|
|
|
Irhayati Harun |
Ayo, siapa yang belum menikah dan pingin menikah? Menikah itu memang nikmat, karena bisa berhubungan secara halal dengan pasangan kekasih. Tapi, kenapa ya mempertahankan pernikahan tak semudah menikahnya? Banyak pasangan muda sampai tua yang menyerah dan memilih bercerai dengan berbagai alasan. Itu mengapa, menikah pun membutuhkan ilmu, salah satunya dengan membaca buku-buku tentang pernikahan. Kali ini, Bundamin mewawancarai Bunda Irhayati Harun, penulis buku yang banyak menulis buku-buku tentang pernikahan. Buku terbarunya adalah "Aku Mencintaimu."
Dari judulnya saja sudah terasa romantisnya nih. Buku Aku Mencintaimu adalah buku nonfiksi islami bertema pernikahan. Di dalam buku ini, Bunda Ir menjabarkan tips-tips merawat pernikahan agar awet, sakinah, mawaddah, warrahmah, dan berkah. Buku ini cocok dibaca oleh kamu yang akan menikah, baru menikah, dan sudah menikah. Bagi yang penasaran dengan bukunya, langsung serbu toko buku atau pesan langsung ke Mbak Ir, siapa tahu dapat diskon ^_^
1. Buku
Aku Mencintaimu adalah buku panduan pernikahan. Sudah berapa buku bertema
pernikahan yang Mbak Ir tulis? Mengapa Mbak Ir suka menulis buku bertema
pernikahan?
Jawab : Alhamdulillah sudah empat buku pernikahan yang
saya tulis yaitu surat
cinta untuk suamiku, aku mencintaimu, kesalahan dan larangan dalam pernikahan
yang lagi proses terbit di gramedia dan mau nikah? sekolah dulu yuk yang baru
selesai dan sedang diajukan ke penerbitJ Saya senang menulis tema pernikahan karena
bagi saya sebuah pernikahan itu adalah sebuah hubungan yang unik sekaligus kompleks, dimana terdapat banyak
hal yang menarik untuk digali. Selain karena miris melihat banyaknya pasutri
yang begitu gampangnya memutuskan untuk bercerai padahal tadinya menikah karena
cinta. Belum lagi anak anak yang menjadi korban perceraian. Mengapa banyak yang
tak memikirkan dampaknya. Hal inilah yang sering mengusik benak saya hingga ide-ide tak pernah habis di kepala menyingkap hal hal apa saja yang berhubungan
dengan hubungan dua manusia yaitu pria dan wanita yang sudah menikah. Padahal
menurut saya sebuah pernikahan yang langgeng itu adalah sebuah investasi bagi
kebahagiaan, kesehatan, rejeki dan pahala. Bila harmonis dan bahagia pernikahan
kita, maka dengan mudah rejeki, kesehatan dan pahala akan datang. Coba kalau
pernikahan malah membuat stress karena prasangka dan konflik yang tak
berkesudahan? otomatis kesehatan terganggu, rejeki makin jauh apalagi pahala. Oh
ya, saya juga lagi mencoba menulis tema pentingnya investasi cinta dalam
pernikahan. Moga ada penerbit yang melirik hehehehe…
2. Berapa
lama Mbak Ir menulis buku ini?
Jawab : Mungkin karena saya suka menulis tema ini, maka
tak butuh waktu lama yaitu tak sampai sebulan. Ditambah lagi sebelum menulis,
saya sudah suka melahap buku buku tema pernikahan, mengikuti seminar
pernikahan, dan rajin mengamati serta merenungi hubungan pernikahan yang saya
lihat dan dengar. Baik dari sekitar, status fb, televisi, bacaan-bacaan, bahkan
lewat radio. Ditambah teman teman yang suka curhat. Jadi begitu diacc penerbit,
semuanya sudah terkumpul di kepala.
3. Dari
mana Mbak Ir mendapatkan inspirasi untuk menulis buku ini?
