Oleh: Hairi Yanti
Eni Martini |
Haloooo, tak terasa
sudah satu bulan berlalu dan bagaimana perkembangan naskah kalian?
Ada yang lagi butuh
inspirasi buat memotivasi diri untuk meneruskan naskah masing-masing? Yuk, baca
hasil interview kita dengan Mbak Eni Martini yang terpilih menjadi Author of
The Month BaW kali ini. Ada banyak tips dan pencerahan yang diberikan Mbak Eni.
Yuk, kita simak ;)
Sejak kapan mulai
menulis, Mbak? Apa motivasi menulis terbesar Mbak Eni? Adakah orang-orang yang
paling berpengaruh dalam pembuatan tulisan, Mbak Eni? Jika Ya, siapa saja?
Jawab:
Sejak
kelas 4 SD, pertama menulis puisi berjudul AYAH yang saya pentaskan di panggung
sekolah acara perpisahan kakak kelas.
Motivasi
dalam menulis... Ehmmm, dasarnya memang saya suka nulis dari kecil.
Orang
paling berpengaruh dalam dunia kepenulisan pertama Ibu saya, yang banyak
mengenalkan saya berbagai macam bacaan dan menjadi pendongeng menjelang tidur.
Kedua sahabat saya Meliana Vedder, orang pertama yang memaksa saya untuk
menerbitkan novel saya, ketiga suami yang selalu memberi kritik pedas dan masukan
positif.
Adakah buku yang Mbak Eni
baca dan mempengaruhi gaya menulis Mbak Eni sekarang?
Jawab:
Sepertinya tidak ada
yah, saya nulis, nulis aja. Tapi sebenarnya saya pengen gaya menulis para
sesepuh seperti Umar Kayam, Ahmad Tohari mempengaruhi saya suatu saat. Walau
untuk saat ini belum mampu untuk itu.
Apa Mbak Eni adalah penulis
yang menulis bergantung dengan yang namanya mood? Banyak
penulis yang bilang susah menjaga mood yang kadang naik turun saat
menyelesaikan sebuah tulisan, bagaimana Mbak Eni mengatasi yang namanya mood
itu?
Jawab:
Sebenarnya
tidak juga tergantung mood, contoh kalau dapat naskah yang diminta penerbit
pasti akan saya usahakan menggarapnya sesuai tegat waktunya. Supaya mood saya
stabil biasanya saya menjaga hubungan dengan penerbit (saya senang diskusi
dengan redaksi atau editor saya baik di bbm, telepon, atau inbox, mungkin saya
tergolong penulis yang ramai kali yah hehehe), juga hubungan sesama penulis,
membaca buku, selancar di dunia maya, diskusi dengan suami dan jalan-jalan
bersama keluarga. Semua itu seperti infus energi yang besar buat saya.
Pernah terserang yang namanya
writer’s block nggak mbak? Bagaimana cara mengatasi writer's block menurut Mbak
Eni?
Jawab:
Writer’s Block atau
bahasa kerennya buntu ide, krisis abjad untuk ditulis (bukan mood yah, kalau
Writer’s Block menyerang walau mood menggebu..kita gamang apa yang mau ditulis)
parahnya bisa membuat penyakit akut penulis hilang dari peradabannya... hahaha.
Ini sering banget saya alami, apalagi kalau melihat hampir semua kasus di dunia
sudah ditulis dengan keren dan jadi buku yang beredar dimana-mana. Walau
sebenarnya APA PUN ITU YANG KITA TULIS, pasti akan terbaca berbeda karena
setiap penulis PUNYA KARAKTER.
Bagaimana cara saya
mengatasi Writer’s Block secara pribadi:
-
Menulis kisah
perjalanan atau jurnal saya sendiri, kebetulan saya hobbi berat jalan-jalan
-
Menulis di blog apa
saja yang ada di kepala, apa saja yang saya lihat dan alami
-
Menulis cerpen
-
Diskusi sama sahabat di
dunia kepenulisan
-
Kembali lagi ke habitat
baca buku
Jika dihadapkan pada dua
pilihan, mana yg mbak Eni pilih: menjadi penulis idealis yg menjadi salah satu
agen penyampai kebaikan, tp buku tidak terlalu laris, atau menjadi penulis yg
semata menuruti selera pasar, dan buku jadi best seller?
