Judul : Temui Aku di Syurga Penulis : Ella Sofa Penerbit : Quanta Tahun : 2013
Sinopsis :
Malik dan Yudho, dua pemuda sebaya dan nyaris serupa fisiknya. Namun,
nasib dan takdir mereka jelas berbeda. Malik, putra bungsu sebuah
keluarga berada di Desa Randuasri. Sementara Yudho, pemuda cemerlang
yang tak bisa melanjutkan sekolah karena kemiskinan keluarganya, dan
harus berjuang agar bisa mandiri dan membantu kehidupan orang tuanya.
Jalinan nasib akhirnya mempertemukan mereka berdua. Bersahabat karib,
bahkan seperti dua saudara. Tetapi, tiba-tiba saja mereka harus
terpisah. Sisa-sisa masa lalu Malik yang kelam membuatnya sekali lagi
harus terperosok dalam bahaya, dan berakhir dengan kematiannya. Yudho
dan keluarga Malik terpuruk! Tapi hidup harus terus bergulir. Yudho
mendapat tawaran untuk mencalonkan diri menjadi kepala desa. Ia
menemukan banyak kejanggalan dan hambatan. Bahkan ia melihat dalang
dibalik kecelakaan yang dialami sahabatnya, Malik. Apakah yang terjadi
selanjutnya dengan hidup Yudho? Berhasilkah ia menjadi kepala desa?
Mampukah ia menahan gejolak hatinya yang ternyata diam-diam menaruh rasa
pada seorang gadis yang dulu dikagumi Malik?
Ella Sofa mampu
mengemas semuanya dengan manis. Novel yang berkisah tentang pemilihan
kepala desa di Jepara ini dibaluri intrik yang menegangkan. Namun
ditutup dengan akhir yang indah dan dalam. Temui Aku di Surga, sebuah
janji yang terpatri di hati Yudho.
=========================================
Ini novel kedua penulis yang saya baca. Satu hal yang saya sukai dari
karya penulis satu ini, adalah ceritanya yang menggambarkan sebuah
proses kehidupan. Diramu dengan alur yang cepat dan padat, juga energi
yang dapat dirasakan mengiringi setiap kalimatnya, sehingga tetap
menarik rasa penasaran untuk nggak melepaskan hingga lembar terakhir.
Kalau boleh mengomentari kemasan, sebenarnya saya agak menyayangkan
sih, kenapa pada sinopsis di back cover langsung nyebutin kalo salah
satu tokoh utamanya mati. Meski cerita memang nggak berhenti sampai di
situ, tetapi kesan spoilernya tetep kerasa, hingga kalo misalnya kita
baca sinopsis terus baca novel ini mulai dari tengah cerita, masih
nyambung lah :)
Untuk karakter kedua tokoh utama prianya, Malik
dan Yudho, terus terang saya agak kesulitan membedakan, karena
penggambaran karakternya masih mirip2, untung juga deh salah satunya
'dimatiin', jadi mulai dari tengah saya nggak bingung lagi, hehe...
Tapi melukiskan karakter tokoh utama pria yang sama2 protagonis memang
susah2 sulit deh, lebih enak kalo salah satunya antagonis kaya' di
sinetron2 :)
Dan, menurut saya penyelesaian konfliknya juga
agak terasa mudah ya? Hanya karena pelakunya dikejar rasa bersalah, lalu
dengan sukarela menyerahkan diri ke polisi, dst. sementara dari awal
cerita, menurut saya pembangunan konflik dalam cerita ini lumayan
menarik, runut, plotnya rapi, pengennya sih eksekusi finalnya juga
nendang gitu *pinter ngomong doank*
Oh ya, untuk unsur cintanya
nih, apa karena saya kebanyakan baca romance umum kali ya? Jadi, proses
jatuh cinta antara tokoh2nya kok terasa cepat dan tiba2 gitu ya? baru
ketemu, tanpa ada komunikasi yang panjang, tapi tokoh wanitanya (Hesti)
udah bisa menuangkan perasaannya dalam berlembar2 diary? Sengaja
nanyain ini, mengingat tokoh yang jatuh cinta disini kan ceritanya sama2
anak santri. jadi, apa anak santri kalau jatuh cinta memang umumnya
instan begitu ya?
Or karena novel ini dilabeli novel islami, jadi
proses jatuh cintanya pun yang type2 dari mata langsung nempol ke hati,
dan bukannya witing tresno jalaran soko kulino, kali ya? hehe, *komen
opo iki? :D Yaa, kali aja satu hari saya n teman2 disini pengen
nyoba nulis novel dibawah label novel islami, jadinya 'kan pengen tahu
juga standar cerita cintanya yang kaya' gimana, pilihan ranah temanya
seperti apa, dsb.
Segini aja deh, dilanjutin malah tambah
banyak ngaconya ini, hehe. Btw, novel ini cukup recommended kok,
terutama buat yang udah jenuh baca2 novel bersetting metropolis dan
tema2 modern, sekali lagi salut buat penulisnya yang udah berani
mengangkat tema dan setting sosial yang kurang komersil tapi secara
faktual, hal2 seperti ini ada di sekeliling kita :)
Peresensi: Riawani Elyta
Judul : Temui Aku di Syurga Penulis : Ella Sofa Penerbit : Quanta Tahun : 2013
Sinopsis :
Malik dan Yudho, dua pemuda sebaya dan nyaris serupa fisiknya. Namun,
nasib dan takdir mereka jelas berbeda. Malik, putra bungsu sebuah
keluarga berada di Desa Randuasri. Sementara Yudho, pemuda cemerlang
yang tak bisa melanjutkan sekolah karena kemiskinan keluarganya, dan
harus berjuang agar bisa mandiri dan membantu kehidupan orang tuanya.
