Katak Dalam Tempurung
Shabrina Ws
“Aku akan membungkus matahari!” Teriak Katak suatu hari.
Lalu kabar tentang Katak yang ingin membungkus matahari pun segera tersebar ke seluruh hutan Talakona.
“Bagaimana
mungkin Katak bisa membungkus matahari?” tanya Tikus yang baru saja
menaruh bungkil-bungkil kacang sebagai cadangan makanan.
“Oh, kau ketinggalan berita Tikus tanah kecil. Tentu saja itu bisa terjadi. Karena
telah bertahun-tahun katak bertapa dalam tempurung,” ucap Kerbau yang sesekali
terlihat mengunyah.
“Tapi…dengan apa dia membungkusnya?” seekor Rayap terlihat bingung.
“Tentu
saja itu mudah. Bukankah dengan bertapa bertahun-tahun di dalam
tempurung Katak akan menjadi sakti?” ujar kerbau, dia mengeluarkan akar
ilalang yang dikunyahnya.
“Sakti? Ha ha ha ha…” Suara tawa panjang Beruang membuat mereka terkejut.
“Hei, Beruang, apa kau tidak punya sopan santun, tertawa tanpa menutup mulut?” Kelinci yang terkenal sopan menegur beruang.
“Oh, maaf kelinci baik hati. Terima kasih telah menegurku. Tapi sejak tadi, aku
merasa geli dan tak bisa menahan tawaku,” sahut Beruang sambil bersandar di
pohon akasia.
“Memangnya kenapa Tuan Beruang?” tanya tikus tanah.
“Lihatlah,
sebagian penduduk Talakona telah terpengaruh oleh teriakan si Katak. Ha
ha ha ha…ups, maaf…,” Beruang buru-buru menutup mulutnya.
“Hei,
jangan sembarangan menertawakan Katak. Ilmu kesaktiaannya bisa
mendengarkan siapa saja yang menjelek-jelekkan dia?” sahut Kerbau lagi.
“Aduh,
aduh…Kerbau yang baik. Jarak pendengaran itu terbatas. Kenapa kau
begitu percaya dengan kata-kata Katak. Dia itu hanya nyaring suaranya
saja. Sebentar lagi musim hujan dan suaranya pasti bertambah nyaring,”
kata beruang.
“Maaf Tuan Beruang, aku tidak mengerti maksudmu.” Tikus tanah mendekat.
“Besok
sore, aku akan mengundang seluruh penghuni hutan Talakona ke pantai di
sebelah barat hutan ini. Aku akan mengadu kesaktian dengan Katak,” ucap
Beruang sebelum pergi.
“Waaaw!”
Maka
kabar yang lebih heboh segera tersebar. Besok sore adalah saatnya
membuktikan sejauh mana kesaktian Katak. Apakah dia benar-benar bisa
membungkus matahari? Dan apa yang akan dilakukan Beruang yang selama ini
selalu berkeliling dengan
setumpuk buku-buku bacaan.
Keesokan
harinya, seluruh penduduk Talakona berbondong-bondong pergi ke pantai
Talakona, di barat hutan Talakona. Acara dimulai. Beruang maju ke depan.
Sesekali kakinya disentuh ombak pantai. Sementara sang katak melompat
dengan senyum bangga.
“Hai penduduk
Talakona, saksikanlah. Bahwa suatu hari aku akan membungkus matahari!”
teriak Katak. Semua yang hadir bertepuk tangan.
“Hei Beruang kacamata, kesaktian apa yang akan kau tunjukkan padaku?” tanya Katak dengan lantang.
“Katak
yang baik hati. Kau boleh saja mengaku sakti dan ingin membungkus
matahari. Namun, sebentar lagi, kita akan bersama-sama menyaksikan
matahari tenggelam ke dalam lautan!” kata Beruang.
“Hahahahaha…itu tidak mungkin! Aku tidak percaya kalau kesaktianmu bisa menenggelamkan matahari!”
Dan,
seluruh yang hadir diam. Semua memandang matahari yang semakin lama
berubah jingga kekuningan. Sinarnya tak lagi panas. Matahari itu
terlihat lebih besar. Air laut berwarna jingga kemerahan. Dan seperti
kata beruang, matahari itu pelan-pelan tenggelam ke dalam lautan. Dan
suasana menjadi temaram lalu benar-benar gelap.
“Apa-apaan ini, Beruang! Kau curang! Kau menggunakan sihirmu!” teriak kata.
“Wahai
Tuan Katak yang baik. Sesungguhnya, aku tak punya kesaktian apa-apa.
apalagi menenggelamkan matahari ke dalam lautan. Karena, di pantai ini
memang begitulah yang terjadi tiap sore. Matahari tenggelam dengan
indah. Kau saja yang selama ini tak pernah keluar dari tempurung.
Padahal di luar banyak hal yang bisa kita lihat.”
Katak
terlihat sedih menahan malu. Maka, semua yang hadir tahu, kalau
ternyata katak tak punya kesaktian apa-apa. Dan sejak hari itu, setiap
kali ada yang banyak bicara tapi malas belajar dan bekerja, mereka
selalu mengingatkan “Jangan seperti katak dalam tempurung! Keluarlah,
belajarlah dan bekerjalah!”
Gadingkirana
24911
Labels
Author of The Month
(12)
BAW Goes to School
(3)
Blogging Day
(3)
Buku Pilihan Admin
(5)
cerpen
(26)
Diary Day
(11)
Info Kirim Naskah
(4)
Info Lomba
(8)
Interview
(1)
Liputan Khusus
(3)
Materi Kelas BAW Community
(20)
Motivasi Menulis
(19)
Promo Buku
(39)
resensi buku
(24)
Resensi Film
(7)
Share Day
(10)
Sharing Day
(7)
surat cinta
(16)
Tips Nulis
(11)
Ulasan
(2)
Sunday, July 21, 2013
[Cerpen] Katak dalam Tempurung
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Cerpen anak yg apik..
ReplyDeletesukaa banget.. :)
cerita-cerita seperti ini yang paling dibutuhkan anak Indonesia sekarang
ReplyDelete