Jawab:
Waduh! Pertanyaan yang
sulit nih, hahahaha. Baiklah, karena ini JIKA maka untuk saat ini saya memilih
menjadi penulis idealis yang menyampaikan kebaikan meski ada beberapa resiko,
seperti buku tidak terlalu laris.
Mbak Eni berani mencoba berbagai
genre. Tujuannya apa? Mengejar pasar atau ingin menjajal kemampuan diri?
Jawab:
Cari
duit, itu tujuan saya dulu pada beberapa buku dengan genre horor, komedi,
teenlit sebab dulu 2007-2009 sekitar 3 tahun saya dikontrak penerbit untuk
menulis buku yanng akan di pasarkan di seluruh cabang Indomart dan Alfamart.
Berapa lama riset yang
dibutuhkan untuk satu novel? Adakah buku pendamping selama proses menulis
tersebut?
Jawab:
Tergantung
yah, seperti buku saya "Bersandarlah di Bahuku" itu kan mengambil backgound
kehidupan priyayi Yogyakarta, membahas juga tentang batik. Kalau tidak salah
riset saya sekitar 6 bulan, sebab membaca saja buat saya tidak cukup. Membaca
saja seperti hanya mengandalkan imajinasi tidak hidup, harus ada seseorang yang
tepat harus membantu saya dalam hal itu seperti salah satu family keraton
Yogyakarta yang akhirnya menjadi pembimbing saya dalam novel Bersandarlah di
Bahuku. Pembimbing disini mulai dari memberi info tentang kehidupan ningrat
Yogya keturunan keraton, menerangkan istilah gelar dalam keluarga keraton
Yogya, sampai menjadi pembaca pertama naskah softcopy saya.
Begitu
pun dengan Rainbow dimana saya akhirnya mewawancarai seorang teman yang asli
orang Batak hehehehe. Intinya beberapa novel atau buku saya yang memang butuh
riset pasti saya berusaha maksimal meski pasti masih banyak kekurangan.
Untuk
buku pendamping, sejauh ini belum ada karena kebanyakan riset dari dunia maya,
sumber hidup (teman, kenalan atau narasumber lainnya), dan terjun langsung
seperti dalam buku Soul Travel In Baduy.
Ada penulis yang bingung
tentang mengembangkan konflik dalam sebuah cerita, minta tips dari Mbak Eni
dong, bagaimana caranya mengembangkan konflik dalam sebuah cerita?
Jawab:
Hahaha, itu sebenarnya
juga kasus yang sering saya alami dan membuat kruwel.
Tips saya secara
pribadi;
-
Jangan menutup diri
untuk menjadi pendengar yang baik, sebab cerita kisah seseorang itu adalah
contoh real mengenai timbulnya konflik dan bisa jadi sampai pada ending.
-
Peka pada kehidupan
kita sendiri, pasti kita pernah mengalami sebuah peristiwa dengan konflik dan
penyelesaiannya, ini bisa kita rangkum untuk menjadi ide meski kisahnya tidak
benar-benar seperti yang kita tulis.
-
Banyak membaca buku,
setiap buku punya keunikan dalam mengembangkan konflik, dan ini lah puncak yang
paling diperhatikan ‘editor’ ketika menerima naskah kita. Dengan banyak membaca
otomatis kita akan semakin cerdas dalam pengembangan konflik yang akan kita
tulis sehingga setiap konflik yang kita buat itu tidak terkesan ‘lebay’ atau
mengada-ngada seperti di sinetron Indonesia kebanyakan.
-
Buat sinop lebih
dahulu, itu penting banget dalam setiap calon-calon naskah yang akan saya tulis
jadi buku. Di sinop ini saya membuat ringkasan konfliknya berdasarkan runutan
cerita untuk kemudian dikembangkan ketika naskah benar-benar saya tulis untuk
jadi buku
Bagaimana cara mba Eni
menangkap ide-ide di sekitar menjadi bahan tulisan? Apa Mba Eni berminat menulis
buku anak?
Jawab:
Dengan
sedikit ceriwis dalam setiap perjalanan saya, dengan lebih mengamati dan peka
dalam segala hal. Semua yang ada dalam kehidupan kita itu sebenarnya ide-ide
yang menarik. Oya, dalam menulis naskah itu terutama novel kita butuh banyak
tokoh dengan karakter beragam (banyak, mungkin juga terjadi pada saya, adanya
kembar karakter dalam setiap novel kita tanpa disadari, sebab hampir semua
orang punya tokoh idola dalam imajinasinya. Nah, ini sebenarnya amat mengganggu
saya dalam membaca beberapa buku dari satu penulis, seolah-olah saya seperti
membaca satu tokoh yang mengalami berbagai cerita), untuk meminimalkan hal itu,
jangan lepaskan mata anda dari orang-orang di sekitar karena fisik dan karakter
mereka bisa kita jadiakan acuan . Saya sendiri masih tahap belajar dalam hal
ini J
Buku
anak?
