Wednesday, April 10, 2013

When Can I See You Again?


Motivasi dari Owl (Link Gambar)
Pernahkah Anda menyaksikan pertengkaran otak kanan dan otak kiri? Pernahkah Anda mendengar bahwa orang berjenggot tidak seharusnya nonton kartun? Atau tahukah Anda bahwa Arul Chandrana sepupunya Owl City? Jika Anda ingin membuktikan ketidakbenaran semua isu tadi, baca sampai selesai tulisan ini.
***

Kapan kita bisa bermain lagi?
Kapan aku bisa menemuimu lagi?
Nyalakan langit dan bintang akan berkemilau untukmu
Pergilah keliling dunia karena semuanya begitu baru
jangan mata terpejam karena masa depanmu siap bersinar terang
hanya soal waktu saja sebelum nanti kita belajar terbang
selamat mengikuti irama malam
ada sesuatu di sana yang tak bisa kau acuhkan


sungguh
di sini menyenangkan tapi aku harus melanjutkan perjalanan
hidup terlalu singkat maka jangan bergerak lambat
tapi sebelum aku pergi menuruni jalanan
aku harus tahu sampai kapan nanti
kapan kita bisa bermain lagi?
kapan aku bisa menemuimu lagi

***
Yah, aku memang berteriak-teriak ketika tahu Novara masuk dalam beasiswa antitesa. Aku bahkan hampir mematahkan kaca mataku karena terburu-buru bersujud syukur. Itu pemandangan biasa jika kau tinggal sepuluh meter di sekitarku. Kau mungkin akan mencibir, orang itu tak bisa bergembira dengan cara rahasia.  Tapi sebenarnya, kawan, beberapa hari bahkan jam sebelum berita pengumuman itu, satu pemikiran rutin dan konyol menjilat otakku dan belum bisa hilang sampai sekarang: bagaimana kalau aku tersesat? Bagaimana kalau aku tidak bisa mencapai bandung tepat waktu? Bagaimana kalau malah nanti aku terdampar ke Blambangan? Aku bukan pembaca jalan yang baik walaupun aku pecinta jalan-jalan. Au bisa melupakan dengan baik sebuah rute yang tadi kulewati dua jam sebelumnya. Apalagi yang sama seklai belum pernah keselusuri.
Mungkin ada dari kita yang ingin berkomentar, apa?
Cowok takut kesasar? Kecian deh lho, dasar penakut! Hahahaha, jangan khawatir, Anda boleh melakukannya, tidak apa-apa, paling-paling jawabanku adalah: kemana saja selama ini kawan? Aku bahkan takutmenghadapi tikus yang membawa senapan dan sekotak bom C4 di punggungnya! Akuilah, rasa khawatir, gelisah, takut dan sangsi bukanlah hal-hal yang bisa kau atasi dengan diplomasi. Apalagi argumentasi. Jadi aku terlongong senang dan berpikir kalut mendapatkan kemenangan itu. Tidak akan ada yang datang menjemputku. Pasti itu.
Selanjutnya, sesuatu yang mengkhawatirkan datang menyusul. Begitu mendadaknya sehingga aku kalang kabut dibuatnya. Pada saat di mana aku harus menyusun rancangan keseluruhan kisah Novara dan merampungkan perbaikan Kapten Bhukal, justeru dorongan menulis itu hilang! Bwusssshhh. Aku membeku, tak tahu harus menekankan apa di tuts keyboard. Membuka dokumen dengan tekad membuat perubahan tapi menutupnya dengan tanpa perubahan. Ini membuatku lelah dan kemudian pasrah pada kemalasan. Dan seperti biasa, aku pun menjadi sopir yang sibuk membuat kebaya: melakukan hal sia-sia.

