Saturday, November 16, 2013

[Diary Day] Ketika Hati Bertanya: Saya Berbakat Nulis, Gak?

Oleh: Afin Yulia

Menyenangkan bukan berada dalam satu komunitas yang punya hobi sama, sharing ilmu dan pengalaman seperti disini? Tetapi bagaimana jika setelah sekian lama anda merasa berjalan di situ-situ saja? Nggak beranjak ke mana-mana? Seperti teman-teman lainnya? Apakah itu membuat anda semua bertanya, ”Saya berbakat nulis enggak sih?”

Nah, nah, nah...sudah mulai mikir kayak begitu kan. Stop. Stop... Hooop!


Sebenarnya bukan karena tidak berbakat kawan. Menurut saya masing-masing orang istimewa. Tetapi memang tidak semudah itu menggali dimana keistimewaannya. Kadang-kadang kita terbakar ingin bisa seperti lainnya. Si mbak anu tuh enak bener ya jadi novelis, kenapa saya enggak? Cobain ah...Begitu pikir kita. Padahal bisa jadi kehebatan kita justru di sektor lainnya. Jadi penulis motivasi misalnya. Atau malah lebih jago ngerensensi? Nulis cerita anak? Nulis buku resep? Nulis buku tentang cara bercocok tanam praktis di pekarangan? Nulis buku tentang pengobatan alami?

Kenapa saya bilang begini? Karena saya melihat dan memperhatikan bagaimana beberapa penulis tumbuh. Ada orang yang berbakat untuk menulis novel sampai berpuluh-puluh halaman tetapi menulis artikel sepanjang 8-10 halaman belum tentu lancar. Ada yang pintar bikin puisi, diksinya mangstab jika sudah menulis satu judul puisi. Sayang untuk membuat cerpen, cerbung, atau novel merasa “ngap”. Ada juga yang pandai membuat artikel tapi kedodoran kalau harus membuat naskah fiksi. Tetapi disisi lain ada juga yang punya paket komplik, serba bisa! Novel, cerpen, cerbung, cernak, cerita komedi, puisi, artikel...sebutkan saja dan dia bisa melakukannya dengan baik.

Nah kita dimana? Kita ini jagonya di bidang apa? Itulah masalahnya.  Seperti yang saya katakan sebelumnya tidak semudah itu menggali keistimewaan kita. Perlu waktu untuk menyadarinya (ini saya banget, saya juga lagi mikir saya ini jagonya dimana sih hahahha...)

 *krik, krik, akhiran tulisan ini gak enak banget ya, si penulis juga masih mikir heheh

4 comments:

  1. Sip saya setuju, saya lebih nyaman buat artikel jika dibandingkan dengan puisi ah pokoknya yg fiksi buat kepla gundul

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak ika, masing2 orang ada keistimewaannya

      Delete
  2. wkwkw.. memang sepertinya mengenali diri sendiri terasa lebih susah jika dibandingkan menilai orang lain, yaa, Mbak Afin :D

    ReplyDelete

Terima kasih telah berkunjung ke blog BaW. Mohon kritik dan komentar yang membangun untuk setiap postingan ;)