Ehmmm...
Sebenarnya dari Lintang baby dongeng-dongeng penghantar tidurnya itu karya saya
sendiri, hahaha ibu yang narsis. Saya mengetiknya, print, jilid di jasa
fotocopy, kalau tidak salah ada sekitar 15 dongeng klasik yang beberapa sudah
dibacakan dalam berbagai kegiatan dunia anak-anak, salah satunya dibacakan oleh
Rumah Cahaya Depok.
Sampai hari ini sudah berapa
banyak buku yang Mbak Eni tulis?
Jawab:
Serius
bukan mengada-ada pada bagian pertanyaan ini membuat saya terdiam sejenak dan
meminta bantuan suami saya buat menyebut beberapa judul buku saya. Bukan karena
banyak, buku saya tidak terlalu banyak tapi isi kelapa saya yang kadang terlalu
teledor menginputnya.
Bagaimana cara Mbak Eni
mencarikan jodoh buat tulisan-tulisan Mbak Eni? Mencari penerbit maksudnya.
Jawab:
Awal
nerbitin tahun 2003 ya dengan kerja keras menembus sesuatu yang saat itu masih
asing sekali, tidak ada bantuan info seperti yang terjadi sekarang ini. Info
penerbit yang butuh naskah atau pun para jajaran orang redaksi yang sekarang
lebih terbuka dengan mudah di jumpai di dunia maya. Penerbit juga tidak
semeruyak sekarang dengan membuka aneka lini.
Bener-bener
lebih bekerja keras lah dari sekarang,
tapi kalau sekarang-sekarang ini biasanya saya diminta sama penerbit meski
sejujurnya... saya jarang menuhi karena tidak sesuai dengan isi kepala, saya
mulai membatasi genre yang saya tulis sekarang. atau sesekali saya ngajuin
naskah seperti jalur penulis umumnya, masih mengalami penolakan juga. Tapi
santai sajalah, karena selama perjalanan nulis ini tidak ada naskah yang saya
menjombles, hanya soal waktu aja J
Ada beberapa novel mbak yang
difilmkan? menurut Mbak Eni, apakah kekuatan dari tulisan Mbak Eni dan apa
kelemahannya?
Jawab:
Satu, Toilet 105
Kekuatannya apa yah,
kalau menurut saya sendiri belum ada tapi kalau dari pendapat pembaca dan
redaksi katanya UNIK, entahlah.
Kelemahannya..Duh, EYD
saya parah.
Novel yg difilmkan itu menurut
mbk Eni krn faktor apa? Emang krn dilirik keunikan di dalam novel yang membuat
pasar tertarik atau sekadar hoki atau ada faktor lain?
Jawab:
Karena novel itu bagus
(walau filmnya jelek karena ada adegan yang ajaib-ajaib, dan jadi pelajaran
buat saya kelak. Membaca ulang segala perjanjian agar naskah kita tidak
diobok-obok terlalu jauh).
Kenapa Toilet 105 saya
bilang bagus?
Ini adalah novel horor
pertama yang terpaksa banget saya tulis karena permintaan penerbit, sebab saya
penakut dan tidak suka nonton atau baca horor (kecuali misteri semacam sejarah
yang mengandung unsur ghaib dsb, suka banget seperti: kisah peninggalan pedang
Diponegoro misalnya. Meski ada ghaibnya suka).
Bayangkan menulis
dengan rasa takut dan apa yang saya tulis ide dari sebuah kisah nyata yang saya
adaptasi? Menurut pembaca, yang baca buku itu jadi takut ke kamar mandi.
Novel ini difilmkan
bukan kita yang mengajukan, tapi pihak MP Plus yang mencari saya karena karena
buku itu.
Berhubung kayaknya banyak
banget genre yang dilahap mba eni, sebenernya mba eni paling ngerasa enjoy di
genre yang mana? Trus buat next projek, adakah genre yg blm pernah ditulis dan
ingin ditulis mba eni?
