Sunday, July 21, 2013

[Review Day] Temui Aku di Surga

Judul : Temui Aku di Syurga
Penulis : Ella Sofa
Penerbit : Quanta
Tahun : 2013

Sinopsis :
Malik dan Yudho, dua pemuda sebaya dan nyaris serupa fisiknya. Namun, nasib dan takdir mereka jelas berbeda. Malik, putra bungsu sebuah keluarga berada di Desa Randuasri. Sementara Yudho, pemuda cemerlang yang tak bisa melanjutkan sekolah karena kemiskinan keluarganya, dan harus berjuang agar bisa mandiri dan membantu kehidupan orang tuanya. Jalinan nasib akhirnya mempertemukan mereka berdua. Bersahabat karib, bahkan seperti dua saudara.

Tetapi, tiba-tiba saja mereka harus terpisah. Sisa-sisa masa lalu Malik yang kelam membuatnya sekali lagi harus terperosok dalam bahaya, dan berakhir dengan kematiannya. Yudho dan keluarga Malik terpuruk! Tapi hidup harus terus bergulir.
Yudho mendapat tawaran untuk mencalonkan diri menjadi kepala desa. Ia menemukan banyak kejanggalan dan hambatan. Bahkan ia melihat dalang dibalik kecelakaan yang dialami sahabatnya, Malik. Apakah yang terjadi selanjutnya dengan hidup Yudho? Berhasilkah ia menjadi kepala desa? Mampukah ia menahan gejolak hatinya yang ternyata diam-diam menaruh rasa pada seorang gadis yang dulu dikagumi Malik?

Ella Sofa mampu mengemas semuanya dengan manis. Novel yang berkisah tentang pemilihan kepala desa di Jepara ini dibaluri intrik yang menegangkan. Namun ditutup dengan akhir yang indah dan dalam. Temui Aku di Surga, sebuah janji yang terpatri di hati Yudho.

=========================================

Ini novel kedua penulis yang saya baca. Satu hal yang saya sukai dari karya penulis satu ini, adalah ceritanya yang menggambarkan sebuah proses kehidupan. Diramu dengan alur yang cepat dan padat, juga energi yang dapat dirasakan mengiringi setiap kalimatnya, sehingga tetap menarik rasa penasaran untuk nggak melepaskan hingga lembar terakhir.

Kalau boleh mengomentari kemasan, sebenarnya saya agak menyayangkan sih, kenapa pada sinopsis di back cover langsung nyebutin kalo salah satu tokoh utamanya mati. Meski cerita memang nggak berhenti sampai di situ, tetapi kesan spoilernya tetep kerasa, hingga kalo misalnya kita baca sinopsis terus baca novel ini mulai dari tengah cerita, masih nyambung lah :)

Untuk karakter kedua tokoh utama prianya, Malik dan Yudho, terus terang saya agak kesulitan membedakan, karena penggambaran karakternya masih mirip2, untung juga deh salah satunya 'dimatiin', jadi mulai dari tengah saya nggak bingung lagi, hehe...
Tapi melukiskan karakter tokoh utama pria yang sama2 protagonis memang susah2 sulit deh, lebih enak kalo salah satunya antagonis kaya' di sinetron2 :)

Dan, menurut saya penyelesaian konfliknya juga agak terasa mudah ya? Hanya karena pelakunya dikejar rasa bersalah, lalu dengan sukarela menyerahkan diri ke polisi, dst. sementara dari awal cerita, menurut saya pembangunan konflik dalam cerita ini lumayan menarik, runut, plotnya rapi, pengennya sih eksekusi finalnya juga nendang gitu *pinter ngomong doank*

Oh ya, untuk unsur cintanya nih, apa karena saya kebanyakan baca romance umum kali ya? Jadi, proses jatuh cinta antara tokoh2nya kok terasa cepat dan tiba2 gitu ya? baru ketemu, tanpa ada komunikasi yang panjang, tapi tokoh wanitanya (Hesti) udah bisa menuangkan perasaannya dalam berlembar2 diary?
Sengaja nanyain ini, mengingat tokoh yang jatuh cinta disini kan ceritanya sama2 anak santri. jadi, apa anak santri kalau jatuh cinta memang umumnya instan begitu ya?

Or karena novel ini dilabeli novel islami, jadi proses jatuh cintanya pun yang type2 dari mata langsung nempol ke hati, dan bukannya witing tresno jalaran soko kulino, kali ya? hehe, *komen opo iki? :D
Yaa, kali aja satu hari saya n teman2 disini pengen nyoba nulis novel dibawah label novel islami, jadinya 'kan pengen tahu juga standar cerita cintanya yang kaya' gimana, pilihan ranah temanya seperti apa, dsb.

Segini aja deh, dilanjutin malah tambah banyak ngaconya ini, hehe. Btw, novel ini cukup recommended kok, terutama buat yang udah jenuh baca2 novel bersetting metropolis dan tema2 modern, sekali lagi salut buat penulisnya yang udah berani mengangkat tema dan setting sosial yang kurang komersil tapi secara faktual, hal2 seperti ini ada di sekeliling kita :)
Peresensi: Riawani Elyta
 

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung ke blog BaW. Mohon kritik dan komentar yang membangun untuk setiap postingan ;)