oleh Elita Duatnofa
Kamu penulis? atau pingin jadi penulis? atau lagi belajar untuk jadi penulis? atau kenal dengan salah satu penulis? heheheh. Kalau kamu penulis, atau sedang belajar menulis, pernah nggak ngalamin suatu waktu dan keadaan yang membuat kamu susah banget buat menulis dengan tenang? Saya mah sering! Ciuus.
Sebagai orang yang masih belajar menulis, besar keinginan buat menghasilkan banyak karya mulai tahun ini. Tapi mana mungkin bisa nulis banyak kalau sehari aja cuma bisa nulis 1-2 paragraf dalam sehari? Kapan kelarnya, coba? Dan, taraaa! Saya sudah punya solusinya. Karena nggak bisa menulis dengan kuantitas yang baik di rumah dengan anak-anak yang sedang aktif-aktifnya dan kritis-kritisnya, juga iseng-isengnya, akhirnya saya memutuskan untuk menulis di luar rumah. Bukan, bukan di halaman depan rumah. Tapi benar-benar jauh dari rumah. Dimana anak-anak nggak bisa menemukan saya untuk beberapa jam saja. Heuheuheu. (I’m sooo sorry kids! But I’ve to do that.)
Nah, sekarang saya mau membahas beberapa tempat yang telah saya jadikan lokasi menulis. Mungkin bisa jadi inspirasi buat penulis dan calon penulis lain. Tapiii, berhubung saya tinggal di Depok, jadi saya menuliskan beberapa tempat menulis di sekitar Depok aja ya. Karena saya nggak pernah menulis sampai ke Papua sana. Namun begitu, saya rasa tempat-tempat yang saya sebutkan bisa mewakili tempat serupa di daerah lainnya. Ya toh?
Langsung aja ya,
1. Food Court Detos (Depok Town Square)
Tempatnya enak, adanya di lantai paling atas, seingat saya. Selantai dengan bioskop 21. Kursinya yang banyak dan area yang lumayan luas bikin kita bisa milih kursi yang mana aja yang kita mau, asalkan jangan kursi yang udah didudukin orang lain, kalo itu sih… cari masalah namanya.
Makanan dan minuman berharga standard. Kita nggak perlu jual gadget dulu buat bayar makanan dan minumannya. Misalnya aja milo ice itu 7rb rupiah aja, otak-otak juga Cuma 7rb seporsinya. Kalo masih nggak bisa bayar, tinggalin aja dulu KTP atau SIM buat jaminan. Hihihihi. Full music dengan volume yang cukup keras tapi nyaman didengar, bikin kita nggak perlu dengerin suara-suara nggak penting lainnya. Misalnya aja suara di meja sebelah yang lagi ngerumpi, no no no! itu kepo namanya. Atau suara blender dari stand minuman terdekat, masih samar suaranya karena suara music yang cukup keras itu. Jadi, ide-ide pun bisa dituangkan tanpa banyak hambatan.
Tapiii, minusnya adalah biaya parkir! Pengalaman saya selama 4 jam mulai datang sampai pulang, dikenakan biaya parkir 5rb rupiah. Jika setiap hari menulis di sana, dikalikan sebulan, maka saya akan mengeluarkan biaya 150rb hanya untuk parkir di sana, dan selama setahun saya akan mengeluarkan uang sekitar 1,8 juta Cuma buat parkir di satu tempat itu saja. Nah, kan. Biaya parkir yang terus jalan, membuat cost menulis gagal untuk dibilang murah. Heheheh. #pelit bin irit
2. KFC
Nah, di sini biaya menulis bisa lebih ditekan lagi. Andalan saya kalau niat numpang nulis di KFC adalah menu gocengan, hahah. Missal: mocca float, grape float, pudding, ice cream sundae. Biasanya saya membeli 2 dari daftar menu yang saya sebutkan barusan. Soalnya malu juga kalo Cuma beli satu menu gocengan dan duduk berjam-jam di sana. Apalagi kalo ada wifi-nya. Bisa-bisa saya dicurigai numpang ngenet gratis doang, padahal kan memang iya.
Suasana menulis? Enak bin nyaman lah. Tapi usahakan KFCnya yang agak luas ya. Kayak di D’mall, Mall Cinere, atau KFC yang punya gedung sendiri. Supaya kamu nggak deg-degan karena takut diusir gara-gara bikin tamu lain nggak bisa duduk. Ya, beli menu gocengan, tahu diri sedikitlah ya. Hu huh u.
