Monday, January 6, 2014

[Ulasan] Tips Menjadi Penulis Produktif

Aida MA dan buku terbaru.
Selamat Tahun Baru 2014! Semoga di tahun ini pencapaian kita menjadi lebih luar biasa dibandingkan tahun lalu ya. Siapa yang tahun ini mau menjadi penulis produktif? Harus nyontek dari empat penulis Be a Writer berikut ini dong ya.... Mereka sangat produktif menulis dan menerbitkan buku, lho, padahal statusnya sudah ibu-ibu dengan beberapa orang anak. Wuidiih... penasaran gak pingin seproduktif mereka? Hyuk, disimak hasil wawancara Bundamin Leyla Hana dengan Riawani Elyta, Aida MA, Dian Nafi, dan Irhayati Harun ini. 


Tanya: Halo, Bunda-Bunda, aktivitasnya selain nulis, apa niih?

Irhayati Harun: Seperti IBU IBU lainnya men gurus anak suami dan domestik. Tapi membaca buku tetap dilakukan selain menulis dengan mencuri curi waktu.

Riawani Elyta: Kerja kantoran, mengurus anak dan rumah tangga.

Dian Nafi: aktivitasnya selain nulis, nemani anak-anak, terima orderan desain arsitektur, ngajar TPQ, ndampingin guru-guru PAUD.

Aida MA: Kegiatan selain nulis, ngajar di SMP Islamic boarding school, ngajar online di rumah pena, tahun ini juga dipercaya ngajar kelas novel utk FLP Ciputat dan Forum Pena Bergoyang di UIN syarif Hidayatullah. Selain itu ngurus rumah, anak dan peliaraan (ayam, bebek, kelinci) xixiixix

Tanya: Tahun 2013 kemarin, berapa buku yang sudah diterbitkan? Rata-rata naskahnya ditulis berapa bulan?

Riawani Elyta: 9, Tapi sudah termasuk 2 novel yg cetak ulang edisi revisi ganti cover dan 1 antologi. Rata-rata 1,5 - 6bulan

Aida MA: Tahun ini baru nerbitin 5 buku, rata-rata ditulis 2 minggu s.d 1 bulan.

Dian Nafi: Tahun ini 9 buku yang sudah diterbitkan. Rata-rata naskahnya ditulis 1-2 bulan.

Irhayati Harun: Tahun ini ada 3 buku yg sudah diterbitkan dan 5 buku dalam proses lama menulis maksimal 5 bulan paling cepat 2 minggu utk naskah pernikahan yg kedua loving with heart.

Tanya: Wow! Keren ya! Setiap hari menulis berapa halaman? Apakah setiap hari harus menulis atau pernah ga nulis sama sekali?

Riawani Elyta: Rata-rata 3 hal, inginnya sih setiap hari, tapi pas weekend biasanya nggak nulis.
Irhayati Harun

Aida MA: Bukan cuma satu hari, sampe 3 hari juga pernah engga nulis sama sekali, gantinya baca buku atau nonton film dirumah. Kadang-kadang suka aneh juga, kalau lagi mampet ide saya suka jalan kaki, enggak jauh memang, paling 2-3km an hanya mau netralisir moody . Sekarang nulis hanya pagi dan sore saja. Pagi sekitar 2jam saat anak sekolah dan sore 1jam saat anak lagi ngaji. Biasanya nulis sehari 5-10halaman. Weekend engga nulis sama sekali.

Dian Nafi: Setiap hari menulis 2-10 halaman. paling nggak nulis satu dua paragrap atau satu dua kalimat.

Irhayati Harun: Kalau menulis tidak tentu kalo lagi fit bisa banyak tapi kalo lagi gak fit 2 hal.


Tanya: Dari mana sih dapat idenya? Kok bisa banyak banget yang ditulis?

Riawani Elyta: dari macam-macam, umumnya sih dari buku yang dibaca, digabung sama keinginan dan cita-cita terpendam, sedikit-sedikit pengalaman pribadi atau orang lain, inspirasi dari film favorit juga ada. Banyak karena ada faktor request dari penerbit juga sih yang kebetulan datangnya beruntun.

Aida MA: Idenya dari hasil curhatan temen,santri. bahaya nih yg curhatan sama saya bisa dijadiin buku xixiixix.. Selain itu biasanya hasil observasi, suka nongkrong di food court, pasar, pokoknya keramaian. Lain-lain ada yang dari film, tokoh yg saya kagumi. Macam-macamlah pokoknya, dari lirik lagu juga bisa jadi ide tulisan.