Jawab:
Pertanyaan
sulit yah (mikir dulu)... di genre roman domestik lumayan enjoy. Ada, genre
yang nyastra dengan mengangkat cerita berlatar nusantara. Ini PR sulit dan jadi
impian saya.
Saya tertarik dengan judul
novel mbak eni yg berjudul sunyi. Tapi mengapa mbak eni memutuskan untuk
menulis secara duet padahal secara kemampuan mbak eni mampu menulis secara
solo? Dan ide cerita sunyi dari mana mbak eni dapatkan?
Jawab:
Bagian dari besanan
hati dengan sesama teman penulis hehehe. Idenya melintas begitu saja saat itu.
Berapa lama proses penulisan
novel Sunyi itu? Apa kendala paling berat, mengingat keduanya adalah penulis
kawakan..? Apa suka dan dukanya menulis secara duet apakah sama bahagia dan puasnya
dengan menulis secara solo?
Jawab:
Karena
patner duet saya senior yang makanannya DL dan naskah heheheh, jadi mungkin
karena beliau saya jadi terbawa arus kerjanya. Sebab berapa kali nyoba duet ada
yang 5 lembar saja sebulan, kalau dengan Ifa Avianty ini totally nyaris dua
bulan yah SUNYI kelar.
Karena
kita berdua IRT tanpa ART dan bener-bener dalam arti mengurus segala hal
domestik itu sendiri, jadi kendalanya seputar urusan itu saja, sebab saya
berusaha konsist menggarap SUNYI tanpa tengok kanan-kiri dalam arti selingkuh
untuk menggarap yang lain.
Suka
dukanya... kesabaran untuk tidak egois dalam menguasai cerita, penerimaan
segala hal pemikiran teman duet kita, rasa tempo seliro jika salah satu ada
yang molor karena sikon masing-masing. Sukanya, semakin mengenal teman duet
kita dan naskah cepat selesai tanpa harus terbebani 100%.
Penasaran
sekali dengan duet penulis ini, jadi kapan Sunyi terbit?
Jawab
:
Sunyi
sudah terbit tanggal 15 November dan terdapat di semua toko buku. Kalau mau
beli lewat online shop saya bisa ke Omah Buku: www.omahbukumurah.blogspot.com.
Sunyi
bercerita tentang apa, Mbak?
Jawab :
Sunyi
duet aksara saya dengan Teh Ifa Avianty bercerita tentang tiga wanita yang
melewati takdirnya masing-masing, melewati dengan keinginan merubah pada takdir
yang lebih baik: Melati yang memiliki pasangan hidup yang tertutup, Malaya
perawan tua yang dipinang pria beristri dan Soraya wanita bersahaja yang
memiliki rahim tandus
Apa sudut pandang spesial dari
buku sunyi? Sehingga buku ini menjadi berbeda dengan buku lain?
Jawab:
Menurut saya tidak juga
special yah, tidak tahu juga nanti pembaca yang menilai. Cuma cara saya dan Ifa
Avianty menyajikan dengan mengambil satu sisi HATI WANITA jadi bisa jadi
berbeda hehehehe
Kira-kira ada rencana
menuliskan kisah nyata mbak dan keluarga menjadi sebuah buku fiksi (atau non
fiksi ?), ya mirip-mirip buku inspiratif atau novel berbau autobiografi gitu.
Jawab:
Beberapa
kali ada yang menawarkan dan menyarankan, tapi untuk saat ini TIDAK.
Pertimbangannnya saat ini adalah: kami
tidak cukup untuk dijadikan acuan inspiratif, kedua saya tidak suka bagian
dalam diri keluarga saya orang tahu hehehe. Setidaknya saya terbuka tapi tidak
over lose.
Setelah novel Rainbow dan Sunyi, rencana ke depannya dalam dunia tulis menulis apa lagi, Mbak?
Jawab:
Ada beberapa duet
bareng temen, tapi rencana buat novel solo saya berikutnya... Insaallah menulis
novel seperti yang saya harapkan.
Bagaimana cara bagi waktu mba
eni antara kesibukan domestik rumah tangga, ngasuh anak, olshop sama nulis?
Jawab:
Sebenarnya
saya tidak punya management waktu seperti pekerja kantoran, sebagai IRT waktu
saya tidak bisa dipastikan kapan sibuk banget atau kapan leyeh-leyeh.