Parkir. Gimana soal parkir? Ya sama aja dengan di Detos. Secara kalaupun KFC yang punya gedung sendiri, dia pakai secure parking buat mengelola parkiran kendaraan pengunjung. Jadi besarnya ya tergantung lamanya kita berkunjung, eh numpang nulis di situ.
3. 7 Eleven
Harga di sini juga cukup terjangkau. Nggak usah risau soal harga kecuali kalo kita sama sekali nggak bawa duit waktu datang ke sana. Segelas slurpee ukuran paling kecil dihargai 7rb, dan hot chocolate 12ribu, dan kita bebas ambil sendiri. tuang sendiri. (sekecil-kecilnya gelas di sini, masih bisa bikin kembung kok). jadi kalo ngerasa nggak punya urat malu, kita bisa minum dulu sampe puas, kalo udah mau habis kita isi lagi yang penuh, baru deh kita tutup gelasnya dan kita bawa ke kasir. Bukan, bukan buat nyuruh tuh kasir minum bekas kita, tapi buat bayar minumannya. Sementara kalo cemilan, banyak pilihan, mau chitato kek, apa kek, terserah maunya aja. Yang penting dibayar.
Suasana? Asik tentunya! Suara music dan tempat yang nyaman bikin ide mangalir deras. 7 eleven juga biasanya ada wifi-nya. Lumayan kalo mau numpang download lagu. Uhuk… manusia tumpangan.
Soal parkiran? Tenaaang! Paling mahal kita Cuma kena 2 rebu perak, biar pun kita datang pagi dan pulang malam. Soalnya urusan parkiran diserahin sama tukang parkir personal. Nah, yang kayak begini kudu jadi bahan pertimbangan juga kalo kita terpaksa kudu sering-sering numpang nulis di luar.
4. Semerbak Café
Tempat ini cocok buat yang kepingin nongkrong, eh nulis, di starbucks tapi biaya terbatas. Menunya ya mirip-miriplah sama starbucks. Tempat enak dan nyaman. Cuma musiknya itu terlalu kecil buat telinga saya, sehingga rancu antara suara music, blender, dan suara kendaraan di luar sana. Kadang sewaktu ide-ide lagi seru-serunya berlompatan di kepala saya, tiba-tiba langsung blank gara-gara kaget sama suara blender.
Soal harga, cukup ramah lah. Rata-rata minuman berfloat dihargai 10ribu aja. Jangan harap nemuin cemilan di sini ya, kecuali kalau kamu biasa menganggap burger dan hotdog sebagai cemilan.
Soal parkiran? Heheheh, di Semerbak Café Depok, nggak ada tukang parkirnya, jadi nggak ada biaya parkir. Satu sisi, enak dan hemat. Di sisi lain ya kudu waspada sendiri, khawatirnya ada curanmor sewaktu kita lagi lengah. Sebenernya sih kita bisa lihat dengan jelas kea rah luar buat ngawasin sepeda motor, tapi kan tujuan kita tuh buat nulis bukan buat jadi pengawas keamanan motor.
5. Buku Kafe
Tempatnya sunyiii, enak buat nulis. Dan nyamaan banget diiringin dengan music-musik yang ramah telinga. Pengunjung kafe yang ini nggak akan ada yang berisik. Hening. Recommended buat yang suka hening.
Cuma harga minuman dan makanannya nggak murah-murah banget. Minuman dihargai di atas 10ribu semua. Makanan yang termurah adalah sekitar 25ribu. Bagi saya, cukup berat kalau nulis di sini setiap hari. Masalahnya juga, ruangannya agak kecil, sehingga Cuma bisa memuat beberapa pengunjung saja. Eksklusif memang. Tapi jadinya ketara banget kalau saya duduk berjam-jam dan Cuma beli minum segelas doang.
Nah, di sini tempat parkirnya sempiiit. Cuma bisa memuat 2 mobil saja dan beberapa motor. Kebetulan saya nggak punya mobil, jadi nggak pake bingung soal parkir. Keamanan kendaraan juga cukup terjamin coz ada tukang parkirnya, jadi aman lah ibu-bu, bapak-bapak.
