Thursday, April 2, 2015

Seru-Seruan di Launching Novel Cinta di Tanah Haram



BAW-ers di acara launching "Cinta di Tanah Haram"
 Reportase: Wawat Smart

            Matahari yang menyengat sepertinya masih betah nangkring di kota jakarta. Membuat suasana siang ini terasa panas sekali. Tetapi sebuah pesan dari Ibu kepala sekolah BAW di facebook, mengingatkanku untuk bergegas sekarang juga.

“Wat, jangan lupa ya. Ntar sama Mba Nining perginya!”
Ya, di siang bolong ini ada undangan spesial dari penasehat kita, ‘Mak Neida’. Katanya sih bakalan ada launching novel ‘Cinta di Tanah Haram’ oleh Nucke Rachma, kenalan beliau. Iming-iming dari si Emak Neida, katanya sih yang ngeliput bisa dapat novelnya gratis. That’s why! Berharap dapat buku bacaan gratis, jadilah aku ikutan tancap gas ke sana, hehe…
                                                                        ***
            Sebuah pesan terkirim dari handphone bututku. “Mba Nining, di mana?” Mataku mulai menerawang setiap sudut Gramedia Matraman, tempat launching itu berada. Mencari sosok wanita yang katanya paling pemalu di komunitas Be A Writer. Aku cari di tangga, ga ada. Aku cari di bawah laci ga ada. Eh ga tahunya itu orang udah tersenyum manis bin semutan di atas eskalator gara-gara nungguin aye yang datang kelamaan.
            “Wawaaaat. Aku dah datang dari jam setengah 1 nih. Ayokk!” ujar sosok paling pemalu itu, hihi..
            Tak jauh dari situ, lewat pulalah seorang emak-emak dan dua orang temannya yang kemudian ikutan nyengir ngeliat kedatanganku. Rupanya salah satunya itu wajah Mak Neida, seseorang sahabat yang udah lama kenal di FB tapi baru ngeliat wajahnya aslinya di sini.
            “Di situ ruangannya. Saya mau ngider dulu,” ujar Mak Neida sembari memamerkan gigi putihnya nan kinclong.
Mbak Neida dan Mbak Dhani
            Melihat waktu yang sudah mendekati jam launching di undangan, aku dan Mba Nining pun masuk ke tempat acara launching. Di sana sudah berkerumun undangan yang datang. Wajah-wajah arab-indo mewarnai setiap sudut tempat launching. Bahkan ada beberapa anak berbaju putih dengan gamelannya berbaris rapi duduk di bangku-bangku belakang. Ya, sepertinya bakalan ada marawis nanti di sini, hehe …. Tak beberapa lama kemudian, dua orang Bawers pun muncul. Ya, siapa lagi kalau bukan pasangan Mba Dhani dan Mba Santi. Dua sohib yang kemana-mana duet terus kalau lagi jalan. Membuat suasana ruangan itu semakin rame dengan gelak tawa kopi darat kami.

Terhibur oleh tampilan gamelan
                                                                        ***
            Acara launching pun akhirnya dimulai jam dua siang lebih. Benar-benar molor dari waktu di undangan yang kuperkirakan. Sebuah gamelan dari kumpulan anak berbaju putih membuka acara launching. Benar-benar sukses membuat kekecewaanku sedikit berkurang. Bahkan Mba Dhani, sosok Bawers yang paling kritis, sampai nge-fans banget ama penyanyi marawisnya. Seorang anak kecil berbadan gendut yang ternyata anak kandung dari sang penulis novel.
            Selesai pembukaan hiburan oleh marawis tadi, aku mengira sang novelis yang wajahnya terpampang lebar di layar akan datang. Ternyata bukan. Seorang wanita berwajah arab maju ke atas panggung. Membuka sebuah lembaran di tangannya. Kemudian bersama dua pria yang masih juga berwajah arab membaca beberapa potongan adegan yang tertulis di dalam novel. Beberapa adegan perselingkuhan, asmara yang membara tampil mewarnai drama itu. Aku bener-benar rada bete waktu ini. Andai saja bukan cuma sekedar membaca biasa. Mungkin bisa seperti drama. Pasti akan lebih manis pertunjukkannya.

Ada mawar-mawar di langit-langit
            Waktu pun terus berputar. Hingga acara pun masuk ke acara inti. Seorang wanita berjilbab merah dengan anggun naik ke atas panggung. Kemudian tersenyum ramah ke para penonton. Ternyata beliau adalah penulis novel ‘Cinta di Tanah Haram’ yang akan di-launching sekarang. Nucke Rahma.
Selidik demi selidik ternyata sang penulis ini juga seorang penulis skenario handal. Beberapa karyanya seperti sinetron ‘Pernikahan Dini’, dan beberapa film layar lebar sudah melanglang buana. Dan kini, sang penulis skenario berusaha mencoba dunia baru. Dunia Novel. Bahkan sang suami dari sang penulis berkata, “Menurut saya, seorang penulis itu belum bisa menjadi penulis seutuhnya jika belum menerbitkan novel. Maka, novel yang ditulis istri saya sejak tahun 2008 ini sangat berarti bagi istri saya.” Sang penulis juga menambahkan bahwa novel yang dituliskannya ini bukan sekedar novel. Karena ber-setting-kan tanah haram, kota Makkah, maka novel ini penuh dengan pengalaman-pengalaman dan tips seputar haji. Membuat para pembacanya belajar lebih jauh tentang proses ibadah haji dengan bahasa yang lebih dengan bahasa yang lebih ringan.
Selesai peresmian launching novel ‘Cinta di Tanah Haram’, semua Bawers yang hadir (saya, Mba nining, Mak Neida, Mbak Santi, Mba Dhani) tak lupa berfoto-foto ria bersama sang penulis, Nucke Rahma. “Ya, do’akan kami bisa nyusul launching buku solo juga ya Mba,” ujar Mba Santi ketika bersalaman dengan Mba Nucke. Membuat suasana hangat sore itu semakin manis.

Setiap peserta dapat novel gratis












2 comments:

  1. Mungkin kurang persiapan kalo ditampilkan drama, mba. :D
    Tapi jadi penasaran sama novelnya. Apalagi settingnya di tanah haraam.

    ReplyDelete

Terima kasih telah berkunjung ke blog BaW. Mohon kritik dan komentar yang membangun untuk setiap postingan ;)