Saya baru mengetahui istilah ini dari pembicaraan dengan salah satu
editor saya tempo hari. Berangkat dari situ, saya lalu mencari-cari
informasi tentangnya, baik dari internet maupun dari buku-buku panduan
menulis yang pernah saya baca. Dan dari hasil diskusi dengan mbak editor
juga dari pencarian tersebut, inilah sedikit uraian saya tentang
"Inforamtion Dump" di dalam menulis fiksi, yang coba saya uraikan dalam
bentuk tanya jawab.
Apa itu Information Dump?
Kalau menurut Wikipedia, Information dump is the insertion of a big passage of uninterrupted exposition text into a narrative. Dalam prakteknya, ini terkait fakta-fakta tidak penting yang tidak perlu diketahui pembaca dari sebuah fiksi.
Contohnya?
Saya ambil contoh dari salah satu draft novel saya :
"Sebuah kandelir kristal besar menggantung di langit-langit ruangan, mengilap seperti perhiasan emas yang disepuh, seketika mengembalikan ingatan Talitha pada film bollywood terakhir yang ia tonton bersama Sashi.
Kalimat yang dicetak miring adalah contoh fakta yang dapat
digolongkan Information Dump, karena fakta tersebut tidak terlalu
penting untuk disampaikan.
Apa tujuan menghilangkan Information Dump?
Salah satunya adalah agar ritme narasi kita tetap stabil, tidak
bertele-tele sehingga dapat menjaga konsistensi pembaca untuk menikmati
karya kita.
Kapan kita dapat melakukan "pencukuran" Information Dump?
Bisa di awal, bisa juga di akhir. Untuk yang di awal, ini biasanya
dilakukan oleh penulis yang terbiasa merencanakan tulisannya
matang-matang. Dalam Buku Draft 1 karya Winna Efendi, salah satu trik
menyiapkan karakter tokoh cerita yang kuat adalah dengan membuat
semacam biodata tokohnya : siapa namanya, seperti apa ciri-ciri
fisiknya, bagaimana sikapnya, apa musik favoritnya, dsb. Namun dalam
penulisannya, tidak semua daftar dalam biodata ini perlu dicantumkan,
pilih yang penting-penting saja atau yang dapat mendukung cerita, jadi
proses pencukuran Information Dump bisa dilakukan di sini, untuk
menyingkirkan info tentang tokoh yang tak terlalu penting diketahui.
Untuk yang di akhir, ini dilakukan pada proses self-editing, yaitu dengan menyingkirkan fakta-fakta atau kalimat yang dirasa tidak efektif.
Bagaimana cara mengetahui kalau kalimat yang kita buat termasuk Information Dump atau bukan?
Cara sederhana, cobalah mencoret satu kalimat yang dicurigai sebagai
Information Dump, lalu baca narasi sebelum dan sesudahnya. Kira-kira
terasa janggal nggak dengan penghilangan kalimat itu? Jika terasa
janggal atau ada sesuatu yang 'hilang', boleh jadi, kalimat itu
sebenarnya kita butuhkan untuk meningkatkan eksplorasi cerita. Tetapi
jika penghilangannya tidak memberi efek apapun, dan narasi kita justru
menjadi lebih efektif, maka boleh jadi, kalimat tersebut memang termasuk
Information Dump.
Semoga bermanfaat :)
Oleh: Riawani Elyta
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung ke blog BaW. Mohon kritik dan komentar yang membangun untuk setiap postingan ;)