6. Zoe Kafe
Suasana asik dan eksotik. Sumber inspirasi banget lah kalo buat saya. Full music dan kenceng, sehingga suara kendaraan yang rame itu nggak kedengeran jelas. Dilengkapi dengan taman bacaan, kita bisa sambil baca-baca juga di sana.
Makanan dan minuman, hmmmm…. Agak mahal dan nggak enak. Maksudnya, nggak seimbang antara harga dengan rasa dan kuantitas, hahah. Tapi ya suasananya itu yang suer enak banget buat nulis. Karena konsepnya eksotis dan green gitu deh. Bisa menghadirkan sisi romantisme kita. Ihik.
Lahan parkirnya lumayanlah walaupun nggak luas juga. Tapi aman karena ada tukang parkirnya.
Nah, semoga bisa berguna ya buat kamu-kamu yang lagi cari tempat yang asoy buat nulis. ^_^
Kamu penulis? atau pingin jadi penulis? atau lagi belajar untuk jadi penulis? atau kenal dengan salah satu penulis? heheheh. Kalau kamu penulis, atau sedang belajar menulis, pernah nggak ngalamin suatu waktu dan keadaan yang membuat kamu susah banget buat menulis dengan tenang? Saya mah sering! Ciuus.
Sebagai orang yang masih belajar menulis, besar keinginan buat menghasilkan banyak karya mulai tahun ini. Tapi mana mungkin bisa nulis banyak kalau sehari aja cuma bisa nulis 1-2 paragraf dalam sehari? Kapan kelarnya, coba? Dan, taraaa! Saya sudah punya solusinya. Karena nggak bisa menulis dengan kuantitas yang baik di rumah dengan anak-anak yang sedang aktif-aktifnya dan kritis-kritisnya, juga iseng-isengnya, akhirnya saya memutuskan untuk menulis di luar rumah. Bukan, bukan di halaman depan rumah. Tapi benar-benar jauh dari rumah. Dimana anak-anak nggak bisa menemukan saya untuk beberapa jam saja. Heuheuheu. (I’m sooo sorry kids! But I’ve to do that.)
Nah, sekarang saya mau membahas beberapa tempat yang telah saya jadikan lokasi menulis. Mungkin bisa jadi inspirasi buat penulis dan calon penulis lain. Tapiii, berhubung saya tinggal di Depok, jadi saya menuliskan beberapa tempat menulis di sekitar Depok aja ya. Karena saya nggak pernah menulis sampai ke Papua sana. Namun begitu, saya rasa tempat-tempat yang saya sebutkan bisa mewakili tempat serupa di daerah lainnya. Ya toh?
Langsung aja ya,
1. Food Court Detos (Depok Town Square)
Tempatnya enak, adanya di lantai paling atas, seingat saya. Selantai dengan bioskop 21. Kursinya yang banyak dan area yang lumayan luas bikin kita bisa milih kursi yang mana aja yang kita mau, asalkan jangan kursi yang udah didudukin orang lain, kalo itu sih… cari masalah namanya.
Makanan dan minuman berharga standard. Kita nggak perlu jual gadget dulu buat bayar makanan dan minumannya. Misalnya aja milo ice itu 7rb rupiah aja, otak-otak juga Cuma 7rb seporsinya. Kalo masih nggak bisa bayar, tinggalin aja dulu KTP atau SIM buat jaminan. Hihihihi. Full music dengan volume yang cukup keras tapi nyaman didengar, bikin kita nggak perlu dengerin suara-suara nggak penting lainnya. Misalnya aja suara di meja sebelah yang lagi ngerumpi, no no no! itu kepo namanya. Atau suara blender dari stand minuman terdekat, masih samar suaranya karena suara music yang cukup keras itu. Jadi, ide-ide pun bisa dituangkan tanpa banyak hambatan.