Pandai-pandai mengambali celah waktu. Misalkan: Anak saya yang sulung jam 6.15 WIB
sudah sekolah lalu si kecil jam 9 pagi. Jeda disaat anak-anak di sekolah ini
saya bisa buat masak, beberes, atau menyicil tulisan, online shop (karena
online shop ini sebenarnya dihandle suami baik pengepakan paket, urusan dengan
distributor sampai urusan ekpedisi, saya hanya bantu-bantu promo di akun saya saja).
Atau malam saat anak-anak tidur, atau disaat anak-anak bersama ayahnya, tidak
menutup juga saat kumpul bersama di ruang tamu saya sambi ngetik naskah atau
online shop.
Terakhir, apa pesan Mbak Eni untuk para
pembaca blog BaW?
Novel Sunyi Eni Martini dan Ifa Avianty |
Menulis saja apa yang mau kamu tulis, jangan pernah
berpikir sisi terbaik. Tapi berpikir bagaimana kamu bisa menulis dengan baik.
Oke, terima
kasih buat waktunya untuk interview kali ini, Mbak Eni. Juga terima kasih buat
para pembaca blog BaW yang sudah membaca hasil interview ini. Nantikan
interview berikutnya dengan para penulis lainnya ;)
Buat kamu yang mau ngedapetin novel SUNYI, secara GRATIS. Ayo ikut kuis ini:
- Follow blog BAW
- Follow Twitter @BawCommunity
- Tweet kalimat ini: "Saya ingin novel #Sunyi dari @BawCommunity-Link Postingan ini.
- Ditunggu sampai tanggal 7 Desember 2013
- Satu pemenang yang beruntung akan dimention melalui twitter @BawCommunity.
Hairi Yanti keren mengemas pertanyaan-pertanyaannya.
ReplyDeleteMbak Eni sukses always, ya!
yeaaaah... akhirnya keluar juga author of the month yang ditunggu2.
ReplyDeletemakasih udah jawab pertanyaan2nya yaa mba eni. senang sekali karena penulis bisa berbagi tips en motivasi ke pembaca lewat momen ini...
dengan seabrek kegiatan, mba eni masih bisa menyempatkan diri menulis. saya juga harusnya bisa nih. sukses terus yaa mba eni... ^^
Salam,
Zahwa az Zahra aka Ai XD
@akuaisemangka
thread paling kutunggu :D
ReplyDeleteapalagi ada kuis gratisannya :p
bunda Eni saya ingin menjadi sepertimu <3
udah ikutan kuisnya di twitter @NyiPeDe
suka kalimat ini : Menulis saja apa yang mau kamu tulis, jangan pernah berpikir sisi terbaik. Tapi berpikir bagaimana kamu bisa menulis dengan baik.
thanks for sharing bunda Eni, juga buat BAW, maju terus BAWERS
wow ikut deeewh.. :))
ReplyDeleteIkutan kuisnya :)
ReplyDeleteWOw, suka dengan cara Mba Eni membagi waktu. Dan emang selalu kagum dengn IRT yang juga seorang penulsis (yg masih calon IRT kayak saya malu ngga maju2 nulis buku)
Keren pokoke, selamat dan semangat mba Eni.
hampir lupa, ini akun twitterku: @NaNahlatulazhar
Done!
ReplyDeleteSmoga makin Sukses mba Eni:)
@Nila: Aamiin, makasih (Mba Hairi emang keren, cocok jadi host nih ^_^)
ReplyDelete@Zahwa: gada yang ga bisa, yang ada mau bisa atau ga :D
@Nyi: sama-sama Nyi, sukses juga buat Nyi yah ^_^
ReplyDelete@Nahla: Sip, mari menulis dan jadi ibu-ibu hahahhaha
@Kania: Aamiin, makasih ^_^
ReplyDeleteAku mau belajar nulis hororrrrr...
ReplyDeletekerennnn
jadi penakut dulu hahahaha, dijamin rohnya dapet saat nulis
ReplyDeleteaku dah ikutan kuisnya.. moga si fortuna menjalankan tugasnya dgn baik untukku..:)
ReplyDeletepingiiin bangeet novel Sunyi.. secara dua2nya penulis favoritkuuu..