Jawab : Inspirasi menulis buku ini selain saya dapatkan
dari yang saya sebutkan di atas, juga saat mengikuti seminar bertema mendidik
dengan hati. Saya pikir, dalam pernikahan juga penting mencintai dengan hati. Jadi
tak hanya dalam mendidik anak yang penting menggunakan hati. Sejatinya hubungan
antara orang tua dan anak, suami dan istri, bahkan hubungan kasih sayang
lainnya seperti persahabatan dsb tentu menggunakan hati agar bisa menyentuh
orang yang kita sayangi dengan hati. Meskipun judul awalnya mencintai dengan
hati diganti penerbit dengan aku mencintaimu. Tapi tema besar buku ini mulanya
tentang loving with heart.
4. Siapa
penulis buku nonfiksi pernikahan yang menjadi referensi Mbak Ir?
Jawab : Nunik noveldy yang menulis buku menikah untuk
bahagia. Beliau juga seorang konselor pernikahan. Lalu Cahyadi takariawan yang
juga seorang konselor pernikahan. Kemudian buku buku terjemahan dari luar tema
pernikahan, ditambah buku buku lokal.
5. Mbak
Ir kan juga
menulis novel fiksi. Lebih mudah mana, menulis fiksi atau nonfiksi? Mengapa?
Jawab : Menurut saya keduanya sama sama memiliki
kemudahan dan kesulitan. Hanya saja dalam menulis fiksi lebih sulit. Butuh
waktu lebih lama karena harus memikirkan bagaimana cara membangun konflik yang
menarik, selain butuh konsentrasi yang lebih tinggi untuk membangun imaginasi.
Jadi lebih lama selesainya. Makanya novel fiksi saya masih sedikit. Beda dengan
cerpen yang halamannya lebih sedikit. Meskipun awalnya menulis saya memulainya
dari menulis cerpen fiksi yang dimuat di beberapa majalah dan koran.
6. Berapa
lama proses penerbitan buku ini?
Jawab : Alhamdulillah tidak termasuk lama dibandingkan
buku saya yang lain alias paling cepat. Tiga bulan outline saya di acc, lalu
sebulan diselesaikan dan dua bulan kemudian terbit.
7. Apa
pesan yang ingin Mbak Ir sampaikan kepada pembaca buku ini?
Jawab : Gunakanlah hati yang tulus dan murni dalam
melihat pasangan kita, baik itu harapan-harapannya, masalah yang dia hadapi,
dsb karena hanya hati yang bisa merasakan apa yang tengah terjadi dengan
pasangan kita. Sementara akal digunakan hanya untuk mencari solusinya saja. Jadi
perlu keseimbangan antara hati dan akal dalam melihat masalah. Untuk itulah
penting menjaga hati dari penyakit hingga tak mudah muncul prasangka, dendam,
amarah dan benci saat melihat kekurangan pasangan.
8. Menurut
Mbak Ir, pernikahan yang ideal itu seperti apa?
Jawab : Pernikahan yang di dalamnnya ada usaha dan
kemauan yang keras dari pasutri untuk terus bertumbuh karena yang namanya
pernikahan itu ibarat pohon yang butuh waktu dan proses untuk bisa terus hidup.
Jadi menurut saya bila salah satu atau keduanya tidak mau berproses untuk terus
bertumbuh lewat adaptasi tiada henti, maka pernikahan akan sulit berjalan
secara ideal.
9. Bagaimana
Mbak Ir mengumpulkan survey mengenai suatu pertanyaan yang ada di dalam buku
ini?
Jawab : Melempar pertanyaan di jejaring social lalu
komentar atau jawabannya saya kumpulkan dan simpulkan. Selain itu dengan
mengadakan lomba menulis tema yang saya inginkan dengan imbalan hadiah bagi
tulisan yang inspiratif dan menarik untuk dimasukkan ke dalam buku saya. Seperti
yang terdapat dalam buku ini yaitu lomba menuliskan harapannya buat pasangan
dan kegiatan sederhana yang menyentuh. bersama pasangan. Ditambah curhatan
teman yang saya tulis ulang atas persetujuan yang curhat. Yang paling seru itu
saat mereka ingin harapannya dikirimkan ke pasangannya. Lalu saya tanyakan
reaksi pasangannya saat menerima surat
harapan yang saya kirim atas namanya. Ternyata seru dan menarik mengetahui
reaksi pasangan mereka. Ini sebuah pengalaman yang berharga dan bernilai bagi
saya selama menulis tema pernikahan yaitu dipercaya untuk menuliskan dan
mengirimkan harapan pasutri. Cuma kalo banyak, berat diongkos hehehehe.
