Menjadi jomblo atau
tanpa pasangan dalam era media sosial dewasa ini kerap menjadi bahan olok-olok.
Jomblo seperti sebuah status yang memilukan dan tidak bisa melihat keindahan
dunia hanya karena tidak punya pasangan. Padahal kesendirian juga bukan sebuah aib.
Tanpa pasangan bukan alasan untuk terus merutuki keadaan, bukankah matahari
juga sendiri dan dia tetap bersinar?
Sebuah
buku yang berjudul Jomblo Prinsip atau Nasib memuat kisah-kisah tentang jomblo.
Kisah dalam buku ini terbagi menjadi 2 bagian, bagian pertama berjudul ‘Ya
Jomblo Ya Nasib’ yang memuat 6 kisah para jomblo yang gagal menjalin asmara.
Melewati luka dan sakitnya hati saat harus mengalami yang namanya patah hati.
Namun, dibalik kekecewaan dan kemarahan mereka mencoba mengambil hikmah yang terjadi
dalam kehidupan.
Seperti cerita yang
dituturkan dengan manis oleh Shabrina WS, tentang Seruni yang tinggal di
pedesaan. Di kampung tempat Seruni tinggal di tahun itu, jatuh cinta tak jauh
dari orang-orang di sekitar. Menikah dengan tetangga sendiri adalah hal biasa.
Maka dalam satu desa itu memang satu sama lain terkait hubungan keluarga.