ki-ka: Fikri, Rini, Leyla, Nila, Aida |
Oleh : Nila Kaltia
Atas anjuran dari Aida MA. akhirnya saya menuliskan Catatan Harian ini (Lho, jadi bukan atas kesadaran sendiri, tho? Heu..).
Aida sebenarnya sudah memberi kabar di BaW jauh-jauh hari mengenai rencananya mengudarakan komunitas kita tercinta di MQFM Bandung. Dalam pikiran saya pastilah sudah ada orang-orang BaW yang sanggup menghandle event ini dengan baik. Saya datang ataupun tidak pastinya tidak akan berpengaruh terlalu banyak. Tapi ternyata oh, ternyata, beberapa hari menjelang hari mengudara, saya mulai ditowel-towel untuk melakukan multiple chat di inbox FB oleh Leyla Hana, Aida MA., dan Rini Bee.
Tahukah anda isi chatnya? Aida berhalangan hadir karena bentrok dengan acaranya bersama Bentang di Jakarta. Lalu Ibu Kepsek kita dengan berat hati menyerahkan tugasTalk Show kepada kami yang berdomisili di Bandung (UWHAAT?? Nggak salah? Glek dah, ini mah namanya!). Dalam kepenulisan Rini Bee lebih lumayan dibanding saya. Tapi masalahnya, kami berdua itu sama sekali tidak punya pengalaman ber-Talk Show-ria (ngerumpi sama ibu-ibu di sekolahan jelas sama sekali tidak bisa dikategorikan “Talk Show”, kan?). Dengan penuh kebersahajaan kami berduapun menolak titah Bu Kepsek.
Tapi apa jadinya kalau acara yang jelas-jelas kita minta lalu kita gagalkan begitu saja? Pasti yang akan jelek nama BaW atau Aida MA. selaku penggagas. Di situlah mulai muncul sedikit kenekatan saya. Ahh, siaran di radio kan mukanya tidak kelihatan! Apa susahnya sih, ditanya lalu menjawab? Demi nama BaW saya rela! (kumat lebay). Langkah selanjutnya tinggal “menghasut” Rini Bee untuk melakukan aksi duet nekat! (lumayan, kalau hasilnya malu-maluin kan malunya bisa dibagi dua).
Belum sempat mengobrol banyak dengan Rini Bee ternyata Aida tiba-tiba saja menyatakan bahwa jadwalnya dengan Bentang bisa diundur dan itu berarti Si Mbak Kece ini bisa hadir (Silakan melap keringat tanda lega, Teman-teman! Nama besar BaW tidak jadi dipertaruhkan di bahu Duo Ibu Nekat). Kesanggupan Aida juga ternyata menggugah semangat Ibu Kepsek kita untuk memaksakan diri hadir walau harus naik bus dari Bogor menuju Bandung dengan membawa batitanya yang masih menyusu ASI.
Minggu, tanggal 16 Februari kami sepakat untuk langsung berkumpul di MQFM, jalan Geger Kalong, Bandung. Datang satu jam sebelum saatnya on air ternyata tetap saja menjadikan saya orang yang paling telat. Leyla Hana plus paket komplitnya (tidak jadi naik bus, bapake bocah-bocah akhirnya luluh juga mau mengantar), Aida MA., dan Rini Bee terlihat sudahstand by di depan rumah yang berfungsi sebagai kantor sekaligus studio MQFM. Kami langsung cipika-cipiki, rasanya bukan seperti baru bertemu, tapi bagai jumpa teman lama (sok akrab mode on).
Selesai shalat Ashar dan diselingi dengan jatuhnya salah satu putra dari Bu Kepsek Leyla Hana sampai kakinya berdarah, akhirnya kami masuk ruang studio siaran tepat pukul 16.00. Dua Akang yang memperkenalkan diri sebagai Sena dan Fikri (kalau tidak salah) berlaku sebagai penyiar yang akan mengawal kami dalam acara Talk Show tersebut.
Rencana awalnya yang akan berbicara hanya Ibu Kepsek dan Aida sementara saya dan Rini Bee hanya sebagai pemanis saja (kebetulan memang kami berdua lumayan manis, sih! *Bletak!). Namun apa daya, begitu melihat mikrofon menyala, hasrat “ngartis” yang terpendampun ikut menyala.
Pada awalnya Ibu Kepsek terlihat masih sedikit grogi, Rini Bee malu-malu (saya malu-maluin), dan Aida malah bertindak sebagai wartawan yang sibuk mengambil gambar kami. Satu jam berlalu, pembahasan mengenai antologi BaW perdana yang berjudul “Biru” akhirnya rampung.
Tiba saatnya pembahasan mengenai Komunitas BaW Tercinta untuk satu jam selanjutnya. Kamipun semakin panas, mikrofon berpindah dari satu tangan ke tangan lainnya dengan lancar. Ibu Kepsek dengan gaya cool dan jujurnya, Aida dengan gaya profesional dan terstrukturnya, Rini Bee dengan suara lembutnya, dan saya dengan gaya asal nyerocos yang bersusah payah untuk terlihat tetap elegan.
Ibu Kepsek yang berbaik hati memperkenalkan saya sebagai penulis komedi membuat Kang Sena, salah satu penyiar menantang saya untuk ber-Stand Up Comedy (tega banget ya, tuh Si Akang! Saya kan sedang hamil, jangankan Stand Up, Sit Down aja pegel!). Saya kan cuma error dalam tulisan. Dalam kehidupan sehari-hari saya tetap memegang teguh prinsip “cool dan elegant” serta “lembut dan keibuan” (Ihirr!).
Pertemuan kami harus berakhir. Leyla Hana dan Rini Bee langsung menuju ke arah pulang sementara Aida MA. bersedia menemani ibu hamil yang sudah kelaparan untuk makan malam bersama. Sebelum suami dan anak-anak Si Ibu Hamil datang menjemput dan jadwal kendaraan travel Aida MA. tiba, kami mengobrol cukup banyak. Aida sempat menyelipkan sebuah kalimat motivasi buat saya : “Teh Nila dengar sendiri, keseharian saya itu tidak berbeda jauh dengan keseharian Teh Nila” (yang artinya, kalau Aida MA. bisa menerbitkan 9 buku sejauh ini, seharusnya Nila Kaltia juga bisa).
Terima kasih Leyla, Rini, dan Aida telah membiarkan saya merasakan menjadi orang keren yang diwawancara di radio. Terima kasih BaW, sungguh pengalaman berharga. Semoga saya bisa tetap konsisten berkarya melalui tulisan, Aamiin.
*Bumil dadah-dadah...
Malam gini baca website ini seru
ReplyDeleteSpecta sangat ini webnya keren ihh dari mulai tema sampe ke artikelnya
ReplyDeleteWah OMG keren
ReplyDeleteKece total webnya
ReplyDeletethanks infonya
ReplyDeleteTop banget deh
ReplyDeletekeren banget web nya
ReplyDeleteweb ini emang bener keren
ReplyDeleteweb ini aku suka ditunggu artikel selanjutnya
ReplyDeletekeren
ReplyDelete