10. Apa
pesan-pesan Mbak Ir untuk calon penulis yang ingin menulis buku nonfiksi?
Jawab : Pesan saya sebelum menulis, kumpulkan dulu data
sebanyak banyaknya. baik lewat buku buku, survey, kalau perlu ikiut seminar
yang kompenten dan diisi oleh pakarnya. Lalu lakukan riset secara mendalam dan
tidak setengah setengah hingga dikuasai benar. Setelah itu dilakukan, maka akan
lebih mudah dan lancar menyelesaikan naskah nonfiksi. Bahkan akan muncul dengan
sendirinya perspektif baru dalam pikiran kita yang membuat naskah kita semakin
berisi, orisinil dan menarik. Jadi gak hanya sekedar menulis ulang data yang
ada. Tentu saja lewat pemahaman dan perenungan dari semua bahan yang kita
dapatkan. Wasssalam dan terima kasih buat admin yang sudah memilih buku saya J
Moga sukses buat teman teman semua yang tengah berjuang menuliskan sesuatu yang
bermanfaat bagi banyak orang. Bukan materi atau kesuksesan yang kita cari,
namun pahala dari Yang Kuasalah yang akan kita terima. Selamat berjuang
ganbatte!
Wah, terima kasih banyak atas jawaban-jawabannya yang mengandung banyak ilmu nih, Mbak Ir. Buat kamu yang mau tanya lebih banyak lagi, langsung saja berteman dengan Irhayati Harun di facebooknya: Irhayati Harun.
|
|
|
|
|
Irhayati Harun |
Ayo, siapa yang belum menikah dan pingin menikah? Menikah itu memang nikmat, karena bisa berhubungan secara halal dengan pasangan kekasih. Tapi, kenapa ya mempertahankan pernikahan tak semudah menikahnya? Banyak pasangan muda sampai tua yang menyerah dan memilih bercerai dengan berbagai alasan. Itu mengapa, menikah pun membutuhkan ilmu, salah satunya dengan membaca buku-buku tentang pernikahan. Kali ini, Bundamin mewawancarai Bunda Irhayati Harun, penulis buku yang banyak menulis buku-buku tentang pernikahan. Buku terbarunya adalah "Aku Mencintaimu."
Dari judulnya saja sudah terasa romantisnya nih. Buku Aku Mencintaimu adalah buku nonfiksi islami bertema pernikahan. Di dalam buku ini, Bunda Ir menjabarkan tips-tips merawat pernikahan agar awet, sakinah, mawaddah, warrahmah, dan berkah. Buku ini cocok dibaca oleh kamu yang akan menikah, baru menikah, dan sudah menikah. Bagi yang penasaran dengan bukunya, langsung serbu toko buku atau pesan langsung ke Mbak Ir, siapa tahu dapat diskon ^_^
1. Buku
Aku Mencintaimu adalah buku panduan pernikahan. Sudah berapa buku bertema
pernikahan yang Mbak Ir tulis? Mengapa Mbak Ir suka menulis buku bertema
pernikahan?
