Leyla Hana |
Assalamu’alaikum wr.wb
Dear, Bawers, semoga ibadah puasa gak bikin semangat nulis
jadi luntur ya.
Pengalaman mengisi talkshow
menulis novel, ada satu pertanyaan yang cukup sulit saya jawab. Bagaimana
memasukkan jiwa ke dalam tulisan? Kalau kita suka baca novel, ada novel yang
ceritanya bikin kita terhanyut ke dalamnya, ada juga yang hambar. Hambar,
maksudnya, cerita itu “kering” dan tidak berpengaruh apa-apa ke dalam perasaan
kita. Bahkan mungkin saking hambarnya, kita jadi males melanjutkan membacanya.
Menulis novel memang gak semudah
menulis nonfiksi atau cerita keseharian. Selain harus memakai diksi yang
cantik, juga harus bisa membawa perasaan pembaca ke dalam cerita. Jadi, apakah
saya punya trik untuk mengantisipasinya? Sejujurnya, pengalaman saya menulis
novel yang dapat membuat pembaca terhanyut itu, jika ceritanya berdasarkan
pengalaman pribadi. Wajar saja, karena saya benar-benar merasakannya. Kalau
tokohnya marah, ya sebenarnya itu saya yang sedang marah. Begitu juga kalau
tokohnya sedih, senang, dan sebagainya. Otomatis, pembaca pun akan merasa masuk
ke dalam cerita.
Lalu, bagaimana kalau kita
mengangkat cerita yang bukan pengalaman kita? Pengalaman orang lain atau hanya
sekadar imajinasi? Ada dua pendapat yang bertolak belakang di sini:
Pertama, tulislah sesuatu yang
memang kamu sukai, niscaya kamu pasti bisa menjiwai ceritamu itu. Jangan
paksakan diri kamu untuk menulis sesuatu yang jauh dari kehidupanmu. Ini memang
benar. Coba deh kita menulis sesuatu yang memang kita kuasai, pasti nulisnya
enak dan lancar karena semua ide mengalir deras. Tapi kalau kita menulis
sesuatu yang gak kita kuasai, otomatis kita harus menguasainya dulu. Butuh
waktu lama dan biasanya di tengah-tengah proses menulis itulah kita kena writer
block. Ada penulis yang bersikukuh hanya akan menulis sesuatu yang menjadi
“passion”nya, kesenangannya. Dia tidak akan menulis sesuatu yang tidak
dikuasainya karena jadinya pasti “kering” atau tidak ada jiwanya. Bagaimana
dengan saya?
Kedua, menulis dengan riset. Nah,
saya sendiri rasanya gak mungkin hanya menulis sesuatu yang sudah saya alami,
karena bahan tulisan akan cepat habis. Saya tertarik juga untuk menulis sesuatu
yang berada di luar dunia saya, berdasarkan imajinasi atau pengalaman orang
lain. Tentu saja itu gak mudah. Beberapa riset yang bisa kita lakukan adalah:
Satu, datang langsung ke
lokasi yang diangkat ke dalam cerita. Ini butuh kemauan keras dari penulis,
terutama bila lokasinya itu jauh dari kediaman penulis. Saya dengar Oka Aurora
menulis pengalaman masa kecil Ustadz Ahmad Al Habsyi dengan datang langsung ke
tanah kelahiran ustadz tersebut, tapi saya lupa tempatnya di mana hehe….
Dua, wawancarai
narasumber yang mengetahui informasi-informasi yang menunjang tulisan kita. Ini
sering dilakukan oleh Remi Sylado ketika menulis novel sejarah, beliau bertanya
langsung ke veteran-veteran perang. Wawancara bisa dilakukan secara langsung
atau melalui surel dan jejaring sosial. Misalnya, seperti yang saya lakukan
untuk novel “Pesan Cinta dari Brisbane” (Penerbit Mizan, segera terbit).
Saya belum pernah ke Brisbane, Australia, tapi saya mewawancarai beberapa orang
yang pernah dan berdomisili di sana melalui jejaring sosial dan sms. Hasilnya,
ada banyak masukan dari mereka, terutama mengoreksi kesalahan informasi yang
saya dapatkan dari google.
Tiga, kepustakaan (buku
referensi dan google) dan imajinasi. Ini pilihan terakhir untuk penulis yang tidak
punya waktu dan biaya mendatangi tempat yang dijadikan latar cerita atau tidak
punya narasumber untuk diwawancarai. Tapi, ini rentan copas (copy paste) dan
plagiat, terutama bila penulis kurang bisa mengolah data. Jangan sampai digugat
pembaca sebagaimana Quick Count Pilpres yaa, xixixixi…..
.
Salam,
Leyla Hana
Novelis kurang lebih 20 buku, terbaru adalah “Aku, Juliet” (Penerbit
Moka, 2014). Telah menerbitkan novel sejak tahun 2003, pendiri grup BAW Community.
Blognya adalah www.leylahana.blogspot.com. Twitter: @leylahana.
saya jawab walaikumussalam mb.
ReplyDeletewah rajin bgd nulis novel... saya jd penasaran ttg Novel yg bakalan segera terbit dari brisbane...
Tipsnya oke bgd mb.. makash mb
bagus sekalii,, sangat bermanfaat semoga sukses terus yaa
ReplyDeleteAlhamdulillah dapat tips dan ilmu. mau saya pantengin ah biar bisa nulis novel yg keren hehe
ReplyDeleteVerry nice post
ReplyDelete