Otak kiri : hey, kamu kenapa berhenti? Ayo menulis!
Otak kanan : ah, males. Aku mau nonton film.
Otak kiri: jangan bilang mau nonton naruto lagi. Kau sudah empat kali menontonnya.
Otak kanan: tentu saja tidak.
Otak kiri: jadi apa? Kau mau nonton drama korea? Telenovela?
Otak kanan: gila aja, gak minat.
Otak kiri: hey, dengar ya, kalau mau jadi penulis yang sukses, kau harus menulis! Bukannya nonton.
Otak kanan: yah yah yah, aku sudah sering mendengarnya, bro.
Otak kiri: menonton fim hanya akan membuang waktumu! Kau harusnya menulis sekeras apapun situasinya! Jangan malah me—
Otak kanan: hmm, ada film baru gak ya?
Otak kiri: hoy hidung kolibri…dengarkan kata-kat…..kau nonton kartun?
Otak kanan: yiep, w-h-y?
Otak kiri: lihat dirimu! Ngaca! Kau itu sudah berkumis bahkan jenggotmu sudah mencapai taraf uncountable noun! Kau bahkan sudah mencukurnya sebanyak 456 kali sepanjang hidupmu!
Otak kanan: yah yah yah, aku tetap pengen nonton!
Otak kiri: kau mencederai usiamu! Kau seharusnya menon—apa itu? Wreck It Ralph? Apa kau gil—
Oak kanan: DIAMLAH OTAK CEREWEEEEET! Aku mau nonton film dan kau tak bisa menghentikannya atau mengaturnya! Sekali lagi kau bicara, kuusir kau dari kepalaku!
Orak kiri: mau mengusirku? Hayo, lakukan saja! Keluarkan aku dari kepalamu! Kau tidak akan beran—
Gubrak! Jduk! Doweng! Klonteng! Dhuooor!
Otak kanan: sekarang diam dan nikmati saja pertunjukan!

Dan aku pun menontonnya. Wreck It Ralph. Kartun yang luar biasa. Awalnya memang tidak special. Just like another ordinary Disney film. Tapi tiap beranjak menit selalu meningkat daya tariknya sampai kemudian di akhir cerita, ia mencerahkanku. Luar biasa. Kartun itu mencerahkanku! Dia berhasil melaksanakn tugas yang biasanya ditangani Naruto.
Ralph bilang, “aku memang jahat, dan aku tidak akan menjadi orang baik. Aku memang bukan orang baik, tapi memangnya seberapa jahat aku jika ternyata ada anak kecil yang menyayangiku?” Itu dia! Itu dia! Kenyataan luar biasa yang sebenarnya sering kita tolak kapan saja. Kita tak sanggup mengakui bahwa kita orang baik, tpai kita juga menolak jika disebut orang jahat. Dari pada membuat bingung, kenapa tidak mengakui keduanya saja? Ralph, aku juga menyayangimu, kawan. Dan sebagai penulis, aku memang malas menulis. Tapi seberapa malas aku jika dalam sehari aku bisa menulis tiga puluh halaman?
Kemudian, tiba-tiba saja tanpa aku sempat untuk menganstisipasinya, terdengarlah lagu itu, lagu yang meledak di kepalaku, lagu yang dibawakan sepupuku: Owl City, When Can I see You Again. Luar biasa, menyimak liriknya seakan-akan Adam Young sengaja membuat lagu itu untuk menyemangatiku yang sedang mlempem dan kehilangan keberanian. Adam mengatakan agar berani menyalakan langit karena bintang gemintang siap untuk membuatnya bersinar untukku, aku juga tak seharusnya takut atau mundur karena masa depan sedang menunggu dan siap untuk bersinar terang, dan aku akan terbang mencapai semua cita-cita, karena keberhasilan bukanlah sesuatu yang bisa kutolak. Juga oleh siapapun dari kita semua. Lagu itu seperti bom yang meledakkan gumpalan lender berbahaya yang bisa membunuh tekad dan harapan. Dan aku pun bangkit dengannya!
Inlah yang paling kusuka dari merasa lemah dan tak berdaya, yaitu ketika menemukan sesuatu yang tepat, menerimanya dan membiarkannya bekerja kemudian merasakan betapa hebat pengaruhnya dalam kehidupan. Yah, memang aku masih takut, masih ragu dan khawatir tentang perjalanan jauh, tapi itu dunia baru untuk ditempuh, itu langit untuk dinyalakan, itu jarak untuk dilewati dengan terbang. Bahkan Imam Syafi’ie pun menganjurkan setiap pemuda untuk merantau, dan Qur’an menganjurkan kita untuk menjelajah dunia guna membuktikan kebenaran-Nya. Selain itu, bukankah kita akan bertemu lagi?

5 comments:

  1. ah iyaaa, otak kanan dan kiri selalu beradu sendiri. :)
    tergantung kata 'hati', mau menuruti yang mana.

    eh gaya penulisannya menarik. Ini jenis tulisan apa ya?

    ReplyDelete
  2. kita memang punya sisi lain, spt satu keping mata uang

    ReplyDelete
  3. nah ya, kelupaan mau nyari film ini :( ntar deh sekalian sama yang voyage :D

    ReplyDelete
  4. unik banget tulisannya! tapi aku agak lemot buat nangkep amanatnya :(

    ReplyDelete
  5. Waaaaaaaaaaaah tulisannya,menarik perhatian deh :)

    ReplyDelete

Terima kasih telah berkunjung ke blog BaW. Mohon kritik dan komentar yang membangun untuk setiap postingan ;)