[Diary Day] Ketika Umur Semakin Berkurang

Tweet

Oleh: Mardiyah Na Pada 4 November 1991 silam lahirlah seorang bayi berjenis kelamin perempuan. Yang kini menjelma menjadi (halah) gadis rupawan (pede) berumur 22 tahun. Tepatnya sih 4 November 2013, pukul 00:01 wita. Yup! Hari ini. Susah nulis dengan gaya di atas. Kembali ke diriku deh. Ya, hari ini umurku bertambah lagi. Bukan makin panjang yah, justru jatah hidup di dunia ini makin berkurang . Ya kan? Tentu! Tahun sebelumnya aku tidak ambil pusing dengan pertambahan umur. Bagiku itu hal biasa yang tak perlu menyita perhatian lebih apa lagi sampai dirayakan. Cukup aku mengingatnya saja. Dan beberapa teman memberi ucapan selamat serta doa. Itu cukup, dan setelahnya hidupku kembali normal. Seperti sedia kala. Tapi tahun ini berbeda. Banyak hal yang terjadi padaku. Rasa sadarku pun semakin muncul, karena memang selama ini hanya mengikuti arus saja. Mulai dari memikirkan kuliah (kapan selesainya), mikirn nulis biar berkembang lagi, pengen nulis novel, mikir buat nambahin hapalan, nambahin ibadah, banyak lah yang aku pikirkan diusiaku saat ini. sampai mikirin jodoh kapan menjemput juga (hehehe). Terhusus di dunia persilatan kata alias dunia tulis menulis akhir-akhir ini semangatku lagi hebat-hebatnya. Niatnya mulai menjadikan dunia kata menjadi pekerjaan. Tak sekedar hobi saja. Bermanfaat kan tanpa harus keluar biaya? Tak sekedar niat lagi tapi ada action lebih. Dan semoga tahun ini dan seterusnya menjadikan niat itu tak sekedar niat. Bukankah nulis itu memang tak sekedar niat? Entah ini diary atau malah pencetusan janji. Entah ... aku berpikir perlu menulisjaknnya. Biar nanti ada yang mengingatkanku saat lupa untuk fokus kembali. Tak perlu sungkan. Aku menulisnya di grup ini berharap jika aku lupa, seseorang menegurku, “Woi ingat kamu tuh pernah berkoar-koar di BaW!” Harapku aku bisa terus di sini. Belajar juga berkarya. Di sisa umurku. Detik demi detik IA semakin berkurang pencabut nyawa siap siaga jika IA habis majulah izrail menarik entah perlahan atau memaksa yang jelas IA kan berkurang dan bukan bertambah maka siapkah aku kala jatahku dengan IA telah habis?

Oleh: Mardiyah Na

Pada 4 November 1991 silam lahirlah seorang bayi berjenis kelamin perempuan. Yang kini menjelma menjadi (halah) gadis rupawan (pede) berumur 22 tahun. Tepatnya sih 4 November 2013, pukul 00:01 wita. Yup! Hari ini.

Susah nulis dengan gaya di atas. Kembali ke diriku deh. Ya, hari ini umurku bertambah lagi. Bukan makin panjang yah, justru jatah hidup di dunia ini makin berkurang . Ya kan? Tentu!

Tahun sebelumnya aku tidak ambil pusing dengan pertambahan umur. Bagiku itu hal biasa yang tak perlu menyita perhatian lebih apa lagi sampai dirayakan. Cukup aku mengingatnya saja. Dan beberapa teman memberi ucapan selamat serta doa. Itu cukup, dan setelahnya hidupku kembali normal. Seperti sedia kala.

Tapi tahun ini berbeda. Banyak hal yang terjadi padaku. Rasa sadarku pun semakin muncul, karena memang selama ini hanya mengikuti arus saja. Mulai dari memikirkan kuliah (kapan selesainya), mikirn nulis biar berkembang lagi, pengen nulis novel, mikir buat nambahin hapalan, nambahin ibadah, banyak lah yang aku pikirkan diusiaku saat ini. sampai mikirin jodoh kapan menjemput juga (hehehe).

Terhusus di dunia persilatan kata alias dunia tulis menulis akhir-akhir ini semangatku lagi hebat-hebatnya. Niatnya mulai menjadikan dunia kata menjadi pekerjaan. Tak sekedar hobi saja. Bermanfaat kan tanpa harus keluar biaya? Tak sekedar niat lagi tapi ada action lebih. Dan semoga tahun ini dan seterusnya menjadikan niat itu tak sekedar niat. Bukankah nulis itu memang tak sekedar niat?

Entah ini diary atau malah pencetusan janji. Entah ... aku berpikir perlu menulisjaknnya. Biar nanti ada yang mengingatkanku saat lupa untuk fokus kembali. Tak perlu sungkan. Aku menulisnya di grup ini berharap jika aku lupa, seseorang menegurku, “Woi ingat kamu tuh pernah berkoar-koar di BaW!”

Harapku aku bisa terus di sini. Belajar juga berkarya. Di sisa umurku.

Detik demi detik

IA semakin berkurang

pencabut nyawa siap siaga

jika IA habis

majulah izrail

menarik

entah perlahan atau memaksa

yang jelas IA kan berkurang

dan bukan bertambah

maka siapkah aku kala jatahku dengan IA telah habis?