Jawab : Alhamdulillah sudah empat buku pernikahan yang
saya tulis yaitu surat
cinta untuk suamiku, aku mencintaimu, kesalahan dan larangan dalam pernikahan
yang lagi proses terbit di gramedia dan mau nikah? sekolah dulu yuk yang baru
selesai dan sedang diajukan ke penerbitJ Saya senang menulis tema pernikahan karena
bagi saya sebuah pernikahan itu adalah sebuah hubungan yang unik sekaligus kompleks, dimana terdapat banyak
hal yang menarik untuk digali. Selain karena miris melihat banyaknya pasutri
yang begitu gampangnya memutuskan untuk bercerai padahal tadinya menikah karena
cinta. Belum lagi anak anak yang menjadi korban perceraian. Mengapa banyak yang
tak memikirkan dampaknya. Hal inilah yang sering mengusik benak saya hingga ide-ide tak pernah habis di kepala menyingkap hal hal apa saja yang berhubungan
dengan hubungan dua manusia yaitu pria dan wanita yang sudah menikah. Padahal
menurut saya sebuah pernikahan yang langgeng itu adalah sebuah investasi bagi
kebahagiaan, kesehatan, rejeki dan pahala. Bila harmonis dan bahagia pernikahan
kita, maka dengan mudah rejeki, kesehatan dan pahala akan datang. Coba kalau
pernikahan malah membuat stress karena prasangka dan konflik yang tak
berkesudahan? otomatis kesehatan terganggu, rejeki makin jauh apalagi pahala. Oh
ya, saya juga lagi mencoba menulis tema pentingnya investasi cinta dalam
pernikahan. Moga ada penerbit yang melirik hehehehe…
2. Berapa
lama Mbak Ir menulis buku ini?
Jawab : Mungkin karena saya suka menulis tema ini, maka
tak butuh waktu lama yaitu tak sampai sebulan. Ditambah lagi sebelum menulis,
saya sudah suka melahap buku buku tema pernikahan, mengikuti seminar
pernikahan, dan rajin mengamati serta merenungi hubungan pernikahan yang saya
lihat dan dengar. Baik dari sekitar, status fb, televisi, bacaan-bacaan, bahkan
lewat radio. Ditambah teman teman yang suka curhat. Jadi begitu diacc penerbit,
semuanya sudah terkumpul di kepala.
3. Dari
mana Mbak Ir mendapatkan inspirasi untuk menulis buku ini?
Jawab : Inspirasi menulis buku ini selain saya dapatkan
dari yang saya sebutkan di atas, juga saat mengikuti seminar bertema mendidik
dengan hati. Saya pikir, dalam pernikahan juga penting mencintai dengan hati. Jadi
tak hanya dalam mendidik anak yang penting menggunakan hati. Sejatinya hubungan
antara orang tua dan anak, suami dan istri, bahkan hubungan kasih sayang
lainnya seperti persahabatan dsb tentu menggunakan hati agar bisa menyentuh
orang yang kita sayangi dengan hati. Meskipun judul awalnya mencintai dengan
hati diganti penerbit dengan aku mencintaimu. Tapi tema besar buku ini mulanya
tentang loving with heart.
4. Siapa
penulis buku nonfiksi pernikahan yang menjadi referensi Mbak Ir?
Jawab : Nunik noveldy yang menulis buku menikah untuk
bahagia. Beliau juga seorang konselor pernikahan. Lalu Cahyadi takariawan yang
juga seorang konselor pernikahan. Kemudian buku buku terjemahan dari luar tema
pernikahan, ditambah buku buku lokal.
5. Mbak
Ir kan juga
menulis novel fiksi. Lebih mudah mana, menulis fiksi atau nonfiksi? Mengapa?
Jawab : Menurut saya keduanya sama sama memiliki
kemudahan dan kesulitan. Hanya saja dalam menulis fiksi lebih sulit. Butuh
waktu lebih lama karena harus memikirkan bagaimana cara membangun konflik yang
menarik, selain butuh konsentrasi yang lebih tinggi untuk membangun imaginasi.
Jadi lebih lama selesainya. Makanya novel fiksi saya masih sedikit. Beda dengan
cerpen yang halamannya lebih sedikit. Meskipun awalnya menulis saya memulainya
dari menulis cerpen fiksi yang dimuat di beberapa majalah dan koran.
6. Berapa
lama proses penerbitan buku ini?
Jawab : Alhamdulillah tidak termasuk lama dibandingkan
buku saya yang lain alias paling cepat. Tiga bulan outline saya di acc, lalu
sebulan diselesaikan dan dua bulan kemudian terbit.
