Dimuat di: http://www.rimanews.com/read/20130722/111209/ramuan-fiksi-yang-tidak-menjual-dongeng
Judul
buku : Cinderella Syndrome.
Penulis : Leyla Hana.
Penerbit : Salsabila, Pustaka Al-kautsar.
Genre : Novel Chiklit
Jumlah
Halaman : 240 halaman.
Tahun
terbit : Cetakan pertama Mei 2012.
ISBN : 978-602-98544-2-8.
Ramuan
Fiksi yang Tidak Menjual Dongeng
Karena hidup
ini memang bukan dongeng. Novel ini menyajikan cerita
fiksi yang berbeda dengan kebanyakan cerita novel chicklit yang lain.
Bisa diistilahkan sebagai novel yang ‘melawan arus’ trend kisah novel-novel
romance yang kemudian diikuti dengan film-film dan sinetron televisi.
Kisah-kisah yang sering menggambarkan mudahnya mempertemukan sosok serupa
pangeran dan sosok serupa putri yang penggambaran sosoknya cenderung mendekati
kriteria fisik yang sempurna.
Cinderella Syndrome
mengisahkan tiga perempuan metropolis dengan segala pernik kehidupan mereka. Digambarkan
secara natural, alur cepat tidak bertele-tele dengan banyak deskripsi. Erika,
Violet, dan Annisa yang sama-sama dalm pergulatan batin sebuah pemikiran
tentang apa tujuannya menikah?
Masing-masing
karakter meskipun diceritakan sebagai muslimah berjilbab dan taat namun tetap
digambarkan sisi-sisi manusiawinya. Sifat dan pemikiran dalam menyikapi
kehidupan sekeliling berdasar pengalaman pribadi yang mereka alami.
Ketiga
tokoh sentra dalam novel ini diceritakan secera terpisah. Pada setiap bab kita
akan diajak beralih cerita dari satu tokoh ke tokoh lainnya. Dari Erika ke
Violet dan dari Violet ke Annisa. Jadi ketegangan saat membaca sebuah konflik
bisa mengendor dan santai sebentar. unik, seperti alur yang diaduk-aduk namun
dengan gaya penceritaan yang asyik jadi tidak terasa membingungkan.
Erika,
30 tahun yang tidak pernah terpikir sama sekali untuk menikah, ia ingin hidup
bebas seumur hidupnya. Tapi tiba-tiba ia
harus dihadapkan pada sebuah masalah pelik. Dan salah satu solusi keluar dari
masalahnya adalah dengan menikah.
Violet,
25 tahun. seorang penulis ‘miskin’ yang tidak mandiri. Seringkali salah jalan
dan tersesat ketika datang ke acara launching bukunya. Ketika ia disuruh
menikah sempat terpikir bahwa itulah jalan keluar agar kelak ia mempunyai
pengawal pribadi yang bisa mengantarnya kemana-mana tanpa tersesat lagi.
Ada
juga Annisa, 28 tahun. seorang guru TK yang selalu merasa terpuruk secara
finansial dan juga karier yang stagnant, ia kerap kali memimpikan
menikah dengan lelaki mapan, yang bisa mengeluarkannya dari berbagai sitausi
tidak menyenangkan.
Semua
kisah berjalan sangat natural. Konflik-konflik yang disajikan sejenak akan
membuat kita merenung dan menyamakan dengan beberapa tokoh nyata yang kita
kenal dalam kehidupan sehari-hari di sekeliling kita. Meskipun fiksi pada
kenyataannya banyak perempuan mengalami hal ini. Dilema terhadap pernikahan,
dan Sindrom Cinderella, sebuah istilah psychology(ilmu kejiwaan) yang
secara terselubung telah banyak menjangkiti para perempuan remaja dan juga
dewasa. Putri-putri terpuruk yang mengharapkan kehadiran seorang pangeran untuk
mengeluarkannya dari keterpurukan. Penulis novel ini menyiratkan pesan moral
yang amat manis. Yaitu : kenapa putri-putri yang terpuruk itu tidak berusaha
bangkit dengan usaha sendiri dari keterpurukannya, menjadi putri yang
berkualitas yang ditempanya sendiri. Sehingga dengan usahanya sendiri dia
menjadi pantas untuk dinikahi seorang pangeran yang sedang mencari istri
(Halaman 238).
Novel
ini sangat direkomendasikan untuk para lajang ataupun orang yang sudah berumah
tangga. Cocok sekali untuk mengajak kita merenungi apa sebenarnya tujuan kita
mengambil langkah untuk menikah? membina keluarga, meneruskan keturunan, sataukah
ekedar menyalurkan kebutuhan biologis dengan cara legal?. Usai membaca novel
ini kita bisa menata ulang kembali niat dan tujuan-tujuan yang barangkali ada
yang perlu diperbaiki(*).
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung ke blog BaW. Mohon kritik dan komentar yang membangun untuk setiap postingan ;)