Nada cinta [sumber] |
Perkenankan
pertama-tama saya mengucapkan terimakasih atas kesempatan yang telah diberikan
oleh ibu Kepsek Leyla Imtichanah ~ kok jadi seperti sambutan ketua RT.
Sebelumnya saya
mewanti-wanti agar surat terbuka ini menjadi alat silaturahmi dari hati ke hati
tak ada maksud lain yang tersembunyi ~ makin Gak Jelas ^^
Saya lupa kapan
tepatnya saya bergabung di BAW (nggak ada fasilitas untuk menemukan tanggal
bergabung di grup ya?) tapi saya ingat benar Ila Rizki yang menyeret saya
kemari - mirip hewan qurban. Sumpah saya gemetar ditarik ke BAW - Be A Writer,
siapa pula saya kuiser yang hanya punya 3 Antologi yg terbit nasional (jauh mah
dibanding Naqiyyah Syam dan Nyi Penengah Dewanti): 50 Cerita Binatang
dan Tokoh Lain yang Inspiratif" (GPU 2012), Curhat Bisnis (Calista
Publisher 2012) dan AsmaNadia Inspirasiku (Leutika 2011) sementara beberapa
Antologi yang bisa dihitung jari hanya terbit indie dan saya bahkan tidak
sempat mengkoleksi - mirip promosi terselubung.
Apalagi di sini saya
temui nama-nama besar dunia kepenulisan di samping ibu Kepsek YTC Leyla
Imtichanah , ada Riawani Elyta, Shabrina WS, Ade Anita, Eni Martini, Binta El
Mamba (khusus mbak Binta saya paling suka cerpennya tentang setan yang
menggerutu selalu menjadi tokoh antagonis :D). Yang membuat saya ndhredeg ada
Sari Yulianti yang memberi komen "lieur, gak jelas siapa dapat apa"
di cerpen sok komedi saya di UNSA. Waduh sepertinya saya bakal jadi kambing
qurban beneran nih....Untungnya ada Afin Yulia yang pernah senasib
sepenanggungan lolos audisi antologi tapi tidak terbit hingga kini dan Ary Nur
Azizah teman ber haha hihi di wall teman - dan ternyata si Ary ini sangat
berbakat dalam dunia menulis (eh penyamaran yang sempurna).
Satu dua mention untuk
mengikuti pelajaran tentang setting (dan entah apalagi) saya abaikan atau ssst
saya buka rahasia tiap kali dimention saya baca sekilas dan setor jempol. Lama
kelamaan membaca notes para suhu membuka mata saya. OK lah meski dipaksa semedi
berhari-hari di puncak Semeru saya mungkin tak bakal bisa menulis Cerpen
apalagi Novel, kemampuan saya sebatas fiksi mini (yaelah fiksi mini pun tak
lolos audisi Gado-Gado Poligaminya Bu Kepsek) tetapi ilmu gratisan susah
dicari, jadilah saya penggemar setia notes para suhu di sini. Udah gratis,
kapan pun bisa di akses kalau saya nggak manfaatkan kesempatan itu untuk
belajar rasanya kok jadi manusia kufur fitur..eh kufur nikmat.
Mengikuti jadwal
pelajaran nekad saya posting CatHar tentang anniversary pernikahan - amaaan
lumayan banyak sambutan setidaknya memberi ucapan selamat, berasa artis. Posting
kedua resensi saya mention mbak Riawany Elyta dan Mamah Ghula itu Linda karena
membaca resensi beliau berdua itu rasanya ketagihan. Hasilnya dapat komen
"resensi yang mentah" ..apa sih maksudnya apa harus digoreng dan
dibumbu olalala saya baru tahu memang begitulah menulis resensi harus ditinjau
dari sisi kelebihan dan kekurangan, posting resensi kedua alhamdulillah nilai 7
lah dari beliau berdua, saya pun percaya diri mengirimkan resensi tersebut ke
media, hasilnya nggak ada jawaban sampai hari ini :D.
Begitupun saat harapan
mulai merekah : lolos audisi KUMCER BAW - pikir saya sederhana : alhamdulillah
punya antologi lagi setelah sekian lama vakum atau tidak lolos audisi, ternyata
para penerbit belum berminat menerbitkan KUMCER keroyokan. Ternyata dunia
kepenulisan itu adalah wujud nyata dari kerasnya kehidupan, penuh perjuangan,
tak ada yang mudah untuk diraih seperti saat menulis nada-nada cinta ini saya
mesti menulis dua kali setelah tulisan sebelumnya hilang tak berbekas tanpa
sempat disimpan.
