Bunda Marisa Agustina dan Reisha |
Haloo.... ada yang nunggu-nunggu tips menulis novel anak, gaaak? Alhamdulillah, Bundamin sudah selesai membaca novel Reisha, si Pengusaha Cilik, karya Marisa Agustina. Ceritanya tentang Reisha yang sedang belajar menjadi pengusaha dengan menjual puding di sekolah. Puding-pudingnya banyak disukai teman-teman. Bagaimana ya seorang anak SD berjualan? Apalagi setelah ada saingan, apakah Reisha bertahan? Trus, gimana setelah Reisha dipanggil Kepala Sekolah akibat aktivitas jualannya itu? Selebihnya ya baca saja di buku "Reisha si Pengusaha Cilik."
Nah, sekarang saatnya wawancara dengan Bunda Marisa Agustina. Selain sudah menerbitkan novel anak, Bunda Icha ini juga sering menulis cerpen anak, salah satunya dimuat di Kompas Anak. Kamu-kamu yang pingin bisa nulis novel anak, yuuk.. baca wawancaranya di bawah ini ya....
Tanya: Halo Bunda Marisa, novel Reisha si Pengusaha Cilik ini
novel Bunda yang ke berapa ya?
Trus, kenapa Bunda suka menulis novel anak?
novel Bunda yang ke berapa ya?
Trus, kenapa Bunda suka menulis novel anak?
*Reisha ini buku fiksi solo pertama saya
*Anak-anak sebagai pemilik analogi 'ibarat selembar kertas putih kosong',
saya ingin ikut ambil bagian untuk mengisi mereka dengan nilai-nilai yang positif.
Menulis cerita anak menjadi salah satu pilihan,
setidaknya itu yang bisa saya lakukan.
saya ingin ikut ambil bagian untuk mengisi mereka dengan nilai-nilai yang positif.
Menulis cerita anak menjadi salah satu pilihan,
setidaknya itu yang bisa saya lakukan.
Tanya: Susah enggak nulis novel anak, kan Bunda udah bukan anak-anak
lagi. Gimana caranya menyelami dunia anak-anak?
Hmmm pertanyaan menarik. Sama halnya seperti menulis untuk usia
berapa pun, namanya menulis selalu susah-susah gampang. Khusus untuk usia
anak-anak, beberapa teori mengatakan menulis untuk anak harus menggunakan
bahasa yang mudah dipahami anak. Saya kadang bingung dengan teori ini, karena
pada kenyataannya anak-anak zaman sekarang itu canggih-canggih. Kosakata
mereka, cara mereka berbicara, kadang bener-bener membuat kita ternganga. Coba
saja perhatikan status kawan-kawan kita di medsos soal anak-anak mereka. Dan
jangan jauh-jauh, perhatikan saja bagaimana anak-anak kita mengungkapkan
sesuatu. Dari sanalah biasanya saya menyelami dunia anak. Terlepas dari, kitalah
orang dewasa yang harusnya mengisi mereka. Jadi harusnya ya kitalah yang
'memaksakan' apa yang ingin kita sampaikan, bukannya kita yang mengikuti apa
mau mereka hehehe.
Tanya: Dari mana mendapat ide novel Reisha si pengusaha cilik ini?
Kalau ditanya dari mana jujur aja saya bingung hehe. Di sekolah
anak-anak saya sering sih ada pekan wirausaha, hari pasar gitu. Mungkin itu
menjadi salah satu sumber ide. Reisha ini menjadi semacam salah satu obsesi
saya. Maksud saya, suatu saat kelak saya ingin anak-anak saya terampil di dunia
usaha. Jadi saya mengabadikan harapan itu melalui novel ini :))
Tanya: Selain novel anak, apakah Bunda menulis genre lain? Jika iya,
lebih sulit mana menulis novel anak atau yang lain?
Iya, saya pernah nulis satu draft novel dewasa, apa itu
dihitung? ;p Kalau soal level kesulitan, mmm tergantung sih. Mau novel anak
atau dewasa, ketika konsep sudah fix, ide lancar, ya bakalan cepat. Tapi kalau
sebaliknya, ya sama saja, mandeg Belum lagi faktor X, seperti mood dan tingkat
kerajinan hehe
Tanya: Berapa lama menyelesaikan novel ini? Apa kesulitan yang menemani
penulisannya?
Sekitar sebulan. Kesulitannya, menentukan nama si tokoh utama .
Sama menyesuaikan diri dgn sudut pandang orang ketiga, mengingat saya lbh
senang nulis dgn sudut pandang orang pertama.
Tanya: Berapa lama proses penerbitannya? Susah gak dapat penerbitnya?
Prosesnya sekitar setengah tahunan. Pas saya nulis draft novel
ini saya sudah menarget nantinya mau kirim ke mana. Dan alhamdulillah,
benar-benar berjodoh dengan Lintang Indiva
Tanya: Minta tips-tipsnya dong Bun supaya bisa menulis novel anak atau
cerpen anak, kan cerpen Bunda juga pernah dimuat di Kompas Anak.
Pertama, tentukan tema besar yang ingin kamu sampaikan.
Tentunya posisikan dirimu sebagai orang dewasa
yang berniat mengisi anak-anak dengan sesuatu. Setelah itu pelajari cara
anak-anak berkomunikasi. Anak itu sebenarnya cerdas-cerdas, lho. Jangan ragu
memasukkan kata-kata atau kalimat yang kelihatannya rumit, selama kita
menjelaskan maksudnya kemudian. Setidaknya itu menurut saya lho ya Terakhir
sering-seringlah dampingi anak nonton kartun (yang baik). Kebanyakan kartun
anak itu produk luar, yang berarti bahasanya disulihsuarakan. Dan bahasa
dubbing itu pasti baku dan indah. Banyak belajarlah dari sana
Oke deh, makasih ya Bunda Marisa. Semoga Reisha dibaca oleh semua anak Indonesia :-)
Kayanya nulis novel anak lebih ringan ya dibanding novel remaja atau dewasa??
ReplyDeletejadi penasaran sama novel2 nya
ReplyDelete