Sunday, January 20, 2013

SC# 8, HAPPY BIRTHDAY, BAW!


by: Elita Duatnofa

Selamat pagi, pemirsa setia BAW. Kali ini Anda semua ditemani oleh saya, Elita Duatnofa. Baiklah, ngomong-ngomong soal BAW….

Pertama kali bergabung di BAW, Mbak Ley sendirilah yang memasukkan saya ke grup yang penuh warna dan aroma ini. Tapi tentu saja, saya yang memintanya. Heheh.

Mbak Ley ini nih, dalam bayangan saya adalah perempuan yang agak-agak serem dan tegas, tapi rame gitu plus suaranya keras. Pas ketemu langsung, eleeeuh… lembut, bersahaja, baik lah gitu. Suka kangen dan pengen ketemu lagi tuk curi-curi ilmu menulisnya, tapi sayang nggak tau rumahnya. Hiks.

Dan jujur aja, di awal-awal masa bergabung (bukan berkabung ya)… saya bingung mau ngapain di grup ini selain sapa-menyapa basa-basi. Anggotanya nggak ada yang benar-benar saya kenal, kecuali Mbak Nining, itupun baru tahu beberapa waktu kemudian. Mau komentar dan colek-colek, takut kayak orang sok akrab. Serba salah, karena saya ini pemalu buanget kalau belum kenal lama (sumpeh lo?). Takut dicuekin, takut dikacangin, takut digumami begini, “Ih, siapa sih lo?”


Tapi lama-lama, ketakutan saya itu terbukti salah. Suer anggotanya baik-baik, lucu-lucu, kreatif, dan ilmunya dibagi-bagi gratis. Kata terakhir tadi adalah yang selalu saya incar, gratis! Dan akhirnya, saya nggak betah kalo nggak nengok BAW. Saya nggak bermaksud bikin pembaca ge-er looh, tapi memang begitu lah adanya.

Lama-lama lagi, saya makin kenal dengan anggota-anggota BAW lewat kopi darat-kopi darat yang beberapa kali diadakan. Di situ pula saya sadar, bahwa saya tidak gokil sendirian. Ternyata banyak emak-emak dengan jenis seperti saya. Dan sepertinya itu membuat Mbak Syifa kecewa berat, karena di awal pertemuannya dengan saya, si Mbak puitis itu bilang bahwa saya ini pendiam. Untuk hal ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepadamu, Mbak Syifa. :p

Waktu terus berganti dan berjalan terus, kecuali jam dinding di rumah saya yang harus diganti baterainya. (nggak penting, abaikan saja!). Keadaan mengharuskan saya bekerja sama dengan beberapa anggota BAW. Seperti Yusi, Bu Eni, Mbak Aida, dan Mbak Lyta.

Teruntuk Yusi, saya dan Mbak Eni nggak akan berhenti berjuang untuk merenovasi Anda! Eh salah. Untuk make over kamu maksudnya. Dan kamu, jangan pernah ketawa lagi kalau saya bilang itu adalah waktunya saya untuk makan pisang. Saya ini punya hak yang sama dengan para primata di bonbin untuk menikmati pisang sebagai menu diet saya.

Bu Eni, pertama kali melihatmu, saya shock! Takut karena saya pikir Bu Eni galak. Tapi setelah mengenal lebih jauh, saya jadi jauh lebih shock! Karena kita kalo ngobrol udah nggak jelas lagi induk pembicaraannya. Mulai dari harga bawang dan terasi, sampai obrolan tingkat tinggi yang cuma kita doang yang ngerti. Oh, ternyata engkau salah satu mahluk yang enak buat diajak bercanda. Pertama kali melihatmu ceplas-ceplos, saya gemetar karena mengira kamu sedang marah. Ternyata bercanda, ya? Oya, kalau berkunjung ke rumah Mbak Eni, pasti minumnya dikasih teh botol. Jadi kalau mau minum teh botol gratis, main aja ke rumahnya beliau.

Lain Mbak Eni, lain pula Mbak Aida. Buat saya Mbak Aida adalah orang yang sabar. Ya, Mbak Aida harus sabar dengan deadline naskah duet kami yang molor dari waktu 1 bulan sampai jadi 4 atau 5 bulan. Syukurlah selesai juga. Dan saya mau bikin pengakuan dosa di sini. Saya nggak jujur selama ini sama Mbak Ai, sebenernya naskah kita molor karena setiap ngetik harus ke rumah nyokap dulu yang jaraknya 1 menit dengan naik motor, 10 menit berjalan kaki, dan 25 menit kalau ngesot. Jadi bisa kau bayangkan bagaimana perjuangkanku mengendors kan? Xixixixi. Itu terjadi karena monitor kompi saya hancur berkeping-keping ketimpuk bola golf yang entah dari mana itu si kecil mendapatkannya. Sementara netbook saya satu-satunya pun harus ganti harddisk, ganti batere, masih untung nggak ganti pemilik. Baruuu kemarin sore netbook saya berhasil hidup setelah menunggu 5 jam di Mangga Dua. (yeeeeey! Horeeee!) Alhamduuuu...lillaaah.

Mbak Lyta, bekerja sama dengan perempuan cantik macam beliau sungguh asyik euy! Orangnya nggak bawel, nggak banyak protes, meni sabar pisaan kalo kata orang sunda mah. Ssst mau tau nggak? Dalam hati rasa bangga pernah dan akan ada kerja sama dengan Mbak Lyta. Eheuy.

Kalo Mbak Yentri, dia mah percayaa aja gitu sama saya. Beli barang dagangannya nih, baru pesen langsung dikirim. Padahal belum transfer. Sekalinya saya mau bayar, dia lupa… emang kemarin beli apaan ya? Kadang otak jahat saya bilang gini, “tuh kan… nggak usah dibayar, dia mah lupa, nggak bakalan inget.” Hihihi. Tapi saya takut ah, ntar nggak bisa masuk surga gara-gara mainan anak-anak yang belum saya bayar.