Dian Nafi: dapat idenya dari pengalaman sendiri, keluarga, tetangga, saudara, teman, curhatan-curhatan banyak orang.

Irhayati Harun: Ide menulis didapat ketika banyak membaca buku dan sering ke toko buku. Dari status fb teman teman juga bisa dapat ide. Kalau lagi malas nulis tidur dengerin musik, akhirnya segar dan dapat ide lagi atau jalan jalan ke mall toko buku dan even-even

Tanya: Pernah enggak kehilangan semangat menulis? Gimana cara mengembalikannya lagi?

Riawani Elyta: pernah. Cara mengembalikannya dengan mengambil break sejenak, berhenti menulis, ganti dengan banyak membaca buku yang inspiratif, jalan-jalan, dsb

Aida MA: Pernah banget, apalagi pernah punya pengalaman file naskah rusak sementara DL tinggal 1 minggu lagi. Saya beli es krim, lalu nonton film komedi dengan kepala nyut-nyutan mikirin DL sebentar lagi hahahah, tapi sepanjang nonton saya sugesti diri, naskah ini bisa selesai dan mood ini harus kembali normal lagi. Alhamdulillah naskah yg setengah jadi itu selesai juga tepat waktu. Selain itu biasanya saya break dari laptop, bahkan buku sekalipun,saya memilih kegiatan yg lain, olah raga misalnya, sepedaan atau jogging yg paling murah meriah. Ternyata saat olahraga dan berjalan kaki kita justru menjadi lebih bersemangat, karena adanya endorphin. Dulu pernah coba cara yangg lain, belanja pakaian, tapi engga oke ahhh bikin tekor hehehhe.

Dian Nafi: Pernah. Cara mengembalikannya dengan jalan-jalan ke toko-toko buku. Ngobrol-ngobrol sama adik atau teman. Melakukan aktifitas-aktifitas lainnya. Baca-baca karya-karya yang bagus. Dan baca postingan orang-orang di blog tentang pengaruh positif tulisan atau buku buat org lain, jadi trus semangat lagi.

Tanya: Waktu menulis yang paling nyaman buat Bunda-Bunda itu kapan? Setelah selesai satu naskah, apakah diendapkan dulu atau langsung dikirim ke penerbit?

Riawani Elyta: dulu yang paling nyaman waktu pagi, sekarang kaya'nya kapan aja bisa terasa nyaman, yang penting suasananya cukup kondusif untuk menulis dan kondisi tubuh mengijinkan, dalam artian nggak lagi sakit atau ngantuk berat. Diendapkan dulu, self-edit baru kirim ke penerbit.


Riawani Elyta dan A Miracle of Touch

Aida MA: Waktu khusus nulis itu ya pada 2 waktu tadi, saat anak sekolah atau lagi ngaji. Sebenarnya saya tipe yang bisa menulis dimana saja,dan kapan saja. Makanya saya selalu bawa ransel yang isinya laptop, kadang duduk di food court, atau sambil nunggu anak saya main di arena bermain yang berisik banget, alhamdulillah saya masih tetep bisa menulis. Biasanya gitu selesai satu naskah,saya memberi waktu pengendapan sekaligus refreshing tubuh dan kepala untuk tahap editing. Hanya satu naskah yg saya serahkan tanpa proses pengendapan, karena naskah selesai bertepatan dengan DL hari itu juga.

Dian Nafi: Paling nyaman nulis waktu malam, antara jam 1-3 an dini hari. Kalau sudah mepet deadline lomba, biasanya langsung dikirim. Tapi kalau ada waktu panjang, misal karena pesanan dsb, saya endapkan dulu, revisi, baru dikirim.



Tanya: Susah engga sih dapat penerbit untuk menerbitkan naskah-naskah itu? Apa masih ada naskah yang nganggur?

Riawani Elyta: Kalau untuk naskah genre populer, Alhamdulillah nggak sulit, karena rata-rata juga by request dari penerbit. Yang masih belum ketemu jodoh itu naskah novel fantasi, karena sekarang penerbit memang lebih pro naskah fantasi luar negeri / terjemahan

Aida MA: Walaupun lumayan jarang dapat naskah pesanan, naskah2 nonfiksi yg saya tulis dapat respon yg cepat dari penerbit. Untuk novel ada 1novel yg nganggur, masih mikir kemna harus dikirim, bahkan sudah diendapkan selama 1tahun hahahha..moga pertama kali diajukan ke penerbit segera mendapat respon.

Irhayati Harun: Alhamdullilah ada yang lama baru diacc, ada yg cepat. Dan pernah 2 naskah sekaligus diacc hingga sedikit naskah yang menganggur, yaitu 2 cerita anak yang belum juga ketemu jodohnya.

