[Sharing Day] Nulis Komedi, Yuk!

Tweet

Oleh: Wuri Nugraeni Awalnya bingung mau sharing apa hari ini, tapi karena saya nyaman dengan naskah komedi, walaupun pengalaman saya masih kayak kolam renang balita, cetek (kecil-pen), ya sud, mau sharing bagaimana proses saya menulis naskah komedi. Lha daripada digetok bu admin aka mba Shabrina #piss. 1. Enjoy dengan buku komedi Dari kecil saya suka baca Lupus, mungkin terhipnotis tulisan Hilman, jadi sampai sekarang lebih menikmati buku-buku gokil. Nah, buku-buku itu bisa jadi bahan referensi. Apalagi sekarang ada bukunya Raditya Dika, Ferdirifa, Dewi Rieka, dll. Jujur, saya paling anti membaca genre fantasi, semua heboh denan Twilight, saya malah enggak tertarik sama sekali, kecuali sama si Robert Pattinson sih, eh. 2. Menyelami buku komedi Kalau saya biasanya tidak sekedar membaca buku komedi, tapi mempelajari kata per kata. Bisa dengan stabilo kalimat gokil, terus ATM (amati tiru modifikasi) deh. Contoh: di buku komedi yang pernah saya baca ada tulisan "Joging di tempat" sebagai eskpresi saking bete-nya. Buru-buru stabilo tuh kalimat yang sukses bikin saya ngakak. Nah, waktu saya menyusun naskah buku Cenat-Cenut Reporter, saya masukin kalimat "Kayang di tempat" Tapi ya jangan semuanya ATM, kalau bisa ada kata karya pikiran sendiri. Caranya bisa dengan semedi di kolong kasur, atau... sleeping beauty zzz... zzz... zzz... (bobok-pen) , loh? 3. Nonton video komedi Biasanya saya suka lihat stand up comedy di yutub, atau film lucu seperti serial Friends, dll. Tentu saja ada konversi antara bahasa audio visual ke tulisan. Beda dong waktu kita menulis buat televisi dengan buku. Bisa juga video itu untuk menaikkan mood menulis komedi. Yang utama sih hepi dulu batinnya ketika menulis. Mana enak menulis dengan bibir mengerucut gegara ingat hutang di warteg belum lunas-lunas, hedeeeh. Cara menulis komedi sebenarnya yang utama satu, yaitu, bikin pembaca, minimal tersenyum geli deh pas membaca tulisan kita. Sementara ini dulu deh yang terlintas di pikiran kapan-kapan disambung kalau ingat. Semoga bermanfaat, silahkan mencoba (bagi yang khilaf, ups)

Oleh: Wuri Nugraeni

Awalnya bingung mau sharing apa hari ini, tapi karena saya nyaman dengan naskah komedi, walaupun pengalaman saya masih kayak kolam renang balita, cetek (kecil-pen), ya sud, mau sharing bagaimana proses saya menulis naskah komedi. Lha daripada digetok bu admin aka mba Shabrina #piss.

1. Enjoy dengan buku komedi

Dari kecil saya suka baca Lupus, mungkin terhipnotis tulisan Hilman, jadi sampai sekarang lebih menikmati buku-buku gokil. Nah, buku-buku itu bisa jadi bahan referensi. Apalagi sekarang ada bukunya Raditya Dika, Ferdirifa, Dewi Rieka, dll. Jujur, saya paling anti membaca genre fantasi, semua heboh denan Twilight, saya malah enggak tertarik sama sekali, kecuali sama si Robert Pattinson sih, eh.

2. Menyelami buku komedi

Kalau saya biasanya tidak sekedar membaca buku komedi, tapi mempelajari kata per kata. Bisa dengan stabilo kalimat gokil, terus ATM (amati tiru modifikasi) deh.

Contoh:

di buku komedi yang pernah saya baca ada tulisan "Joging di tempat" sebagai eskpresi saking bete-nya.

Buru-buru stabilo tuh kalimat yang sukses bikin saya ngakak.

Nah, waktu saya menyusun naskah buku Cenat-Cenut Reporter, saya masukin kalimat "Kayang di tempat"

Tapi ya jangan semuanya ATM, kalau bisa ada kata karya pikiran sendiri. Caranya bisa dengan semedi di kolong kasur, atau... sleeping beauty zzz... zzz... zzz... (bobok-pen) , loh?

3. Nonton video komedi

Biasanya saya suka lihat stand up comedy di yutub, atau film lucu seperti serial Friends, dll. Tentu saja ada konversi antara bahasa audio visual ke tulisan. Beda dong waktu kita menulis buat televisi dengan buku. Bisa juga video itu untuk menaikkan mood menulis komedi. Yang utama sih hepi dulu batinnya ketika menulis. Mana enak menulis dengan bibir mengerucut gegara ingat hutang di warteg belum lunas-lunas, hedeeeh.

Cara menulis komedi sebenarnya yang utama satu, yaitu, bikin pembaca, minimal tersenyum geli deh pas membaca tulisan kita. Sementara ini dulu deh yang terlintas di pikiran kapan-kapan disambung kalau ingat. Semoga bermanfaat, silahkan mencoba (bagi yang khilaf, ups)