Oleh : Hairi Yanti
Kembali bertemu dengan saya di blog tour hari keempat. Wah, sisa satu hari lagi besok. Dan besok adalah giveaway berhadiah novel Gerbang Trinil. Hari keempat saatnya saya nge-review novel cakep dan kece ini.
Apa yang menjadi ketertarikan kalian saat remaja? Kalau saya yang ditanya, dulu saya tertarik dengan atlet-atlet. Dari atlet bulutangkis, basket sampai sepakbola. Trus saya juga waktu remaja doyan baca novel puteri-puterian dari negeri Tiongkok.
Sedangkan Areta, tokoh dalam novel Gerbang Trinil ini malah tertarik sekali dengan pelajaran sejarah terutama yang berkaitan dengan manusia purba Pithecanthropus
Eractus. Segala
hal yang berhubungan dengan Pithecanthropus Eractus selalu menarik perhatian
Areta. Dia meminjam dan membaca buku tebal terkait manusia purba itu.Areta
juga menjalin persabatan maya dengan Harry Dubois yang ternyata masih merupakan
keturanan Eugene Dubois. Peneliti yang menemukan fosil Pithecanthropus Eractus
di Trinil.
Trinil
juga bukan daerah yang asing buat Areta karena neneknya tinggal di sana. Keinginan
Areta buat ke rumah neneknya selalu dihalangi oleh orang tuanya yang sibuk
dengan sederet kegiatan. Papanya baru mengizinkan Areta buat ke Trinil saat
Areta menyerahkan surat pemberitahuan dari sekolah bahwa dia mendapat tugas
membuat makalah tentang sejarah Museum Trinil, yang nantinya akan
diikutsertakan dalam perlombaan karya tulis ilmiah bidang sejarah.
Di Trinil, Areta mengunjungi Museum Trinil. Pada
kunjungannya ke museum untuk kedua kalinya Areta mendapati ada penghuni baru di
museum tersebut. Di sana dia bertemu dengan satu fosil yang baru ditemukan yang
diduga merupakan bayi dari Pithecanthropos karena ukuran tengkoraknya lebih
kecil dari fosil Pithecanthropus Eractus yang ada. Dan Areta juga menemukan
fosil yang sama di rumah neneknya.
“Dia bibimu.
Bibi Tyar,” kata neneknya begitu mengetahui Areta menjumpai tengkorak bayi
tersebut.
Penemuan Areta
di rumah neneknya itu pun membuka tabir yang selama ini menjadi misteri buat Areta
kenapa ayah dan ibunya selalu menolak datang ke rumah neneknya di Trinil. Namun,
Areta tidak berhenti begitu saja, dia kembali ke rumah neneknya karena
mendengar Harry Dubois juga akan berkunjung ke Trinil. Pada suatu malam Areta
melihat cahaya dari belakang rumah neneknya. Cahaya yang kemudian mempertemukan
dia dengan Raja Pithe. Ternyata manusia purba itu belum punah. Areta pun dibawa
oleh manusia purba tersebut.
Areta kemudian
sampai pada satu tempat di mana Pithe berkumpul. Di sana juga Areta menemui
banyak wanita dari ras manusia yang ternyata diambil Pithe sebagai inang untuk
keberlangsungan hidup Pithe agar tidak punah. Karena Pithe hanya punya satu
wanita yaitu sang ratu yang sudah lemah tak berdaya. Bangsa Pithe ini tidak
hanya mengambil wanita dari bumi untuk dijadikan inang tapi juga mereka ingin
menguasai bumi. Areta berjuang untuk mrnggagalkan hal tersebut.
Gerbang Trinil
adalah sebuah novel dengan label science fiction. Ketika memegang novel Gerbang
Trinil ini sebenarnya saya dilanda sebuah kecemasan. Kecemasan jangan-jangan
saya tidak sanggup untuk menyelesaikan menbacanya karena genre Sci-Fi bukan
genre favorit saya. Tapi ternyata kecemasan saya tidak terjadi. Saya bisa
mengalir lancar membacanya dan dibuat penasaran apa yang terjadi dan apa yang
dilakukan Areta selanjutnya.
Perkenalan
pada tokoh Areta di awal novel sangat membantu saya bisa masuk ke dalam
ceritanya. Di awal kita akan diceritakan bagaimana ketertarikan Areta dengan
sejarah terutama Pithecanthropus Eractus, juga bagaimana hubungan Areta dengan
orangtua dan teman-temannya. Penggambaran setting yang detail dengan bahasa
yang mudah dipahami membuat Gerbang Trinil nyaman buat saya nikmati.
Mengambil
setting Trinil dengan Pithecanthropus Eractus sebagai latar dan tema cerita juga membuat
saya teringat lagi akan pelajaran sejarah saat masih sekolah dulu. Tentang Pithecanthropus
Eractus , tentang Trinil juga Eugene Dubois yang dulu bisa jadi pernah keluar
dalam ujian sekolah. Inilah novel science fiction dengan cita rasa lokal yang
begitu kental.
