Sunday, January 6, 2013

SC #4 M.Sholich Mubarok: Dilarang Komen!


Tentang surat BAW aku tak tahu harus menuliskan tentang apa dan untuk siapa. Saking bingungnya, atau saking tak punya daya keakraban kuat? Kalau akrab tentu saja ada yang akrab. Kalau bingung tentu saja bingung. Karena kuantiti laki-laki di sini sangat terbatas dan mungkin sangat mahal--lebih tepatnya jual mahal. Yang akan saya sebut tak jauh-jauh apa yang sudah dikatakan dan ditulis oleh tante-tante sebelumnya. Atau aku tak usah menyebutnya? Ah, tak usahlah. Aku cari titik aman, bisa-bisa saya nanti disomasi karena melakukkan pembunuhan karakter terhadap tokoh-tokoh pembesar di sini. Dimejahijaukan atau diKUAkan? Ok, yang terakhir abaikan dan anggap saja iklan sosis atau pidatonya pak ARB yang panjang dan nggak penting.


Di sini adalah forum dilarang diam. Cerewet adalah syarat mutlak untuk menjadi siswa BAW, School of Writing Tresno Jalaran Soko Kulino. Kalau kamu ibu-ibu rumah tangga yang pendiam dilarang diam, namun kalau punya niat kuat untuk menulis silakan berlatih cerewet atau silakan rajin memantau dan komentar, jangan hanya meninggalkan jempol karena bisa jadi jempolmu tak steril. Silakan cerewet asal tak melanggar norma agama dan melanggar UUD 1945. Cerewet di sini bukan dari mulutmu namun dari jemari tanganmu agar terbiasa berpikir dan peka terhadap sekitar. Misal, ketika hape suamimu ketinggalan dan ada orang Singapore nelpon dan nggak berani ngangkat, kamu boleh menuliskannya. Siapa tahu jadi ide untuk menulis cerpen dengan judul "Ketika Panggilan Menyapa dalam Klik". Mari cerewet dan lihatlah sekitar atau kalau kata Aa Gym, tips menghadapi masalah adalah: Hadapi, Hayati dan Nikmati. Nah, karena kamu calon penulis, tolong tambahkan satu lagi: Tulis dalam Diary.

Di atas aku sering menyebut kata ibu-ibu rumah tangga karena mayoritas di sini adalah IRT. Ada juga para calon ibu. Aku laki-laki dan masih ada...beberapa laki-laki di sini. Ada Andrie Husein yang asik dengan dunia Galileo Galilei, Arul Candra alias Muhammad (terusannya aku lupa, aku sedikit ilfeel dengan nama lanjutannya yang perpaduan bahasa suku maya dan suku nyata seperti luwing yang diikat dengan ranting bambu untuk lepet) yang sudah mencipta novel dengan ketebalan halamannya seperti bantal dikosanku. Mas LaksamanaYudha Citra Handika yang jago statistik (terang saja, ia jebolan Sekolah Tinggi Ilmu Statistik yang tak jauh dari terminal Kampung Melayu), Arya Aditya yang menghilang ditelan pernikahan, Mas Cowie (yang masih kukira dia dulu adalah perempuan) siapa lagi, tolong tambahkan.

Di sini kamu akan mengalami kebosanan. Bosan karena tak jua segera move on. Tak segera mencipta karya jika hanya melongo saja. Di sini updatenya cepat sekali. Kadang akan dibuat kelimpungan, baca yang mana dulu, yang dimention atau yang menarik hati. Abaikan saja, nunggu suasana hati datang. Habis itu, silakan dihabiskan.

Sampai saat ini, aku belum pernah ketemu siapapun orang-orang di sini. Waktu kopdar bisa saja hadir, namun di sana aku tak mau jadi pusat perhatian atau paling sadis akan menjadi pangeran yang membawa belanjaan ibu-ibu.

Dari BAW, yang kudapatkan adalah kelas yang komunikatif dan informatif, ini bisa menaikkan elektabilitasku sebagai seorang penulis. Kekadang tak bersahabat sama diri sendiri karena belum bertelur. Hanya puyuh-puyuh kecil berupa cerpen dan essai. Hingga dapat tamparan dari kakak alumni: wajah novelis kok nulisnya fiksi mini!

Jangan banyak tanya dan banyak komen di sini, tentang tulisan ini bila tak substansial. Karena bisa-bisa kena sial. Ok, aku mau tidur. Selamat malam, ehm, maksudku selamat pagi.

Muhammad Sholich Mubarok (Fb)

November 20, 2012 at 1:20am

1 comment:

Terima kasih telah berkunjung ke blog BaW. Mohon kritik dan komentar yang membangun untuk setiap postingan ;)