by: Afifah Afra
Ketiga, peran sebagai pembaca
Tiga peran yang mesti
kita mainkan biar kita bisa nulis dengan asyik:
Saat kita tengah menjadi penulis, cueklah dengan
siapapun, dengan kelebat pikiran seperti apapun. Pokoknya, apa yang sedang
berkecamuk di otak, tuangkan! Jika perlu, pilih font berwarna putih, sehingga
kita tak perlu tahu, tulisan apa yang sedang terpampang di monitor depan kita.
Kedua, peran sebagai editor
Kedua, peran sebagai editor
Ini terjadi saat semua isi kepala telah tertransfer di
tulisan kita. Inilah saat kita berpikir, tulisan kita logis enggak, rancu
enggak, bagus enggak dll. Inilah saat kita harus kejam, bengis, buas dan berani
membuang hal-hal yang nggak penting.
Ketiga, peran sebagai pembaca
Jika tulisan sudah selesai, sudah kita edit. Coba
nikmati, apakah tulisan kita sudah nyaman kita baca? Apakah sebagai pembaca,
kita bisa memahami tulisan yang kita buat?
Kalau ketiga peran itu sudah kita jalankan, if Allah wish kita akan bisa ngejalanin profesi kepenulisan kita secara nyaman. ^^
Kalau ketiga peran itu sudah kita jalankan, if Allah wish kita akan bisa ngejalanin profesi kepenulisan kita secara nyaman. ^^
Pas banget tipsnya... kadang kalau baru mau mulai nulis itu ada aja ketakutannya. Kalau di font putih jadi gak kebaca lagi ya yang udah ditulis, hoho. Baiklah ^^
ReplyDeleteiya, betul tuh.. sering kan pas nulis maunya ngedit melulu,, nggak kelar-kelar deh tulisannya :D
ReplyDeletemakasih tipsnya ^^
Alhamdulillah, semoga bermanfaat :-)
ReplyDeleteMana pulpen... mana ? Tulis.. tulis... ! Nah, tempel di cermin, so tiap kali ngaca, baca, amini dalam ati n tekad, trus NULIS!!!
ReplyDeleteThanks ya, mbak... moga Insya Allah bisa ngikutin jejak mbak... Amin
terimakasih :)
ReplyDeletesangat bermanfaat... tapi saya masih belum bisa menulis dengan font putih hihihi
Terimakasih banyak... semoga kelak aku bisa belajar menjadi penulis yang "benar".
ReplyDeleteKalau sekarang sih masih angin-anginan... apalagi ada kerjaan yang seringkali tak bisa ditolerir.
makasih banyak yaah untuk ilmunya!!! ilmu dari artikel ini sangat menginspirasiku utk ttp semangat mencoba berkarya solo. ini dia tulisanku ttg BERKARYA SOLO DENGAN TERAPAN ILMU DARI BE A WRITER INDONESIA khususny dari terapan ilmu PERAN PENULIS ini cekidot here: http://emmakim28.blogspot.com/2013/04/berkarya-solo-dengan-terapan-ilmu-dari.html
ReplyDeleteMakasiih ilmunya, Mbak..
ReplyDeleteBelum nyoba nulis pake font putih.. hehe.. ga kebayang..
terima kasih :)
ReplyDeletememang ada 3 peran :) peran yang terakhir, sebagai pembaca, itu yang sulit. Kadangkala karena peran sebagai 'penulis dan editor hebat' masih terselip, maka biasanya egois dan menilai karya sendirilah yang terbaik. Akhirnya peran sebagai 'pembaca yang baik' terabaikan, malah menjadi pembaca yang 'mengagungkan' karya dan kurang menilai kekurangan ^^
mungkin perlu jeda yang agak lama antara berperan 'penulis' dan 'pembaca' sehingga bisa lebih obyektif menilai karya, ya
asik... perlu dicoba
ReplyDeleteTerima kasih tipsnya mbak ^^
DeleteKalau saya malah kesusahan bagaimana mengakhiri sebuah tulisan untuk kategori cerpen. Bingung endingnya mau dibuat gimana. Kalau keterusan, bisa jadi novel kan mbak? :D
3 in 1
ReplyDeleteBoleh dicoba tuh pakai font putih :D
Makasih ilmunya, Mbak. Sangat bermanfaat. Terutama buat saya yang suka males melakukan self editing, dan mawur2 ketika memulai menulis :D
ReplyDeleteaku-banget tipsnya >.< makasih mbaakk...
ReplyDeleteMenjadi penulis dan penikmat tulisan kita sendiri. Makasih banget tipsnya mbak :)
ReplyDelete