekadar
basa-basi? Mungkin saja. Tapi pada akhirnya saya bisa merasa tulus
mengucapkannya kepada mereka yang memang karyanya bagus.
Lama-kelamaan
tak ada masalah. Kalimat ini ternyata secara pelan-pelan mengajarkan saya untuk
bersikap sportif dan lebih menerima hasil pengumuman lomba di kemudian hari.
Setelah banyak lomba saya ikuti (puluhan, lebih banyak yang kalah), pada
akhirnya saya bisa ikut senang ketika membaca pengumuman lomba, ada nama
orang-orang yang saya kenal (meski kenalnya hanya di dunia maya) di situ.
Ini juga
membuat saya tidak down jika mendapati nama saya tak ada
di pengumuman pemenang. Lantas tetap mencoba mengikuti lomba-lomba lainnya
lagi. “Masih ada ‘kereta’ yang akan lewat,” bisik saya menghibur diri sendiri.
Ya, akan ada lagi info lomba-lomba berikut. Karena kelihatannya lomba menulis
masih akan selalu ada, setidaknya untuk saat-saat ini.
Buat saya
yang masih pemula ini (lha, saya aktif menulis di usia yang tidak muda lagi, baru
dalam dua tahun ini), mengikuti banyak lomba perlu untuk memantapkan gaya
menulis saya. Juga untuk melatih kemampuan menulis. Ada yang bilang
berburu lomba bisa mengaburkan karakter tulisan. Tidak bagi saya, justru
sebaliknya. Sebagaimana ksatria yang harus menjaga pedangnya agar tetap tajam,
saya harus menjaga jemari dan otak saya agar tetap bisa sinkron menulis ide-ide
yang terlintas di benak. Dan mengikuti banyak lomba adalah salah satu caranya
selain konsisten ngeblog.
Ini
pembelajaran saya selama berburu lomba menulis, Kawan. Bagaimana denganmu?
Makassar, 5
Februari 2013
Mbak An, mohon dilink ke blog saya dong nama saya. Oya, tolong pakai nama "Mugniar" saja.
ReplyDeleteTrus yang: "Ikut sharing ya, meski bukan giliran tugas saya ^__^", tidak usah ditampilkan :)
Maaf merepotkan :)
Makasih mbak An :)
Deleterezeki ce tidak mungkin tertukar but if nothing usaha apakah berpeluang mendapatkanya susah kan
ReplyDeleteRezeki tak mungkin tertukar. Yup, benar sekali :)
DeleteBener banget Bunda, setuju, awal ikutan kontes berasa begitu kok, pengen yg lain gak tahu..jadi gak nambah saingan..tapi lama2 berubah...mungkin proses ya Bun...untuk memahami bahwa 'rejeki tidak akan tertukar'
ReplyDeleteSalam saya :)
Iya mbak. Rejeki tak bakal tertukar :)
DeleteMakasih mbak Esti
sukses terus yaaa :D
ReplyDeletepernah baca ini d blognya mb mugniar :D
ReplyDeleteRejeki sdh di bagi
bener bener bener.. sportif juga ya mbak.. :D
ReplyDeletesetujuu banget mbaakk..
ReplyDeletetapi aq belum pernah bilang ke saingan "Semoga menang ya"..
kayaknya perlu dicoba nihh..
:D
insyaAllah saya percaya, setiap ornag punya pos rezekinya masing-masing... amiiin... O:)
ReplyDeleteKalau aku sih sudah terbiasa menulis "semoga menang" atau "goodluck" atau "Semoga beruntung" para sesama peserta menulis... Karena senang aja sih mengetahui tulisan para peserta lomba lainnya juga bagus2...
ReplyDeleteKalaupun aku kalah, ya sudah diterima saja... berarti tulisanku belum layak utk menang dan itu sudah kejadian beberapa kali hehehe... Yang penting aku tetap semangat nulis dan ikut beberapa kontes menulis :)
waaah ^^ bagus sekali! saya setuju :) dulu jg pernah seperti itu, masa mendoakan org lain wong pengennya jadi pemenang >.<
ReplyDeleteternyata mendoakan org lain sm dengan mendoakan diri sendiri ^^