7. Apa
pesan yang ingin Mbak Ir sampaikan kepada pembaca buku ini?
Jawab : Gunakanlah hati yang tulus dan murni dalam
melihat pasangan kita, baik itu harapan-harapannya, masalah yang dia hadapi,
dsb karena hanya hati yang bisa merasakan apa yang tengah terjadi dengan
pasangan kita. Sementara akal digunakan hanya untuk mencari solusinya saja. Jadi
perlu keseimbangan antara hati dan akal dalam melihat masalah. Untuk itulah
penting menjaga hati dari penyakit hingga tak mudah muncul prasangka, dendam,
amarah dan benci saat melihat kekurangan pasangan.
8. Menurut
Mbak Ir, pernikahan yang ideal itu seperti apa?
Jawab : Pernikahan yang di dalamnnya ada usaha dan
kemauan yang keras dari pasutri untuk terus bertumbuh karena yang namanya
pernikahan itu ibarat pohon yang butuh waktu dan proses untuk bisa terus hidup.
Jadi menurut saya bila salah satu atau keduanya tidak mau berproses untuk terus
bertumbuh lewat adaptasi tiada henti, maka pernikahan akan sulit berjalan
secara ideal.
9. Bagaimana
Mbak Ir mengumpulkan survey mengenai suatu pertanyaan yang ada di dalam buku
ini?
Jawab : Melempar pertanyaan di jejaring social lalu
komentar atau jawabannya saya kumpulkan dan simpulkan. Selain itu dengan
mengadakan lomba menulis tema yang saya inginkan dengan imbalan hadiah bagi
tulisan yang inspiratif dan menarik untuk dimasukkan ke dalam buku saya. Seperti
yang terdapat dalam buku ini yaitu lomba menuliskan harapannya buat pasangan
dan kegiatan sederhana yang menyentuh. bersama pasangan. Ditambah curhatan
teman yang saya tulis ulang atas persetujuan yang curhat. Yang paling seru itu
saat mereka ingin harapannya dikirimkan ke pasangannya. Lalu saya tanyakan
reaksi pasangannya saat menerima surat
harapan yang saya kirim atas namanya. Ternyata seru dan menarik mengetahui
reaksi pasangan mereka. Ini sebuah pengalaman yang berharga dan bernilai bagi
saya selama menulis tema pernikahan yaitu dipercaya untuk menuliskan dan
mengirimkan harapan pasutri. Cuma kalo banyak, berat diongkos hehehehe.
10. Apa
pesan-pesan Mbak Ir untuk calon penulis yang ingin menulis buku nonfiksi?
Jawab : Pesan saya sebelum menulis, kumpulkan dulu data
sebanyak banyaknya. baik lewat buku buku, survey, kalau perlu ikiut seminar
yang kompenten dan diisi oleh pakarnya. Lalu lakukan riset secara mendalam dan
tidak setengah setengah hingga dikuasai benar. Setelah itu dilakukan, maka akan
lebih mudah dan lancar menyelesaikan naskah nonfiksi. Bahkan akan muncul dengan
sendirinya perspektif baru dalam pikiran kita yang membuat naskah kita semakin
berisi, orisinil dan menarik. Jadi gak hanya sekedar menulis ulang data yang
ada. Tentu saja lewat pemahaman dan perenungan dari semua bahan yang kita
dapatkan. Wasssalam dan terima kasih buat admin yang sudah memilih buku saya J
Moga sukses buat teman teman semua yang tengah berjuang menuliskan sesuatu yang
bermanfaat bagi banyak orang. Bukan materi atau kesuksesan yang kita cari,
namun pahala dari Yang Kuasalah yang akan kita terima. Selamat berjuang
ganbatte!
Wah, terima kasih banyak atas jawaban-jawabannya yang mengandung banyak ilmu nih, Mbak Ir. Buat kamu yang mau tanya lebih banyak lagi, langsung saja berteman dengan Irhayati Harun di facebooknya: Irhayati Harun.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung ke blog BaW. Mohon kritik dan komentar yang membangun untuk setiap postingan ;)