By: Windi Teguh
Sumber [link] |
HAAAAh Uje meninggal ?
Innaillahi wa inna ilaihi rajiun...
Begitu reaksi saya saat
melihat postingan teman di FB mengenai kabar bahwa Uje meninggal dunia tempo hari.
Setelah membaca status tersebut, tebak apa yang saya lakukan?
b. Nanya ke temen
c. Konfirmasi ke istrinya
Uje
Yang C jelas ngga
mungkin. B masih subuh saat saya membaca status tersebut, siapa pula yang mau
diganggu subuh-subuh. Kemungkinan terbesar adalah A. Tapi saya tidak melakukan
ketiga hal di atas.
Yang saya lakukan adalah
buru-buru mengecek twitter, kepo-in FB, dan searchingdi
google dengan kata kunci " Uje Meniggal". dari hasil investigasi
singkat tersebut saya langsung mendapat kepastian berita yang ternyata sudah
berseliweran di timeline sosial media yang saya sebut di atas. Bahkan ada yang
langsung menuliskannya di blog.
Saya bukan mau
ikut-ikutan latah membicarakan perihal kematian Uje. Walaupun sedikit banyak masih
ada hubungannya.
Saya jadi ingat, beberapa
bulan yang lalu saat berita kematian dua orang mahasiswi kedokteran Undip
beredar di dunia maya, hal yang saya lakukan pun kurang lebih sama. Apalagi
begitu banyak para fesbuker dan penghuni twitterland yang menshare link blog si
mahasiswi sampai alamat facebook mereka.
Mungkin karena saya satu
almamater dengan mereka, seperti ada keterikatan hubungan. Maka seharian itu
saya menelusuri satu demi satu postingan di blog pribadi Novitia Lutfiatul. Tak
puas hanya membaca blognya saya pun mencari link fesbuknya. Dan apa yang saya
dapatkan? Subhanallah, saya mendapatkan jejak catatan perjalanan seorang anak
manusia yang sangat indah. Tidak ada satu tulisan pun baik di status FB maupun
tulisan di blognya yang merupakan kesia-siaan. Semuanya berisi perenungan,
tulisan sehari-hari yang membuat para pembacanya mengerti dan bisa menyimpulkan
bagaimana kepribadian penulisnya.
Pun demikian yang terjadi
pada peristiwa kematian Ustaz Uje. Tak lama berselang jam, hampir semua orang
berlomba-lomba men-share tweet terakhir si ustaz, Broadcast Message yang juga terakhir di kirimnya, sampai status-status yang diposting beliau beberapa saat menjelang malaikat menjemput ajalnya. Tak cukup
sampai di situ, hampir semua media pun tak mau kalah memutar ulang dokumentasi
perjalanan hidup beliau. Hingga semua orang bisa menilai, bisa mengambil hikmah
atas perjalanan hidupnya yang menurut saya begitu luar biasa.
Dua peristiwa tersebut
menyadarkan saya, bahwa saat ini ketika sebuah berita tentang seseorang mencuat
di media massa, secara otomatis orang akan mencari tahu melalui internet. Tak
sulit mendapatkan informasi semua hal yang berhubungan dengan siapapun yang
diberitakan. Bukan hanya artis atau public
figur, bahkan orang biasa seperti saya atau mungkin Anda.
Tiba-tiba saja saya
tersentak dan langsung membaca ulang semua postingan di blog saya ini. Begitu
takutnya saya, jika ada tulisan yang pernah saya goreskan disini ternyata
membawa mudharat bagi orang lain. Bukan sesuatu yang pantas dibaca oleh orang
lain ataupun postingan yang akan menyudutkan pihak lain atau malah membuat
sakit hati dan sedih siapapun yang membacanya. Saya telusuri kembali satu
persatu status-status yang pernah saya buat di Fb maupun di twitter, apakah ada
yang bisa membuat keluarga saya sedih, atau malu atau perasaan-perasaan yang
tidak mengenakkan lainnya.
Sungguh saya benar-benar
takut, jika besok tiba waktu saya meninggalkan dunia ini, orang lain akan
melakukan hal yang sama dengan yang saya lakukan saat mendengar berita
kematian. Walaupun banyak aib dan khilaf yang telah saya lakukan di masa lalu,
namun sebagai manusia biasa, sebagai seorang anak, sebagai seorang istri,
sebagai seorang sahabat, sebagai seorang pekerja, saya tidak mau meninggalkan
kesan buruk di hari kematian saya. Saya benar-benar tidak ingin meninggalkan
jejak dan catatan keburukan yang bisa membuat orang-orang terdekat saya merasa
menyesal telah mengenal saya.
Sungguh saya juga ingin dikenang dengan indah. Ingin ada yang bisa diambil manfaatnya dari perjalanan hidup saya. Pun walau hanya berupa catatan.
Bayangkan, jika apa yang
kita tinggalkan di dunia ini, bahkan dunia maya sekalipun adalah sesuatu yang
tak pantas untuk dikenang. Postingan penuh umpatan, status penuh kebencian,
tulisan yang merendahkan orang lain, ataupun yang melukai harga diri seseorang.
Bayangkan.... bayangkan jika itu terjadi.
Karena hidup kita pasti berakhir, jasad kita akan hilang ditelan
tanah, namun tulisan akan abadi selamanya.
Sumber:
terimakasih tulisannya, membeuat saya ingin melakukan hal yang sama, melihat kembali apa yang pernah saya tulis, menilai kembali apa yang telah saya perbuat, saya pun tidak ingin memiliki jejak yang bisa melukai orang lain, saya tidak ingin anak saya kelak melihat bahwa ibunya pernah melakukan hal yang tidak pantas... saya ingin kembali kepadaNya dengan kebaikan yang di tinggalkan...terimakasih sekali lagi, tulisannya menginspirasi...
ReplyDeleteaamiin..
Deletesemoga menjadi renungan bersama, Bunda Tevi..
renungan... haduh, statusku dulu kyanya bnyk yg ngumpat2 deh
ReplyDeleteJadi kebawa merenung nih.. thanks ya...
ReplyDeleteSemoga... :D
ReplyDeleteMerenung sejenak ..
ReplyDelete