Mencoba..mencoba...berlatih
tiada henti itu yang diajarkan BAW. Meski sadar kemampuan menulis pas-pasan
saya masih menyimpan impian kelak dari menulis opini, artikel, resensi,
blogging saya bisa mencari nafkah. Dan BAW lah tempat yang paling tepat untuk bersekolah
transfer ilmunya gratis tanpa birokrasi berbelit, guru-gurunya pilih
tanding...kita bisa belajar menulis smart, efisien seperti bu Kepsek Leyla
Imtichanah dan mbak Riawani Elyta juga mbak Ade Anita, guru yang rendah hati
dan mirip pak Tino Sidin yang selalu memotivasi dengan : baagusss seperti mbak
Shabrina WS (dan tulisannya begitu nyastra)..plus banyak lagi yang tidak bisa
saya sebut satu-satu..
Bertemu teman baru
seperti Miss V = Vita Sophia Dini dan Zukhruf El Habibah yang akhirnya jadi teman
ngekuis di mana-mana pun saya temukan di BAW (hidup kuiserrr matilah para
koruptor - klo ketemu Izrail).
Selain belajar menulis
formal di BAW saya juga banyak belajar menulis dari hati dari pra blogger
sejati : Windi Teguh, Bundanya Fiqhtiya dan Binta El Mamba ...satu dua saya
pernah baca juga tulisan Amalia F Dewi yang menyentuh hati...lomba ngeblog saya
jadi makin terpacu apalagi sering baca link lomba yang diposting mbak Fardelin
Hacky...lomba ngeblog teruuuus tapi belum pernah menaaaang lagi (baru sekali
menang ngeblog itupun belum gabung di BAW, nah berapa bulan tuuu) Hmm jiaaan
nggak seperti blogger-blogger BAW tersebut di atas yang sering menang lomba.
Gara-gara lomba blog
ini pula saya sempat gak enak hati baca komen seseorang di sini tentang tulisan
#NightTreatment saya yang menurutnya terinspirasi tulisan bu kepsek Leyla
Imtichanah, padahal suer saya cuma baca judulnya Cinderella apa gitu ya dan
tulisan saya tentang percakapan buah Mulberry, buah Anggur, Rainbow Cake, si
Citra body lotion plus ketiga wanita yang bertemu saat reuni...saya kurang tau
apa memang isinya mirip tetapi komen itu lekat di hati berhari-hari, sempat
saya berpikir ehm begini ya kalau kuiser menulis dituduh plagiat karya penulis
sementara saat ada kesamaan ide konsep lomba blog saya dengan mbak Riawani
Elyta di Wardah soal foto Before and After saya tak menuduh beliau plagiat
(mana adalah penulis memplagiat pemula dan terbukti menang pula sementara saya
hadiah hiburan pun tidak hahahah) mengapa misalnya kemiripan itu sama-sama
dipandang sebagai ide yang kebetulan bersamaan meski tak saling komunikasi atau
membaca karya masing-masing.
Ya udahlah layaknya
keluarga gesekan pasti terjadi bukankah hanya di BAW saya merasa (sok) seperti
keluarga sendiri sementara di grup lain saya cuma menjadi peserta pasif, paling
tidak di BAW saya masih sering di mention, di puk puk...seperti saya juga pasti
sering menoreh luka mungkin pernah membuat Bundanya Fiqhtiya agak keberatan
saat saya tidak meminta izin mencantumkan beliau sebagai referral di idblognet
(ini mah saya sangat kebangetan mohon dimaafkan).
Dengan segala
kerendahan hati dan ketidaktahuan diri izinkan saya juga meminta maaf atas
segala kesalahan yang saya perbuat baik secara sadar maupun setengah pingsan.
Karena tulisan bisa
saja setajam lisan, saya tak ingin niat menulis untuk mengumpulkan serpihan
kenangan menjadi sesuatu yang menyebalkan...tulisan, foto, komen yang saya
posting di FB, blog adalah mozaik karya tanpa bingung berpikir tentang gaya
menulisnya, teknik fotografinya atau siapa tokoh utama dalam cerita ..kelak
semua itu menjadi kenangan atas siapa saya saat tak lagi hidup di dunia....so
untuk semua warga BAW yang tercolek namanya maupun terlewatkan mohon kiranya
notes kecil saya ini dimaafkan.....
BAW akan selalu di
hati, kini hingga nanti....#please tolong jangan remove saya, remember me
sometime ... -_-
November 17, 2012 at 5:04pm
Alamaaak tulisan gejeku masih mejeng di sini #OMG tutup muka pake baskom ;p
ReplyDeleteWaah, dari kuiser jadi anggota BAW?
ReplyDeleteKeren :)
Hmm, prestasinya kak Dwi Aprily sungguh jauh lebih baik daripada saya :))