Monday, April 29, 2013

[Diary Day] Apa Yang Terjadi dengan Tulisanmu Saat Engkau Mati?



Sumber [link]
HAAAAh Uje meninggal ? Innaillahi wa inna ilaihi rajiun...

Begitu reaksi saya saat melihat postingan teman di FB mengenai kabar bahwa Uje meninggal dunia tempo hari. Setelah membaca status tersebut,  tebak apa yang saya lakukan?
a. Menghidupkan televisi
b. Nanya ke temen
c. Konfirmasi ke istrinya Uje

Yang C jelas ngga mungkin. B masih subuh saat saya membaca status tersebut, siapa pula yang mau diganggu subuh-subuh. Kemungkinan terbesar adalah A. Tapi saya tidak melakukan ketiga hal di atas.

Yang saya lakukan adalah buru-buru mengecek twitter, kepo-in FB, dan searchingdi google dengan kata kunci " Uje Meniggal". dari hasil investigasi singkat tersebut saya langsung mendapat kepastian berita yang ternyata sudah berseliweran di timeline sosial media yang saya sebut di atas. Bahkan ada yang langsung menuliskannya di blog.

Saya bukan mau ikut-ikutan latah membicarakan perihal kematian Uje. Walaupun sedikit banyak masih ada hubungannya.

Saya jadi ingat, beberapa bulan yang lalu saat berita kematian dua orang mahasiswi kedokteran Undip beredar di dunia maya, hal yang saya lakukan pun kurang lebih sama. Apalagi begitu banyak para fesbuker dan penghuni twitterland yang menshare link blog si mahasiswi sampai alamat facebook mereka.

Mungkin karena saya satu almamater dengan mereka, seperti ada keterikatan hubungan. Maka seharian itu saya menelusuri satu demi satu postingan di blog pribadi Novitia Lutfiatul. Tak puas hanya membaca blognya saya pun mencari link fesbuknya. Dan apa yang saya dapatkan? Subhanallah, saya mendapatkan jejak catatan perjalanan seorang anak manusia yang sangat indah. Tidak ada satu tulisan pun baik di status FB maupun tulisan di blognya yang merupakan kesia-siaan. Semuanya berisi perenungan, tulisan sehari-hari yang membuat para pembacanya mengerti dan bisa menyimpulkan bagaimana kepribadian penulisnya.

Pun demikian yang terjadi pada peristiwa kematian Ustaz Uje. Tak lama berselang jam, hampir semua orang berlomba-lomba men-share tweet terakhir si ustaz, Broadcast Message yang juga terakhir di kirimnya, sampai status-status yang diposting beliau beberapa saat menjelang malaikat menjemput ajalnya. Tak cukup sampai di situ, hampir semua media pun tak mau kalah memutar ulang dokumentasi perjalanan hidup beliau. Hingga semua orang bisa menilai, bisa mengambil hikmah atas perjalanan hidupnya yang menurut saya begitu luar biasa.

Dua peristiwa tersebut menyadarkan saya, bahwa saat ini ketika sebuah berita tentang seseorang mencuat di media massa, secara otomatis orang akan mencari tahu melalui internet. Tak sulit mendapatkan informasi semua hal yang berhubungan dengan siapapun yang diberitakan. Bukan hanya artis atau public figur, bahkan orang biasa seperti saya atau mungkin Anda.

Tiba-tiba saja saya tersentak dan langsung membaca ulang semua postingan di blog saya ini. Begitu takutnya saya, jika ada tulisan yang pernah saya goreskan disini ternyata membawa mudharat bagi orang lain. Bukan sesuatu yang pantas dibaca oleh orang lain ataupun postingan yang akan menyudutkan pihak lain atau malah membuat sakit hati dan sedih siapapun yang membacanya. Saya telusuri kembali satu persatu status-status yang pernah saya buat di Fb maupun di twitter, apakah ada yang bisa membuat keluarga saya sedih, atau malu atau perasaan-perasaan yang tidak mengenakkan lainnya.

Sungguh saya benar-benar takut, jika besok tiba waktu saya meninggalkan dunia ini, orang lain akan melakukan hal yang sama dengan yang saya lakukan saat mendengar berita kematian. Walaupun banyak aib dan khilaf yang telah saya lakukan di masa lalu, namun sebagai manusia biasa, sebagai seorang anak, sebagai seorang istri, sebagai seorang sahabat, sebagai seorang pekerja, saya tidak mau meninggalkan kesan buruk di hari kematian saya. Saya benar-benar tidak ingin meninggalkan jejak dan catatan keburukan yang bisa membuat orang-orang terdekat saya merasa menyesal telah mengenal saya.
Sungguh saya juga ingin dikenang dengan indah. Ingin ada yang bisa diambil manfaatnya dari perjalanan hidup saya. Pun walau hanya berupa catatan.
Bayangkan, jika apa yang kita tinggalkan di dunia ini, bahkan dunia maya sekalipun adalah sesuatu yang tak pantas untuk dikenang. Postingan penuh umpatan, status penuh kebencian, tulisan yang merendahkan orang lain, ataupun yang melukai harga diri seseorang. Bayangkan.... bayangkan jika itu terjadi.

Karena hidup kita pasti berakhir, jasad kita akan hilang ditelan tanah, namun tulisan akan abadi selamanya.
Sumber:

6 comments:

  1. terimakasih tulisannya, membeuat saya ingin melakukan hal yang sama, melihat kembali apa yang pernah saya tulis, menilai kembali apa yang telah saya perbuat, saya pun tidak ingin memiliki jejak yang bisa melukai orang lain, saya tidak ingin anak saya kelak melihat bahwa ibunya pernah melakukan hal yang tidak pantas... saya ingin kembali kepadaNya dengan kebaikan yang di tinggalkan...terimakasih sekali lagi, tulisannya menginspirasi...

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiin..
      semoga menjadi renungan bersama, Bunda Tevi..

      Delete
  2. renungan... haduh, statusku dulu kyanya bnyk yg ngumpat2 deh

    ReplyDelete
  3. Jadi kebawa merenung nih.. thanks ya...

    ReplyDelete

Terima kasih telah berkunjung ke blog BaW. Mohon kritik dan komentar yang membangun untuk setiap postingan ;)