Tuesday, July 22, 2014

Menulis dengan Jiwa

Leyla Hana

Assalamu’alaikum wr.wb
Dear, Bawers, semoga ibadah puasa gak bikin semangat nulis jadi luntur ya.

Pengalaman mengisi talkshow menulis novel, ada satu pertanyaan yang cukup sulit saya jawab. Bagaimana memasukkan jiwa ke dalam tulisan? Kalau kita suka baca novel, ada novel yang ceritanya bikin kita terhanyut ke dalamnya, ada juga yang hambar. Hambar, maksudnya, cerita itu “kering” dan tidak berpengaruh apa-apa ke dalam perasaan kita. Bahkan mungkin saking hambarnya, kita jadi males melanjutkan membacanya.


Menulis novel memang gak semudah menulis nonfiksi atau cerita keseharian. Selain harus memakai diksi yang cantik, juga harus bisa membawa perasaan pembaca ke dalam cerita. Jadi, apakah saya punya trik untuk mengantisipasinya? Sejujurnya, pengalaman saya menulis novel yang dapat membuat pembaca terhanyut itu, jika ceritanya berdasarkan pengalaman pribadi. Wajar saja, karena saya benar-benar merasakannya. Kalau tokohnya marah, ya sebenarnya itu saya yang sedang marah. Begitu juga kalau tokohnya sedih, senang, dan sebagainya. Otomatis, pembaca pun akan merasa masuk ke dalam cerita.

Lalu, bagaimana kalau kita mengangkat cerita yang bukan pengalaman kita? Pengalaman orang lain atau hanya sekadar imajinasi? Ada dua pendapat yang bertolak belakang di sini:

Pertama, tulislah sesuatu yang memang kamu sukai, niscaya kamu pasti bisa menjiwai ceritamu itu. Jangan paksakan diri kamu untuk menulis sesuatu yang jauh dari kehidupanmu. Ini memang benar. Coba deh kita menulis sesuatu yang memang kita kuasai, pasti nulisnya enak dan lancar karena semua ide mengalir deras. Tapi kalau kita menulis sesuatu yang gak kita kuasai, otomatis kita harus menguasainya dulu. Butuh waktu lama dan biasanya di tengah-tengah proses menulis itulah kita kena writer block. Ada penulis yang bersikukuh hanya akan menulis sesuatu yang menjadi “passion”nya, kesenangannya. Dia tidak akan menulis sesuatu yang tidak dikuasainya karena jadinya pasti “kering” atau tidak ada jiwanya. Bagaimana dengan saya?

Kedua, menulis dengan riset. Nah, saya sendiri rasanya gak mungkin hanya menulis sesuatu yang sudah saya alami, karena bahan tulisan akan cepat habis. Saya tertarik juga untuk menulis sesuatu yang berada di luar dunia saya, berdasarkan imajinasi atau pengalaman orang lain. Tentu saja itu gak mudah. Beberapa riset yang bisa kita lakukan adalah:

Satu, datang langsung ke lokasi yang diangkat ke dalam cerita. Ini butuh kemauan keras dari penulis, terutama bila lokasinya itu jauh dari kediaman penulis. Saya dengar Oka Aurora menulis pengalaman masa kecil Ustadz Ahmad Al Habsyi dengan datang langsung ke tanah kelahiran ustadz tersebut, tapi saya lupa tempatnya di mana hehe….

Dua, wawancarai narasumber yang mengetahui informasi-informasi yang menunjang tulisan kita. Ini sering dilakukan oleh Remi Sylado ketika menulis novel sejarah, beliau bertanya langsung ke veteran-veteran perang. Wawancara bisa dilakukan secara langsung atau melalui surel dan jejaring sosial. Misalnya, seperti yang saya lakukan untuk novel “Pesan Cinta dari Brisbane” (Penerbit Mizan, segera terbit). Saya belum pernah ke Brisbane, Australia, tapi saya mewawancarai beberapa orang yang pernah dan berdomisili di sana melalui jejaring sosial dan sms. Hasilnya, ada banyak masukan dari mereka, terutama mengoreksi kesalahan informasi yang saya dapatkan dari google.

Tiga, kepustakaan (buku referensi dan google) dan imajinasi. Ini pilihan terakhir untuk penulis yang tidak punya waktu dan biaya mendatangi tempat yang dijadikan latar cerita atau tidak punya narasumber untuk diwawancarai. Tapi, ini rentan copas (copy paste) dan plagiat, terutama bila penulis kurang bisa mengolah data. Jangan sampai digugat pembaca sebagaimana Quick Count Pilpres yaa, xixixixi…..
.
Salam,           
Leyla Hana
Novelis kurang lebih 20 buku, terbaru adalah “Aku, Juliet” (Penerbit Moka, 2014). Telah menerbitkan novel sejak tahun 2003, pendiri grup BAW Community. Blognya adalah www.leylahana.blogspot.com. Twitter: @leylahana. 

4 comments:

  1. saya jawab walaikumussalam mb.
    wah rajin bgd nulis novel... saya jd penasaran ttg Novel yg bakalan segera terbit dari brisbane...
    Tipsnya oke bgd mb.. makash mb

    ReplyDelete
  2. bagus sekalii,, sangat bermanfaat semoga sukses terus yaa

    ReplyDelete
  3. Alhamdulillah dapat tips dan ilmu. mau saya pantengin ah biar bisa nulis novel yg keren hehe

    ReplyDelete

Terima kasih telah berkunjung ke blog BaW. Mohon kritik dan komentar yang membangun untuk setiap postingan ;)