by: Tuti Adhayati
Judul Novel : Anak Semua Bangsa
Penulis : Pramudia
Ananta Toer
Buku
setebal 535 halaman ini mengambil pov ‘aku’ sebagai Raden Mas Minke. Dia salah
satu pemuda pribumi yang terpelajar dan menulis dalam bahasa Belanda tentang
upaya-upaya masyarakat dalam melawan kolonial, tentang kebangkitan di masa
peralihan dari abad 19 menuju abad 20 yang dimuat di surat kabar pada masa itu.
dengan setting kota Soerabia.
Meski
ditulis dengan pov ‘aku’ buku ini mengisahkan banyak peristiwa yang tidak
dialami si tokoh Minke. Seperti ada cerita di dalam cerita. Yang dikisahkan
melalui orang ke tiga, atau dikisahkan oleh orang ke tiga. Atau sebagai bahan
tulisan Minke sendiri, dari wawancara-wawancaranya. – sedikit tips : tehnik
seperti ini bisa kita gunakan dalam tulisan kita supaya tulisan tidak terlalu
monoton dan kaku, sedikitnya itu stuktur yang saya dapat.
Sejarah
berulang, kemenakan Nyai Ontosoroh yang bernama Surati hendak dijadikan gundik
oleh administratur pabrik gula dengan sebutan Plikemboh, yang tampang dan
perangainya amat menjijikan. Namun Surati melawan dengan caranya. Sebelum ia
menemui lelaki yang menginginkan dirinya, ia datangi sebuah kampung yang sedang
di serang wabah cacar, kampung yang akan dimusnahkan beserta korban-korban
cacar yang bergelimpangan. (seperti di film Ebola, sebuah kota yang akan
dibumihanguskan karena virus Ebola). Surati mebiarkan tubuhnya dijangkiti
Cacar, kemudian ia mendatangi Plikemboh dan menularkan penyakit cacar
kepada pria tersebut. Surati kehilangan kecantikannya, tubuhnya
bopeng-bopeng terkena cacar demi menumpas pria yang menjadi ketakutan bagi
dirinya dan orang-orang di sekelilingnya.
Juga
kisah tentang petani gula yang lahannya disewa paksa oleh pabrik gula, juga
tentang kerja rodi rakyat yang tidak memilik lahan. –cerita-cerita tragis dan
mengiris-
Minke
sendiri dikisahkan mengalami krisis dalam dirinya, dimana ia merasa berjuang
untuk bangsa dengan menulis dalam Belanda namun ternyata itu tidak cukup.
Hingga seorang temannya meminta ia untuk menulis dalam Melayu dan menuduh Minke
tidak mengenal bangsa dan negaranya dengan baik. Ketika melakukan perjalanan
bersama ibu mertuanya itulah Minke mengenal bangsanya lebih dekat. Mengetahui
nestapa demi nestapa yang dialami bangsanya akibat keberadaan kolonial Belanda
di Indonesia.
Minke
digambarkan sebagai pria yang berbudi baik pada sesama ataupun pada orang-orang
dengan strata lebih rendah dengannya. Di mana pada masa itu pembagian golongan
sangatlah kentara. Seperti biasa Pramudia menggunakan diksi-diksi yang unik,
jarang kita jumpai. Yang kadang bikin saya ketawa sendiri saking anehnya atau
berdecak kagum karena luar biasa indahnya.
Katanya
sih ini termasuk salah satu roman sejarah, tapi bahasanya enggak mendayu-dayu.
Pas sesuai dengan keadaan, diksi-diksi yang menunjang pada setiap adegan. Sekian
dulu ya, nanti disambung lagi kalau bukunya sudah selesai saya baca....he he
he. Selamat malam.. ^_^
eh jadi belum selesai baca? tapi pemaparannya sudah lengkap, seperti telah menyelesaikan bukunya. tetapi menurut saya, lebih baik untuk bagian awal diulas dulu tentang sinopsi, baru kesan pembaca ^^
ReplyDeleteterimakasih masukannya :) ...
Deletebiar g dinikahin sampe buat badan kena cacar... wanita. buku dg halaman sgitu bnyknya mupeng deh bacanya, semanga!
ReplyDeletebuku ini tetralogi jadi masih banyak cerita miris lainnya. wajah bangsa kita dalam rupa yang mengenaskan :(
Deleteserial ini udah langka banget ya! padahal aku penasaran setengah mati pengen baca >.<
ReplyDeletemasih ada kok mba, di gramedia juga ada. sudah jadi buku klasik. tapi memang harganya cukup menguras kantong he he ... tips aja kalau di Bandung ada yang namanya pertokoan buku buku Palasari di sana bisa dapat diskon sampe 30 persen
Deleteaku baru baca yg bumi manusia, belum nemu yg selanjutnya :(
ReplyDeletekaget bgt baca kalimat terakhir hehe... pemaparan oke seperti udah baca semua halaman :)
setiap buku dari Pramudia punya greget tersendiri. terimakasih
Deletebaru baca yang Bumi Manusia,, makin penasaran mau lanjtu yang berikutnya,, tapi kok mati ya si cantik Annelies.. :-(
ReplyDeleteiya mba, Annelies begitu rapuh. Pramudia sukses membuat karakter yang bertolak belakang antara anelis dan ibunya :)
Delete