Saturday, October 19, 2013

[Diary Day] Bukan Lajang Terakhir


Oleh:  Nur Aliah Saparida

“Kamu kapan nikah?” “Kapan Nyusul?” “Jangan pilah pilih ntar jadi perawan tua!”.Setahun yang lalu saat mendengar komentar seperti ini bener bener bikin emosi. Entah apakah mereka perhatian atau hanya sekedar nyinyir karena kesendirianku.  Kalau sudah seperti itu rasanya malas sekali bila harus bertemu dengan keluarga besar. Rasanya jadi merasa tertekan dan merasa bahwa saya ini gadis lajang terakhir yang ada dimuka bumi ini. Yeah,walaupun memang di keluarga besar tinggal aku seorang yang menurut mereka “betah sendiri”

                Siapa sech yang betah sendiri? saya juga pengin seperti mereka yang sudah menikah. Punya keluarga kecil, ada yang menjadi tempat untuk berlindung.  Tapi apa mau dikata kalau jodoh itu belum datang juga? Rasa sakit hati terus menggerogoti saat terus menerus orang bilang saya itu pilah – pilih. Well, mungkin kenyataan itu benar bila ditanyakan empat tahun yang lalu. Namun saat ini saya hanya mencari sosok lelaki yang bisa menjadi imam bagi keluarga kami dan bertanggung jawab. Apakah saya harus menikah dengan sembarangan orang karena tekanan yang terus menerus datang?
                Beberapakali keluarga menjodohkan saya, semua saya terima dengan lapang dada. Hanya satu permintaan saya  adalah ijinkan kami berbicara dari hati ke hati. Saya pun ingin tahun rencana sang calon suami kedepan seperti apa. Sayangnya, kesempatan itu tidak pernah ada. Mereka langsung ingin menentukan kapan pernikahan akan diadakan. Amat terpaksa saya hanya bisa menggeleng lemah. Waktu seminggu tak jua memantapkan hati. Perjodohan demi perjodohan itu gagal semua. Tidak selalu dari pihak saya.
                Pada akhirnya sempat merasa dalam titik terendah. Putus asa. Tapi setelah sempat melihat tayangan matematika jodoh di chatting YM lewat youtube. Saya pun kembali bersemangat. Saya mencoba untuk bisa memperbaiki diri. Mungkin memang saya yang belum pantas untuk menjadi istri. Kembali mendekat kepada Allah,semakin membuat saya tenang bila mendengar komentar yang tidak mengenakan. Terkadang hanya senyuman yang bisa saya balas.
                Jodoh memang di tangan Allah, tapi saya pun harus berikhtiar untuk menjemput jodoh tersebut. silaturahmi pun mulai saya lakukan. Bergaul dengan komunitas yang positif pun saya ikuti. Berusaha untuk datang ke setiap undangan pernikahan yang mampir kerumah. Semua saya lakukan untuk bersilaturahmi. Karena kita tidak akan pernahtahu kapan Allah akan mempertemukan dengan jodoh kita.
                Mungkin di keluarga besar saya adalah single terakhir, tapi saya yakin di luar sana banyak sekali wanita yang juga sedang mencari belahan hatinya. Doakan kami agar segera menemukan pendamping dunia akhirat.

2 comments:

  1. iya... siapa pula yang ingin menjomblo terus? maunya sih segera menuju pernikahan. tetapi urusan menikah kan bukan hanya sekedar materi. Tetapi juga hati. Kalau belum pas, mana bisa dipaksa.. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiin yaa Rabb.. bersemangat, mbak.. proses perbaikan diri tak berhenti manakala kita sudah menikah :) siip, deh.. semoga Allah mempertemukan jodoh kita dalam waktu tepat dan terbaik :)

      Delete

Terima kasih telah berkunjung ke blog BaW. Mohon kritik dan komentar yang membangun untuk setiap postingan ;)