Nah sekarang Mbak Linda. Masya Allah, perempuan yang satu itu mah nggak bisa marah apa ya? Baiik dan lembuut. Selimut saya yang direndem softener seharian aja masih kalah lembutnya. Saya sering janjian sama Mbak Linda, biasanya buat anter pesenan coklat. Dan dari 10 pertemuan, saya ngaret 9,9 kali. Marah pun tidak, sodara! Cemberut apalagi. Tetep aja gitu senyum-senyum terus nanya, “ini teh yang isi mede mana yang blueberry mana? Udah dilabelin kan?” :D

Ada anggota BAW yang ternyata tetangga saya, pemirsa. Namanya Mbak Anik, alias Mama Ola. Katanya sih koki handalnya Ola itu mengenal saya justru waktu saya masuk TV, diwawancara di MetroTV perihal novel berantai. Ehm… ehm. Ibunya Keenan itu pikir saya sudah terkenal, padahal… cuma dia aja yang nonton acara itu kali. Heheh. Tapi walaupun tetangga, acara nenangga dengan Mbak Anik cuma ada dalam khayalan. Janji mau main ke rumahnya karena diiming-imingi berbagai cake olahannya sendiri, hanya sebatas janji melulu. Mainnya mah nggak jadi-jadi. Jarak memang tidak menjamin sebuah pertemuan, Mbak. Ingat itu baik-baik ya.

Pemirsa BAW, mau tau siapa pendengar paling baik dan setia di antara kita? Itu dia yang paling puitis orangnya, Mbak Syifa. Kalau ngobrol sama Mbak Syifa, saya berasa punya kakak. (idiiih, enak banget main anggep orang sebagai kakak! Kemplang kepala sendiri)

Ada lagi si Intan. Pejuang kehidupan. Mudah-mudahan lulus dengan baik. Makin berjaya dengan bros rajutnya. Semoga titian hidupmu semakin gemintang, seindah rajutanmu ya. (ini lagi bener)

Kalo lagi kepingin ketawa nih sambil diskusi naskah, Mbak Risma tujuan saya. ngobrol ngalor ngidul. ngomongin gender sampe burger, hayuuu aja.

Bicara tentang BAW emang nggak ada habisnya ya. Pingiiin banget terus ngomongin BAW panjang lebar nggak pake berhenti sampai dunia kiamat. Ngebahas tentang para BAWers sampe tuntas, tasss. Tapi mana mungkin? Saya kan kudu makan, mandi, anter jemput anak sekolah, siapin makanan, fyuuh… lagi-lagi saya curhat sesuatu yang basi. Heheh. Maaf, tapi begitulah naluri keemak-emakan saya.

Nah, ibu-ibuuu… (ikutin gaya chef asal jepang, siapa itu namanya?), sekarang saya mau usul nih, gimana kalo jadwal kita diaktifkan lagi? Petugasnya mulai ditentukan lagi. Dan sekali-kali atuuh… bikin kelas belajar menulis online khusus para BAWers, gratis. Ah, jadi malu pinginnya gratis melulu. Tapi setuju kan ibu-ibuuu? Sebulan sekali kek gitu, atau 2 minggu sekali. Masing-masing diklasifikasikan lagi, jadi nggak numpuk semua anggota di satu pelatihan online. Misalnya, kelas menulis komedi, mentornya Mbak Eni Martini. Roman, Mbak Lyta. Teenlit, Mbak Ley. Nonfiksi, siapaaa gitu. Dan peserta dibatasi. Misal maksimal 10 orang. Nah, buruan deh tuh daftar yang mau ikutan sesuai ilmu yang dituju, karena peserta terbatas. Biarin aja terbatas, kan siapa yang buru-buru daftar berarti menunjukkan keseriusannya. Gratis ini. Ya, nggak? Dan dalam bulan yang sama, peserta hanya boleh mengikuti salah satu pelatihan. Kenapa begitu, sodara-sodara? Itu supaya peserta bisa fokus binti serius dalam ilmu yang sedang didalami. Bukan begitu, bukan?

Duh, hari mulai siang pemirsa. Lihatlah cucian belum dijemur, lantai belum disapu, lauk belum tersaji. Ah, maklum si empok datangnya cuma di hari Selasa, Kamis dan Minggu. Saya harus menunaikan kewajiban yang itu dulu. Jadi saya undur pamit.

Mohon ma’aaaaf yang sedalam-dalamnya buat para BAWers yang nggak kesebut di sini. Bukan maksud nggak ingat atau nggak kenal atau nggak mau nyebut gitu. Tapi waktu terbatas, listrik terbatas, dan pengetahuan saya tentang BAWers juga terbatas. Takut salah ngomong gitu maksudnya mah. Heheh.

Pokoknya senanglah mengenal kalian. Santi, Mbak Ade Anita, Mbak Afin, Mbak Dewi Amalia, Arul, duh siapa lagi ya? Maafkan ke-kuper-an saya ya….. tapi yang penting mah ay lop u pull deh para BAWers. Ciuuus.
Pamit yaaa….
Lop yuuuu…. And happy b’daaay!

semoga BAW semakin jaya dan berkah, serta menelurkan penulis-penulis handal. dan semoga saya jadi salah satunya. amiiin.

(tambahan: btw heran deh, setiap ngintip BAW adaaa aja ya para BAWers ini prestasinya.... mantap ih.)

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung ke blog BaW. Mohon kritik dan komentar yang membangun untuk setiap postingan ;)