by : WINDRY RAMADHINA
Saya ingin bercerita tentang
penokohan. Seringkali, kita menemukan tokoh-tokoh yang, well, klise dalam
sebuah novel. Banyak penulis, semoga saya tidak termasuk, kesulitan
menghadirkan sebuah tokoh yang utuh, yang terasa nyata dan mampu melekat dalam
benak pembaca untuk waktu yang lama.
Seorang penulis harus mengenal
karakternya dengan mendalam. Bayangkanlah karakter-karakter kita hidup, seperti
kita. Mereka punya suara yang khas, cara berpikir, dan nilai-nilai yang
ditentukan oleh hal-hal yang mereka alami dalam hidup. Dan, semua itu akan
menentukan perbuatan mereka, seperti apa mereka bereaksi terhadap suatu
masalah, dan bagaimana mereka menyelesaikannya (atau apakah mereka memang akan
menyelesaikannya).
Kita bisa meminjam orang di
sekitar kita untuk dijadikan tokoh. Saya pernah melakukannya saat menulis
Montase. Teman-teman Rayyi (si tokoh) sesungguhnya adalah teman-teman saya di
kehidupan nyata.
Cara itu jauh lebih mudah daripada
kita menciptakan tokoh yang sama sekali baru, tetapi tidak setiap saat kita
bisa menemukan model nyata yang pas untuk cerita kita. Jadi, seringnya, kita
harus mengembangkan tokoh kita dari nol.