HAH, sungguhankah aku favoritmu....*rada bengong
ReplyDeletekeren banget mba Eny.... lihat itu.... naskahnya ngga pernah ada yang jomblo, alias selalu ketemu jdoh penerbitnya uhhh mupeng
ReplyDeletesiang aja bisa berjodoh dengan malam meski tidak pernah saling bertemu, Insallah akan selalu ada pasangan di dunia selama kita menyakini dan membuka pintu masuk dari segala penjuru :D
ReplyDeleteasiiik ada pertanyaan aku, tapi jawaban Mbk Eni dikit banget hehhe
ReplyDeleteHehehe, memang begitu jawabannya mba Naqi, mau ditambahin dengan nyuplik lagu apa yaa..kira-kira yang cocok :D
DeletePenasaran sama yang ini
ReplyDelete'tiga wanita yang melewati takdirnya masing-masing, melewati dengan keinginan merubah pada takdir yang lebih baik: Melati yang memiliki pasangan hidup yang tertutup, Malaya perawan tua yang dipinang pria beristri dan Soraya wanita bersahaja yang memiliki rahim tandus...'
Semoga nanti berjodoh dengan bukunya ^_^
Deletewiiihh, penulis keren ini mah
ReplyDeletesemoga bisa mengikuti jejaknya :)
Aamiin ^_^
Deleteselalu deh saya ini, kalau habis ngobrol atau cuma saling komen sama mba Eni suka dapet energi baruuu ... thanks mak admin dan author of the month :)
ReplyDeleteWaduh, beneran deh ini malah bikin saya 'terpaku'...mampu memberi energi, terima kasih mba Tuti..kalimatmu juga memberiku energi untuk memberi yang baik dari aksara yang terangkum di jemari
Deleteada semangat yang saya serap, menjadi ibu yang menulis. terima kasih :)
ReplyDeleteSama-sama...bahagia selalu setiap tahu bahwa saya bisa memberi semangat
Deletemmmm. manggutmanggut abis baca. ternyata begitu ya. Mbak Eni Martini ini just one of us. hanya ibu2 biasa seperti kita, eh.. saya. Tapi dari semua kesederhanaan dalam memahami keinginan dan tujuan, beliau ini bisa melahirkan banyak karya keren. dan saya baru ngeh (kemana aja ya kemaren), kalo saya lumayan udah baca nenerapa tulisan Mbak Ifa Avianti. dan aku juga suka gayanya bertutur. jadii kalo dua orang ini gabung bikin novel, I think it's a must read book lah.. Saya nggak mau banyak komentar yg muji2 deh. Pasti sobat semua udah tau. Tapi setuju, wawancara ini seperti jadi trigger buat kita2. Mbak Eni, pengen banget punya novelnya nih
ReplyDeleteTerakhir, saya bersyukur karena dikenalin sama komunitas ini oleh jeng Tuti Adhayati. Meski belum tentu bisa bikin novel sekeren temen2, minimal koleksi tulisan nambah lagi. Alhamdulillah
Makasih mba Riani ^_^
Deletelah, saya memang ibu-ibu biasa yang ga biasa adalah isi kepala saya yang ingin meraba semua alam heheheheh*ngaco ah
Duh, semoga nular semangat mbak Eni.
ReplyDeleteJadi, sebenarnya gak papa ya mbak kalau niatnya duit, hehehe
Aamiin.. YA JIKA ITU DEMI SESUATU YANG JUGA SEDANG KITA PERJUANGKAN, tapi jangan jika itu hanya sekedar untuk menyenangkan diri. kondisi saya tahun-tahun itu cukup parah sehingga aksara saya jadikan uang walau diluar isi kepala. Untuk saat ini Insaallah, karya saya hanya untuk mengisi jiwa saya...Insaallah, semoga tetap terjaga seperti ini
Deletemak eni martini keren banget, membaca semua jawabannya juga mantap. Senang sekali semoga saya semakin semangat menulis.salam kenal mak.
ReplyDeleteSalam kenal juga alhamdulillah kalau tertular semangatnya ^_^
DeleteMbak Eni hebat, bisa nulis macam2 genre. Dr yg konyol sampai yg romantis. Suka dg kesederhanaan dan kerendahan hati mb Eni..... thanks mb Hairi Yanti. Isi wawancaranya byk ilmunya
ReplyDeleteterima kasih mba ^_^
ReplyDeletewah mba seorang penulis sukses yah???
ReplyDeleteAamiin, moga-moga kabul doanya agar saya jadi penulis sukses ^_^
Deletewaw. ngefans saya sama anda mbak... :)
ReplyDeletemakasih ^_^
Delete