Oke, demikian ulasan singkat saya tentang Gerbang Trinil. Sampai jumpa besok di hari kelima blog tour Gerbang Trinil.
Judul : Gerbang Trinil
Penulis
: Riawani Elyta & Syila
Fatar
Penyunting : Dyah Utamu
Penerbit : Moka Media
Tahun
Terbit : 2014
Wah, tambah penasaran kok bisa di rumah nenek ada fosil yg mirip dengan di museum, dan nenek juga bilang itu bibinya areta?
ReplyDeleteNeneknya nyimpan banyak misteri jangan-jangan bibi areta salah satu manusia yang diculik oleh pithec neh bikin penasaran aja.
ReplyDeleteMakin menarik, makin tertarik untuk dapat membaca. Saya suka cover-nya, biru dan ilustrasi menggambarkan isi.
ReplyDeleteSaya saja yang di Jawa Timur belum pernah ke Trinil :D beneran masih ada kan ya sampai sekarang hihi.. abaikan saja
Saya pribadi kurang tertarik dengan sejarah, akibat pengajaran sekolah yang monoton. Malah mulai minat itu semenjak baca novel-novel sejarah. Jadi, siapa bilang novel nggak bisa menginspirasi? Itu pendapat saya loh :D
Melanie, sama belum pernah ke Trinil juga.
DeleteKalau aku dulu suka sejarah karena gurunya asyik, tapi minat tetep ke eksak :D
Namun, Areta tidak berhenti begitu saja, dia kembali ke rumah neneknya karena mendengar Harry Dubois juga akan berkunjung ke Trinil.
ReplyDeleteItu teh Dubois yg menemukan fosil Pithe zaman dahulu kala itu? wuih.. tambah penasaraan sama novel ini.. fantasi tanpa batas kayaknya..
Harry itu cicitnya Eugene Dubois yang nemu fosil Trinil tempo dulu itu, Mbak :D
DeleteApakah bibi areta juga pithecantropus? Wah jadi penasaran. Bisa jadi bahan bacaan seru plus buat pelajar gampang belajar sejarah dengan asyik nih..
ReplyDeletengitung duit di kantong[*ngelirik review novel ini* ugh..bikin penasaran kalo ngomongin sejarah...
ReplyDeletePithe yg manusia purba ternyata juga mahkhluk luar angkasa?.. wuidiih...takjub saya, kok bisa2nya ketemu ide kyk gini. Ajiiib...
ReplyDeleteHei, aku juga hobi bulutangkis lho! :D bahkan sampai sekarang masih menggilai bulutangkis, hehe. Eh, aduh, maaf ya jadi OOT deh. :p
ReplyDeleteNampaknya novel ini memang benar-benar akan membawa saya bernostalgia ke jaman SMP dan SMA dulu. Masa-masa dimana otak saya ngejelimet ngafalin nama-nama urutan zaman manusia purba yang berujung us-us itu, hahaha. But it was fun! ;)
Berarti novel ini nggak hanya memberi fantasi pada pembaca, tapi pastinya ada terselip ilmu yg tersirat kan ya? Apalagi kalo ini bisa dibaca oleh semua umur. Mantap deh. Bisa belajar lewat cerita begini biasanya lebih mudah diserap oleh anak-anak.
Ditambah pemaparan di review ini jadi tambah lope-lope deh mau bacanya. Konsep sci-fi yang kental dengan nuansa Indonesia itu sip banget, hehe. Teruslah berkarya dengan sci-fi nya yaaa mbak-mbak, biar makin jadi trend ke depannya. :)
penasaran dengan tokoh areta dan pengalamannya di novel ini
ReplyDeleteReview ini bikin aku tambah penasaran sama novelnya dan ditambah penasarannya dengan fosil yang sama di museum trinil terus sama dirumah neneknya Areta dan bilang itu bibinya, itu ceritanya gimana?
ReplyDeleteDan ini sci-finya kental abis ya di Indonesia. Dan juga pengetahuannya bakal banyak banget nih. Jadi inget pelajaran sejarah lagi haduh.
Dari review-nya aja udah kelihatan kalau novel ini berkualitas. Kenapa saya bilang berkualitas ?
ReplyDeleteAlasannya simple, karena penulis mampu mengangkat sejarah Pithecanthropus Eractus yang jarang dilakukan oleh penulis lainnya dan secara tidak langsung ikut memberikan wawasan baru bagi para pembacanya.
Agen Judi Bola Euro2020
ReplyDeleteAgen Judi Bola Euro 2021
Agen Judi Bola Euro2021
Agen Slot Terbaik
Agen Slot
Slot Hoki
Slot Hoki Asia
ReplyDeleteJudi Poker Resmi
Situs Judi Poker Online
Agen Poker Online Terpercaya
Situs Judi Kartu Online
Judi Kartu Online
Judi Kartu Online Terpercaya
Situs QQ Online Terpercaya
Situs Poker Online Terbaik