Monday, February 11, 2013

[Cathar] "Semoga Menang Ya"




 "SEMOGA MENANG YA"

Senang berburu lomba menulis, mulai lomba kecil-kecil sampai yang besar-besar, termasuk mengirim tulisan ke media lumayan mengasah sportifitas.

Mulanya pernah terpikir untuk tak menyebarluaskan info lomba yang saya ketahui kepada mereka yangbisa menjadi rival tapi kemudian saya mencoba melawan pikiran itu. Mencoba mengajak teman-teman lain untuk ikut lomba yang sama, dengan dalil: setiap orang punya pos rezekinya masing-masing, tak mungkin bertukar.


Malah seru kalau makin banyak yang ikut, tingkat persaingan tentu makin ketat. Kalau menang, merupakan pencapaian yang cukup luar biasa karena sudah melalui kompetisi yang bukan ala kadarnya. Hal ini tentunya bisa mengasah mental menjadi mental petarung tangguh.

Butuhkah mental seperti itu? Ya butuh, karena hidup ini kan perjuangan yang penuh pertarungan. Yang tidak tangguh pasti akan tumbang dan tergilas.

Saya mengamati, teman-teman penulis ataupun blogger, saling mengucapkan, “Semoga menang ya” atau “Sukses ya”, ketika mengomentari tulisan yang sedang diikutkan lomba. Mendo’akan penulisnya padahal ia pun peserta dalam lomba yang sama. Mulanya terasa agak janggal mencoba menuliskan komentar seperti itu. “Lha pinginnya diri sendiri yang menang, ini mendo’akan lawan?” pikir saya.

Tapi saya coba juga menuliskan pesan seperti itu ketika berkomentar di bawah tulisan “lawan main” saya, soalnya kelihatan elegan dan berjiwa satria. Satu, dua, tiga kali masih terasa aneh. Tapi makin lama rasanya makin ringan. Sekadar basa-basi? Mungkin saja. Tapi pada akhirnya saya bisa merasa tulus mengucapkannya kepada mereka yang memang karyanya bagus.

Lama-kelamaan tak ada masalah. Kalimat ini ternyata secara pelan-pelan mengajarkan saya untuk bersikap sportif dan lebih menerima hasil pengumuman lomba di kemudian hari. Setelah banyak lomba saya ikuti (puluhan, lebih banyak yang kalah), pada akhirnya saya bisa ikut senang ketika membaca pengumuman lomba, ada nama orang-orang yang saya kenal (meski kenalnya hanya di dunia maya) di situ.

Ini juga membuat saya tidak down jika mendapati nama saya tak ada di pengumuman pemenang. Lantas tetap mencoba mengikuti lomba-lomba lainnya lagi. “Masih ada ‘kereta’ yang akan lewat,” bisik saya menghibur diri sendiri. Ya, akan ada lagi info lomba-lomba berikut. Karena kelihatannya lomba menulis masih akan selalu ada, setidaknya untuk saat-saat ini.

Buat saya yang masih pemula ini (lha, saya aktif menulis di usia yang tidak muda lagi, baru dalam dua tahun ini), mengikuti banyak lomba perlu untuk memantapkan gaya menulis saya. Juga untuk melatih kemampuan menulis. Ada yang bilang berburu lomba bisa mengaburkan karakter tulisan. Tidak bagi saya, justru sebaliknya. Sebagaimana ksatria yang harus menjaga pedangnya agar tetap tajam, saya harus menjaga jemari dan otak saya agar tetap bisa sinkron menulis ide-ide yang terlintas di benak. Dan mengikuti banyak lomba adalah salah satu caranya selain konsisten ngeblog.

Ini pembelajaran saya selama berburu lomba menulis, Kawan. Bagaimana denganmu?

Makassar, 5 Februari 2013

13 comments:

  1. Mbak An, mohon dilink ke blog saya dong nama saya. Oya, tolong pakai nama "Mugniar" saja.

    Trus yang: "Ikut sharing ya, meski bukan giliran tugas saya ^__^", tidak usah ditampilkan :)

    Maaf merepotkan :)

    ReplyDelete
  2. rezeki ce tidak mungkin tertukar but if nothing usaha apakah berpeluang mendapatkanya susah kan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Rezeki tak mungkin tertukar. Yup, benar sekali :)

      Delete
  3. Bener banget Bunda, setuju, awal ikutan kontes berasa begitu kok, pengen yg lain gak tahu..jadi gak nambah saingan..tapi lama2 berubah...mungkin proses ya Bun...untuk memahami bahwa 'rejeki tidak akan tertukar'

    Salam saya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak. Rejeki tak bakal tertukar :)
      Makasih mbak Esti

      Delete
  4. pernah baca ini d blognya mb mugniar :D
    Rejeki sdh di bagi

    ReplyDelete
  5. bener bener bener.. sportif juga ya mbak.. :D

    ReplyDelete
  6. setujuu banget mbaakk..
    tapi aq belum pernah bilang ke saingan "Semoga menang ya"..
    kayaknya perlu dicoba nihh..
    :D

    ReplyDelete
  7. insyaAllah saya percaya, setiap ornag punya pos rezekinya masing-masing... amiiin... O:)

    ReplyDelete
  8. Kalau aku sih sudah terbiasa menulis "semoga menang" atau "goodluck" atau "Semoga beruntung" para sesama peserta menulis... Karena senang aja sih mengetahui tulisan para peserta lomba lainnya juga bagus2...
    Kalaupun aku kalah, ya sudah diterima saja... berarti tulisanku belum layak utk menang dan itu sudah kejadian beberapa kali hehehe... Yang penting aku tetap semangat nulis dan ikut beberapa kontes menulis :)

    ReplyDelete
  9. waaah ^^ bagus sekali! saya setuju :) dulu jg pernah seperti itu, masa mendoakan org lain wong pengennya jadi pemenang >.<

    ternyata mendoakan org lain sm dengan mendoakan diri sendiri ^^

    ReplyDelete

Terima kasih telah berkunjung ke blog BaW. Mohon kritik dan komentar yang membangun untuk setiap postingan ;)