Tapiii, minusnya adalah biaya parkir! Pengalaman saya selama 4 jam mulai datang sampai pulang, dikenakan biaya parkir 5rb rupiah. Jika setiap hari menulis di sana, dikalikan sebulan, maka saya akan mengeluarkan biaya 150rb hanya untuk parkir di sana, dan selama setahun saya akan mengeluarkan uang sekitar 1,8 juta Cuma buat parkir di satu tempat itu saja. Nah, kan. Biaya parkir yang terus jalan, membuat cost menulis gagal untuk dibilang murah. Heheheh. #pelit bin irit
2. KFC
Nah, di sini biaya menulis bisa lebih ditekan lagi. Andalan saya kalau niat numpang nulis di KFC adalah menu gocengan, hahah. Missal: mocca float, grape float, pudding, ice cream sundae. Biasanya saya membeli 2 dari daftar menu yang saya sebutkan barusan. Soalnya malu juga kalo Cuma beli satu menu gocengan dan duduk berjam-jam di sana. Apalagi kalo ada wifi-nya. Bisa-bisa saya dicurigai numpang ngenet gratis doang, padahal kan memang iya.
Suasana menulis? Enak bin nyaman lah. Tapi usahakan KFCnya yang agak luas ya. Kayak di D’mall, Mall Cinere, atau KFC yang punya gedung sendiri. Supaya kamu nggak deg-degan karena takut diusir gara-gara bikin tamu lain nggak bisa duduk. Ya, beli menu gocengan, tahu diri sedikitlah ya. Hu huh u.
Parkir. Gimana soal parkir? Ya sama aja dengan di Detos. Secara kalaupun KFC yang punya gedung sendiri, dia pakai secure parking buat mengelola parkiran kendaraan pengunjung. Jadi besarnya ya tergantung lamanya kita berkunjung, eh numpang nulis di situ.
3. 7 Eleven
Harga di sini juga cukup terjangkau. Nggak usah risau soal harga kecuali kalo kita sama sekali nggak bawa duit waktu datang ke sana. Segelas slurpee ukuran paling kecil dihargai 7rb, dan hot chocolate 12ribu, dan kita bebas ambil sendiri. tuang sendiri. (sekecil-kecilnya gelas di sini, masih bisa bikin kembung kok). jadi kalo ngerasa nggak punya urat malu, kita bisa minum dulu sampe puas, kalo udah mau habis kita isi lagi yang penuh, baru deh kita tutup gelasnya dan kita bawa ke kasir. Bukan, bukan buat nyuruh tuh kasir minum bekas kita, tapi buat bayar minumannya. Sementara kalo cemilan, banyak pilihan, mau chitato kek, apa kek, terserah maunya aja. Yang penting dibayar.
Suasana? Asik tentunya! Suara music dan tempat yang nyaman bikin ide mangalir deras. 7 eleven juga biasanya ada wifi-nya. Lumayan kalo mau numpang download lagu. Uhuk… manusia tumpangan.
Soal parkiran? Tenaaang! Paling mahal kita Cuma kena 2 rebu perak, biar pun kita datang pagi dan pulang malam. Soalnya urusan parkiran diserahin sama tukang parkir personal. Nah, yang kayak begini kudu jadi bahan pertimbangan juga kalo kita terpaksa kudu sering-sering numpang nulis di luar.
4. Semerbak Café
Tempat ini cocok buat yang kepingin nongkrong, eh nulis, di starbucks tapi biaya terbatas. Menunya ya mirip-miriplah sama starbucks. Tempat enak dan nyaman. Cuma musiknya itu terlalu kecil buat telinga saya, sehingga rancu antara suara music, blender, dan suara kendaraan di luar sana. Kadang sewaktu ide-ide lagi seru-serunya berlompatan di kepala saya, tiba-tiba langsung blank gara-gara kaget sama suara blender.
Soal harga, cukup ramah lah. Rata-rata minuman berfloat dihargai 10ribu aja. Jangan harap nemuin cemilan di sini ya, kecuali kalau kamu biasa menganggap burger dan hotdog sebagai cemilan.
Soal parkiran? Heheheh, di Semerbak Café Depok, nggak ada tukang parkirnya, jadi nggak ada biaya parkir. Satu sisi, enak dan hemat. Di sisi lain ya kudu waspada sendiri, khawatirnya ada curanmor sewaktu kita lagi lengah. Sebenernya sih kita bisa lihat dengan jelas kea rah luar buat ngawasin sepeda motor, tapi kan tujuan kita tuh buat nulis bukan buat jadi pengawas keamanan motor.
5. Buku Kafe
Tempatnya sunyiii, enak buat nulis. Dan nyamaan banget diiringin dengan music-musik yang ramah telinga. Pengunjung kafe yang ini nggak akan ada yang berisik. Hening. Recommended buat yang suka hening.