Jalinan nasib akhirnya mempertemukan mereka berdua. Bersahabat karib,
bahkan seperti dua saudara. Tetapi, tiba-tiba saja mereka harus
terpisah. Sisa-sisa masa lalu Malik yang kelam membuatnya sekali lagi
harus terperosok dalam bahaya, dan berakhir dengan kematiannya. Yudho
dan keluarga Malik terpuruk! Tapi hidup harus terus bergulir. Yudho
mendapat tawaran untuk mencalonkan diri menjadi kepala desa. Ia
menemukan banyak kejanggalan dan hambatan. Bahkan ia melihat dalang
dibalik kecelakaan yang dialami sahabatnya, Malik. Apakah yang terjadi
selanjutnya dengan hidup Yudho? Berhasilkah ia menjadi kepala desa?
Mampukah ia menahan gejolak hatinya yang ternyata diam-diam menaruh rasa
pada seorang gadis yang dulu dikagumi Malik?
Ella Sofa mampu
mengemas semuanya dengan manis. Novel yang berkisah tentang pemilihan
kepala desa di Jepara ini dibaluri intrik yang menegangkan. Namun
ditutup dengan akhir yang indah dan dalam. Temui Aku di Surga, sebuah
janji yang terpatri di hati Yudho.
=========================================
Ini novel kedua penulis yang saya baca. Satu hal yang saya sukai dari
karya penulis satu ini, adalah ceritanya yang menggambarkan sebuah
proses kehidupan. Diramu dengan alur yang cepat dan padat, juga energi
yang dapat dirasakan mengiringi setiap kalimatnya, sehingga tetap
menarik rasa penasaran untuk nggak melepaskan hingga lembar terakhir.
Kalau boleh mengomentari kemasan, sebenarnya saya agak menyayangkan
sih, kenapa pada sinopsis di back cover langsung nyebutin kalo salah
satu tokoh utamanya mati. Meski cerita memang nggak berhenti sampai di
situ, tetapi kesan spoilernya tetep kerasa, hingga kalo misalnya kita
baca sinopsis terus baca novel ini mulai dari tengah cerita, masih
nyambung lah :)
Untuk karakter kedua tokoh utama prianya, Malik
dan Yudho, terus terang saya agak kesulitan membedakan, karena
penggambaran karakternya masih mirip2, untung juga deh salah satunya
'dimatiin', jadi mulai dari tengah saya nggak bingung lagi, hehe...
Tapi melukiskan karakter tokoh utama pria yang sama2 protagonis memang
susah2 sulit deh, lebih enak kalo salah satunya antagonis kaya' di
sinetron2 :)
Dan, menurut saya penyelesaian konfliknya juga
agak terasa mudah ya? Hanya karena pelakunya dikejar rasa bersalah, lalu
dengan sukarela menyerahkan diri ke polisi, dst. sementara dari awal
cerita, menurut saya pembangunan konflik dalam cerita ini lumayan
menarik, runut, plotnya rapi, pengennya sih eksekusi finalnya juga
nendang gitu *pinter ngomong doank*
Oh ya, untuk unsur cintanya
nih, apa karena saya kebanyakan baca romance umum kali ya? Jadi, proses
jatuh cinta antara tokoh2nya kok terasa cepat dan tiba2 gitu ya? baru
ketemu, tanpa ada komunikasi yang panjang, tapi tokoh wanitanya (Hesti)
udah bisa menuangkan perasaannya dalam berlembar2 diary? Sengaja
nanyain ini, mengingat tokoh yang jatuh cinta disini kan ceritanya sama2
anak santri. jadi, apa anak santri kalau jatuh cinta memang umumnya
instan begitu ya?
Or karena novel ini dilabeli novel islami, jadi
proses jatuh cintanya pun yang type2 dari mata langsung nempol ke hati,
dan bukannya witing tresno jalaran soko kulino, kali ya? hehe, *komen
opo iki? :D Yaa, kali aja satu hari saya n teman2 disini pengen
nyoba nulis novel dibawah label novel islami, jadinya 'kan pengen tahu
juga standar cerita cintanya yang kaya' gimana, pilihan ranah temanya
seperti apa, dsb.
Segini aja deh, dilanjutin malah tambah
banyak ngaconya ini, hehe. Btw, novel ini cukup recommended kok,
terutama buat yang udah jenuh baca2 novel bersetting metropolis dan
tema2 modern, sekali lagi salut buat penulisnya yang udah berani
mengangkat tema dan setting sosial yang kurang komersil tapi secara
faktual, hal2 seperti ini ada di sekeliling kita :)
Peresensi: Riawani Elyta
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung ke blog BaW. Mohon kritik dan komentar yang membangun untuk setiap postingan ;)
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung ke blog BaW. Mohon kritik dan komentar yang membangun untuk setiap postingan ;)