Dian Nafi: Ada naskah yang langsung berjodoh. Ada yg justru pesanan. Ada juga naskah yang nemplok sana sini dulu baru ketemu rumahnya

Tanya: Minta tips-tipsnya dooong, supaya bisa produktif menulis walaupun sibuk dan tulisan tidak mandeg di tengah jalan.

Riawani Elyta: prinsipku dalam menulis itu KKN : komitmen, konsisten, ngotot.
Komitmen : begitu aku mulai menulis, maka aku harus bisa menulisnya sampai selesai Konsisten : untuk wujudkan komitmen itu, aku harus konsisten, usahain tiap hari nyicil menulis sampai selesai kecuali pas weekend. Ngotot : ini bukan dalam makna negatif ya, ngotot disini maksudnya aku berusaha mensugesti kekuatan pikiran, jadi misalnya aku dihadapkan dengan DL yang hanya 1 bulan, jadi sejak awal menulis, aku membangun keyakinan bahwa aku bisa mengatasi DL itu dan bukannya langsung mengeluh atau mencari alasan nggak bisa karena begini-begitu, yang penting dicoba dulu dan jangan cepat menyerah. Supaya nggak mandeg di tengah jalan, minimal harus ada pondasi dulu sih sebelum menulis, maksudnya kita sebaiknya riset awal dulu, bikin sinopsis dulu, karena biasanya mandeg itu karena kekurangan bahan dan cerita yang nggak terkonsep dengan matang. Juga tetap harus membaca, karena bagiku membaca itu jadi BBM menulis, harus selalu diisi supaya nggak tiba-tiba macet tengah jalan.
Dian Nafi dan buku-bukunya.


Aida MA: Dalam setiap hal yang saya kerjakan biasanya saya membawa diri "Utuh" mungkin terbiasa dengan ritme kerja saat di Australi aid dan kebiasaan disiplin dari keluarga. Tips produktif mudah saja, bertanggung jawab pada apa yg dikerjakan, kekuatan pikiran super penting di samping kekuatan doa tentunya, maka selesaikan saja naskahnya, eksekusi saja idenya, insha allah pasti menghasilkan karya baru lagi. Jadikan Deadline sebagai sebuah tantangan, termasuk saat menantang diri untuk riset, mencari banyak pengetahuan baru dalam menyelesaikan naskah. Maka saat tantangan itu terlewati akan ada sebuah reward. Setidaknya reward dalam bentuk kelegaan pada diri sendri, bahwa sudah melewati tantangan ini.

Dian Nafi: Produktif nulis itu krn banyak banget cerita dalam kepala yang ingin dituliskan. List daftarin pr pr dan tepati deadline nya. Berani mulai, singkirkan keraguan dan ketakutan. Lalu selesaikan apa yang sudah dimulai.

Irhayati Harun: Saya selalu nulis naskah karena ide dan konsep sendiri kecuali outline yang temanya Dari agen naskah. Karena banyaknya ide ide segar di kepala membuat saya selalu produktif menulis dan jadilah ide pun ngantri untuk dikerjakan karena shaking banyaknya alias dikerjakan satu persatu dulu.


Woooww... seru ya... Nah, buat kamu yang resolusi tahun 2014-nya adalah produktif menulis, yuk ikuti jejak mereka :-)

13 comments:

  1. wow seru banget. kudu diterapkan nih kalo udah mulai nulis
    .


    '\

    ReplyDelete
  2. wahhh sangat inspiratif #tiru ah...

    ReplyDelete
  3. guru-guru yang baik buat saya :D

    ReplyDelete
  4. tuh kan, yang sudah jagoan saja masih bisa tersendat.
    Plak...
    yang masih pemula juga harus lebih semangat.
    makasih infonyaaaaa
    :)

    ReplyDelete
  5. wiiiiihhhh ngiri banget ama emak2 ini :)
    makasih sharing nya ya mak :)

    ReplyDelete
  6. Hebat bisa konsisten begitu padahal kegiatan lain juga bejibun :)

    ReplyDelete
  7. Terimakasih untuk tipsnya bunda-bunda keren :)

    ReplyDelete
  8. moga bisa nerapi yg KKN itu.. mantap banget dah..
    thanx yaa sharingnya..

    ReplyDelete
  9. Wow...fotonya cakep-cakep semua

    ReplyDelete
  10. Wow ... emak2 keren .... terimakasih sharingnya :)

    ReplyDelete

Terima kasih telah berkunjung ke blog BaW. Mohon kritik dan komentar yang membangun untuk setiap postingan ;)