Cuma harga minuman dan makanannya nggak murah-murah banget. Minuman dihargai di atas 10ribu semua. Makanan yang termurah adalah sekitar 25ribu. Bagi saya, cukup berat kalau nulis di sini setiap hari. Masalahnya juga, ruangannya agak kecil, sehingga Cuma bisa memuat beberapa pengunjung saja. Eksklusif memang. Tapi jadinya ketara banget kalau saya duduk berjam-jam dan Cuma beli minum segelas doang.
Nah, di sini tempat parkirnya sempiiit. Cuma bisa memuat 2 mobil saja dan beberapa motor. Kebetulan saya nggak punya mobil, jadi nggak pake bingung soal parkir. Keamanan kendaraan juga cukup terjamin coz ada tukang parkirnya, jadi aman lah ibu-bu, bapak-bapak.
6. Zoe Kafe
Suasana asik dan eksotik. Sumber inspirasi banget lah kalo buat saya. Full music dan kenceng, sehingga suara kendaraan yang rame itu nggak kedengeran jelas. Dilengkapi dengan taman bacaan, kita bisa sambil baca-baca juga di sana.
Makanan dan minuman, hmmmm…. Agak mahal dan nggak enak. Maksudnya, nggak seimbang antara harga dengan rasa dan kuantitas, hahah. Tapi ya suasananya itu yang suer enak banget buat nulis. Karena konsepnya eksotis dan green gitu deh. Bisa menghadirkan sisi romantisme kita. Ihik.
Lahan parkirnya lumayanlah walaupun nggak luas juga. Tapi aman karena ada tukang parkirnya.
Nah, semoga bisa berguna ya buat kamu-kamu yang lagi cari tempat yang asoy buat nulis. ^_^
sarannya kota semua beuh, kalo saya anak kampung mainnya di sawah, kuburan, tenang... tp ya g ada wifinya :D
ReplyDeleteDulu waktu sibuk membuat skripsi (anak masih satu) aku harus 'kabur' untuk mengetik. Cari rumah makan, taman, dsb supaya bisa mikir heheh. Skrg dgn anak dua kayaknya strategi itu harus aku pakai lagi :P. Thanks for the inspiration.
ReplyDeleteweeeeeeh saya jadi ngebayangin tempat-tempat kongkow yang asyiiik :p
ReplyDeleteKalau saya cukup di kamar hehehe
ReplyDeleteSaya mah, klo lagi males keluar bisa di dapur, kadang-kadang di bawah pohon jambu juga :D
ReplyDeleteAku malah gak pernah nulis selain di rumah dan di kantor lo... tempat favoritku utk menulis tuh di kamar tidur atau di meja kerjaku. Untung anakku sudah gede, dia gak bakalan gangguin Emaknya yang lagi serius mantengin laptop hehehe
ReplyDeletewaduhhh, kalau di tempat seperti itu, saya lebih banyak makan-minum daripada menggerakkan jemari, hihi.
ReplyDeletejadi tempat favorit saya yang jauh dari godaan-tarian-perut :p Di kamar, malam-malam sebelum tidur ^^
idenya bagus ni, cari tempat asoy buat nulis, sudah cukup desperate sama kamar yang berukuran pas2an sehingga ide sulit mengalir (alasan :P) tapi kalau saya boleh memilih mungkin lebih suka cari gratisan wifi di kampus yg gratis :D
ReplyDeletekeren tipsnya! bukan tips sembarangan niih, soalnya ada unsur humornya juga yg sukses bikin aku ngakak kayak orgil :p
ReplyDeleteAbis baca tulisan ini jadi semangat nulis. hehehehe thanks tipsnya kakak.
ReplyDeleteBagi penulis yang hobi nulis cerpen, puisi dan cerbung. Bisa publish di situs online self publishing http://tempatnulis.com/. Gratis !!!
Hehehehe, kalau aku sih sukanya dimana aja sebenernya. Asal telinga udah disumpel sama musik keras, terus ada dopping dan peralatan tempur lainnya memadai, langsung deh mbrudul setiap hurufnya, Hehehehe
ReplyDeleteUdah gitu tentu aja di share dong, ini salahsatu tmpat yang aku rekomen u/ share >> https://www.facebook.com/frozzaholics/photos/a.288768091197614.67349.120131238061301/922025747871842/?type=3